Kesehatan

Perut Anak Kembung? Kenali 7 Penyebabnya!

Perut Anak Kembung? Kenali 7 Penyebabnya!

Gas di usus adalah hal yang normal pada anak maupun orang dewasa. Rata-rata setiap hari kita mengeluarkan gas sebanyak 2 liter. Pada kebanyakan kasus, ini tidak jadi persoalan, tapi jika ini terjadi pada anak-anak, kemungkinan besar ia akan merasa tidak nyaman dan mengeluh tentang kondisinya. Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah membatasi makanan atau kebiasaan yang memicu gas.

Ketika anak mengalami kembung yang tidak nyaman, Anda bisa memberikan antacid atau obat anti gas untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran cerna bagian atas dan bawah. Tapi hubungi dokter bila Anda mengobati anak beberapa kali dalam sehari selama lebih dari 3 hari berturut-turut, atau muncul gejala lain seperti muntah, diare, atau demam. Anak bisa mengalami kondisi yang lebih serius seperti alergi makanan atau intoleransi laktosa.


Penyebab Perut Bergas Pada Anak

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak kembung atau mengalami masalah pencernaan:


  1. Makanan tinggi serat seperti sereal atau makanan berlemak

    Beberapa anak memiliki usus yang sensitif pada serat atau lemak. Perhatikan makanan jenis mana yang membuat saluran cerna anak terganggu dan batasi konsumsinya. Anda bisa membahas pola makan anak denga dokter yang bisa memberi saran lain.


  2. Tidak bisa diam ketika makan

    Para orangtua akan melakukan apa saja agar anak mau makan dengan baik, termasuk membiarkan anak bergerak kesana-kemari, menonton televisi, atau bahkan melompat-lompat saat makan. Ini bukan hal yang baik. Ketika anak bermain atau bergerak-gerak saat makan, udara bisa terjebak di saluran usus.

    Bila anak sering kembung, kemungkinan ia makan dengan cepat agar kunyahannya tidak mengganggunya bermain, yang juga meningkatkan konsumsi udara dan tidak baik untuk pencernaan, juga meningkatkan resiko tersedak. Jika ia makan sambil menonton televisi, ia biasanya mengabaikan sinyal tubuh kalau ia sudah merasa kenyang. Solusinya, ajak anak duduk di meja makan bersama Anda saat makan, minta ia mengunyah makanan dengan baik, dan tidak terburu-buru. Katakan ketika ia sudah selesai makan, ia bisa bermain sesuka hati.


  3. Minum minuman bersoda

    Minuman karbonasi seperti soda mengandung asam phosphoric, yang bisa menyebabkan perut kembung dan masalah pencernaan. Soda juga cenderung membuat anak merasa kenyang, jadi mereka tidak minum susu dan air putih dalam jumlah yang seharusnya atau mendapat semua nutrisi yang dibutuhkan sepanjang hari. Coba kurangi minuman bersoda pada anak atau setidaknya batasi pada acara spesial seperti pesta ulang tahun.


  4. Mengunyah permen karet

    Pemanis buatan di permen karet bebas gula sulit dicerna anak, terjebak di usus, dan difermentasi menjadi gas usus. Mengunyah permen karet juga bisa membuat anak menelan udara lebih banyak. Jadi coba batasi anak mengunyah permen karet.


  5. Makan sayuran tertentu

    Seperti orang dewasa, anak bisa mengalami kembung ketika makan sayur seperti brokoli dan bunga kol. Bila anak makan makanan sehat ini, itu bagus. Hanya pastikan Anda tidak memberikannya terlalu banyak karena bisa memicu gas berlebih.


  6. Minum banyak jus

    Banyak orang tua yang salah paham tentang manfaat memberikan jus pada anak. Jika anak minum lebih dari satu gelas jus dalam sehari, ini bisa menyebabkan anak mengalami kembung. Beberapa anak ada yang kesulitan mencerrna fruktosa dan sukrosa di dalam jus buah. Sehingga ini bisa mengakibatkan perut kembung, bahkan diare, dan membuat anak merasa terlalu kenyang saat waktu makan tiba. Idealnya, anak dengan usia lebih dari 3 tahun tidak minum lebih dari 6 hinggg 8 ounce gelas jus setiap hari.


  7. Tidak minum cukup air putih

    Minum air putih tidak mengatasi masalah kembung pada anak, tapi ini akan membantu mengatasi konstipasi atau kesulitan buang air besar (konstipasi sering berkaitan dengan gas dan rasa tidak nyaman di perut). Pastikan anak minum beberapa gelas air putih setiap hari sebagai tambahan susu atau jus yang Anda berikan.


Bunda, anak rentan mengalami kembung karena sistem pencernaan mereka sedang berkembang dan masih belajar menggerakkan gas ke saluran pencernaan dengan efektif. Dengan memahami penyebab, cara mengurangi gejala, dan penanganan perut kembung pastinya akan sangat membantu. Jika anak mengalami rasa sakit yang ekstrem, ia harus dibawa ke dokter karena bisa menjadi tanda masalah medis yang lebih serius.


Menangis Bikin Perut Anak Kembung

Gas di saluran cerna (esophagus, perut, usus kecil, dan usus besar) berasal dari dua sumber utama, yakni udara yang tertelan dan makanan yang tidak tercerna dengan baik. Nah, menangis bisa membuat udara masuk ke perut lho Bun. Menangis kadang menjadi hal yang normal pada semua anak sebagai cara berkomunikasi. Menangis juga jadi cara untuk bayi mengomunikasikan kebutuhannya.

Tangisan anak juga bisa mengindikasikan kalau mereka lapar, kesepian, kepanasan, kedinginan, tidak nyaman, atau perlu diganti popoknya. Atau menangis bisa hanya bagian dari mood ketika mereka belajar tentang emosi. Banyak juga anak yang menangis karena alasan yang tidak jelas. Jika anak sering menangis, ini akan menyebabkan ia memasukkan udara ke sistem pencernaan. Gelembung udara ini bisa terjebak di perut dan masuk ke usus. Dan ini bisa membuat anak kembung.

Tumbuh gigi juga sering jadi penyebab kenapa batita menangis dan karenanya akan lebih banyak udara masuk ke perut. Gusi sering sakit dan produksi air liur berlebih selama tumbuh gigi mengandung enzim yang menyebabkan perut terganggu. Semua ini biasanya menyebabkan anak lebih banyak menangis, yang membuat ia makin kembung dan lebih rewel dari biasanya.


3 Tanda Ada Banyak Udara di Perut Anak

  1. Kembung Dan Gangguan Perut

    Gas memiliki kemampuan mengapung dan kantong gas bisa terjebak di atas atau bawah usus. Gas bertindak seperti gabus, menghalangi aliran cairan gas dan menyebabkan tekanan. Tekanan ini mengakibatkan kembung dan bengkak yang terasa sakit pada perut. Ketika kantong gas terbentuk di perut, ini bisa menyebabkan perut melembung, menghasilkan rasa tidak nyaman atau sakit.

  2. Bersendawa Dan Cegukan

    Udara yang tertelan yang mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida, meninggalkan perut melalui sendawa. Udara yang tertelan juga bisa menyebabkan cegukan. Cegukan terjadi ketika diafragma, otot berbentuk kubah di dasar dada, menjadi teriritasi. Beberapa hal yang mengakibatkan iritasi diafragma adalah makan terlalu cepat atau terlalu banyak, iritasi di perut atau tenggorokan, atau merasa gugup. Biasanya cegukan berlangsung hanya beberapa menit. Beberapa kasus cegukan bisa berlangsung beberapa hari atau minggu, tapi ini sangat jarang dan biasanya ini jadi tanda masalah medis lain.

  3. Refluks

    Kumpulan gas di perut juga bisa menyebabkan tekanan yang mengakibatkan isi perut kembali ke esophagus, yang umum disebut refluks. Anak bisa mengalami refluks di usia berapapun, meski lebih umum terjadi pada bayi dan anak di bawah usia 1 tahun. Refluks bisa terasa sangat menyakitkan. Refluks sering kali muncul seperti perasaan terbakar di dada atau perut, yang bisa membangunkan anak di malam hari ketika mereka di posisi horizontal. Jika anak mengalami obesitas, ada kemungkinan lebih besar refluks terjadi, karena perubahan dinamika otot esophagus. Refluks juga bisa dipicu oleh makanan. Penyebabnya bisa makanan cepat saji yang berlemak, makanan pedas, makanan asam, pepermint, coklat, kafein, dan makan dalam jumlah banyak atau terlalu dekat dengan waktu tidur.

(Ismawati)