Balita

Tips Agar Bayi Tetap Aman Saat Belajar Merambat

Tips Agar Bayi Tetap Aman Saat Belajar Merambat

Setelah beberapa minggu belajar mengangkat tubuhnya ke posisi berdiri, si kecil akan mulai berjalan merambat pada perabot di rumah, kemungkinan ini dimulai pada usia 8 hingga 11 bulan. Berjalan merambat jadi tahap sebelum berjalan mandiri. Merambat diawali dengan bayi menggeser kakinya, lalu perlahan ia menempatkan beban pada kaki dan menggunakan tangan hanya untuk menyeimbangkan badan. Dari sini, ia mulai menggerakkan tangan sambil mengangkat kaki dan akhirnya ia berjalan di antara perabot rumah.

Bunda, meski buah hati Anda mahir merambat, berjalan tanpa bantuan bukan hal yang mudah dilakukan, jadi tak perlu cemas kalau sepertinya ia terlihat butuh waktu untuk melakukannya. Kaki bayi masih lebih kecil dibanding kepalanya dan ia perlu waktu untuk mengoordinasikan gerakan pada pinggang, lutut, dan mata kaki. Anda bisa membantu si kecil dengan memberinya kebebasan menjelajah, jangan terlalu sering menggendongnya. Pastikan bayi memiliki akses hanya pada perabot yang stabil.

Ketika bayi mulai berjalan merambat, ia mulai tahu berbagai hal yang sebelumnya tidak ia sadari, menyebabkan zona potensial bahaya tepat di depan matanya. Untuk memastikan keamanan buah hati, turunkan level pandangan Anda dan lihat apa yang bisa ia raih ketika berdiri, merambat, dan bereksplorasi. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:


  • Amankan taplak meja kapan pun ada benda berat atau panas di atasnya.

  • Kabel listrik yang menjuntai. Gunakan gulungan kabel untuk mengumpulkan kabel yang panjang.

  • Tarik tali pada gorden jendela dan paku pada sisinya.

  • Lindungi anak dari sudut meja yang tajam dengan bantalan pelindung.

  • Ada potensi bahaya pada apapun yang Anda buang di tempat sampah. Bila menggunakan tempat sampah untuk membuang baterai, klip kertas, atau benda berbahaya lain, pastikan ada penutup pada tempat sampah yang tidak bisa dibuka anak.

  • Untuk tanaman di dalam rumah, cari tahu varian yang berbahaya dan jauhkan dari jangkauan bayi.

  • Perabot yang tidak stabil, pindahkan dari ruangan. Amankan lampu berdiri di belakang perabot yang berat. Tempelkan bantalan pelindung pinggir pada sudut tajam lemari maupun meja.


Saat belajar berjalan, si kecil akan sering terjatuh, wajah membentur meja, menabrak pagar, atau jatuh terbalik dari sofa. Ia biasanya akan menangis tapi kemudian beraksi kembali sehingga kita yakin ia tidak apa-apa. Terjatuh dan merasakan sakit jadi bagian dari belajar berjalan. Beberapa tips yang bisa membantu:


  • Permukaan berkarpet jadi tempat pendaratan yang lebih lembut dibanding lantai keramik.

  • Si kecil membutuhkan perabot tanpa pinggir yang tajam untuk mengangkat tubuhnya dan menjaga keseimbangan. Terus awasi si kecil agar ia tidak menggapai permukaan yang tidak stabil dan tidak aman.

  • Bersihkan lantai dari benda yang bisa membuat anak terpeleset.

  • Tutup area yang tidak aman, seperti tangga.

  • Berlatih berjalan bersamanya dengan memegang dua tangannya. Semakin banyak latihan, semakin cepat ia akan mendapat keseimbangan.

  • Biarkan anak berjalan tanpa alas kaki. Bila cuaca dingin, pakaikan sepatu boot yang lembut agar kakinya tetap mudah bergerak.

  • Penggunaan helm tidak disarankan karena bisa menyebabkan cedera pada kepala atau leher.

  • Bila bisa, tangkap tubuhnya sebelum ia terjatuh.

  • Cari tahu apakah jatuhnya parah. Secara umum, bila ia menangis, berarti jatuhnya tidak terlalu parah. Jika ia terhuyung dan tidak merespon, maka Anda perlu menghubungi dokter.

  • Monitor kondisi anak setelah jatuh untuk memastikan kondisinya kembali normal. Hubungi dokter bila terlihat ada yang salah atau Anda merasa cemas.


Banyak lho Bun orang tua yang mengira anak yang dini berjalan berarti nantinya ia akan berprestasi di bidang olahraga.  Tapi sebenarnya dini atau terlambat berjalan lebih tentang apakah anak tipe pengambil risiko atau tipe “lihat dan tunggu.” Beberapa anak memiliki mental “aku pasti bisa” dan ingin segera mencoba ketika ada kesempatan. Mereka tidak takut terjatuh. Tapi ada pula anak yang tidak mau mulai berjalan hingga yakin mereka bisa melakukannya dengan baik. Anak macam ini biasanya akan lebih berhati-hati dan kontemplatif.

Berjalan juga bisa dipengaruhi oleh:


  • Ukuran. Bayi yang lebih besar sering terlambat berjalan karena perlu tenaga lebih untuk bangkit dibanding bayi yang lebih kecil.

  • Infeksi telinga yang kambuh. Bila anak berusia 16 bulan atau lebih dan belum berjalan, bisa jadi karena penyakit. Infeksi telinga bisa mengganggu keseimbangan bayi dan menunda berjalan.

  • Urutan lahir. Bayi dengan saudara kandung lebih besar akan lebih mudah termotivasi untuk berjalan karena ia ingin mengejar dan meniru yang dilakukan kakaknya.


Di tahap awal belajar merambat, Anda bisa memotivasi anak untuk berjongkok dari posisi berdiri dengan menempatkan benda menarik di lantai ketika ia berdiri. Ia akan membungkuk untuk mengambilnya. Awalnya ia mungkin akan menjatuhkan diri ke lantai untuk mendekati benda, tapi kemudian ia bisa berjongkok, mengambil mainan, dan berdiri kembali. Semua gerakan menarik badan, berjongkok, dan merambat dari sisi ke sisi lain, membantu bayi mengembangkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi yang dibutuhkan untuk berjalan.

Membantu berlatih berjalan dengan memegang tangannya menstimulasi perkembangan bagian otak yang mengontrol keseimbangan dan koordinasi. Jangan paksakan bila ia belum siap. Mulailah dengan memegang kedua tangannya dan ketika ia siap, gunakan hanya satu tangan. 

Untuk membuat aktivitas jadi menyenangkan dan bayi tertarik berdiri, Anda bisa tempatkan mainan favorit di pinggir sofa. Dengan begitu ia jadi terpancing untuk menarik diri ke sofa atau memegang pinggir sofa  ketika berdiri. Jangan panik bila anak lebih memilih merangkak. Bayi biasanya bergantian dari merangkak dan berjalan. Bila bayi melihat sesuatu di seberang ruangan dan ingin segera mengambilnya, ia akan merangkak. Ia berpikir untuk segera sampai di sana, berjalan butuh waktu lebih lama.

Bayi akan belajar berjalan lebih mudah bila tidak mengenakan alas kaki, karena bertelanjang kaki memberi kontak langsung dengan lantai. Ketika di luar ruangan, tentu bayi membutuhkan sepatu. Cari sepatu dengan sol fleksibel, dan sepatu harus bisa terlipat jadi setengahnya. Gunakan sepatu anti slip ketika ia berjalan di luar ruangan.

Yang juga harus diingat nih Bun, sebesar apapun usaha Anda untuk mengamankan rumah bagi si kecil yang sedang berjalan berjalan, tak ada yang bisa menggantikan pengawasan Anda. Jadi terus awasi si kecil dan ekstra waspada ketika ia berada di dapur dan kamar mandi. Meski begitu, selalu berada dekat dengannya dan menjadi pengamat memberi Anda kesempatan untuk mengajarkan anak kalau beberapa hal tidak boleh untuknya. Ketika melihat anak berusaha menggapai benda berbahaya, gunakan kesempatan ini untuk tegas mengatakan “Nggak, itu nggak aman buat dipegang. Ganti mainan ini ya.” Gunakan kata peringatan seperti “aduh’ atau “panas” untuk menegaskan apa yang ingin Anda ajarkan. Perlahan ia akan mengerti.


(Ismawati)