Balita

Baby Talk: Bagaimana Cara Berkomunikasi dengan Bayi?

Baby Talk: Bagaimana Cara Berkomunikasi dengan Bayi?

Selama satu tahun sejak si kecil lahir, pasti ada banyak sekali hal-hal baru yang ia coba pelajari, salah satunya adalah cara berkomunikasi. Saat sang buah hati tersenyum, tertawa, atau sekedar berceracau memanggil Bunda dengan sebutan 'mama' atau 'tataaa', itu adalah caranya sendiri untuk mengajak Anda mengobrol.

 

Tentunya melalui baby talk tersebut, si kecil berharap Bunda akan menjawab ceracauannya kembali dengan tersenyum, bernyanyi, atau membacakan buku. Berkomunikasi dengan sang buah hati adalah fase penting pada masa-masa awal ia lahir.

 

Bunda sebaiknya memusatkan perhatian pada perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa si kecil karena hal tersebut berhubungan dengan banyak hal. Mulai dari perkembangan kemampuan membaca, menulis, serta hubungan interpersonal kelak di kemudian hari.

 

Baby talk: Saat anak tersenyum dan memperhatikan Bunda

Jauh sebelum si kecil dapat berbicara dengan lancar, bayi sesungguhnya sudah mampu memahami arti perkataan yang Bunda ucapkan secara umum. Tak hanya itu, bayi juga menyerap pemahaman tentang nada bicara, jadi ia tahu kapan Bunda sedang senang atau sedang marah-marah.

Nah, oleh karena itu, penting bagi para Ibu untuk senantiasa mendukung usaha si kecil untuk berkomunikasi sejak dini dengan cara memberikan perhatian penuh padanya. Berikut adalah cara-cara yang dapat Bunda lakukan, it's easy!

  • Berikan segenap waktu dan perhatian pada si kecil saat ia berbicara, tak peduli seberapa sibuknya Anda. Dengarkan ceracauannya dengan penuh kasih sayang, tanggapi pula perkataannya, meskipun Bunda tidak mengerti apa maksudnya. Cara ini akan memancing si kecil untuk terus berbicara.
  • Saat anak sedang tertawa, lihat mukanya dengan antusias. Jangan menoleh, menginterupsi, atau berbicara dengan orang lain. Bunda pun boleh ikut tertawa agar ia merasa diperhatikan.
  • Sering-seringlah tersenyum di hadapan anak, terutama saat ia mulai melakukan baby talk nya yang lucu itu.
  • Nah, satu hal yang tak kalah penting adalah kesabaran. Ya, terutama kesabaran untuk mengartikan setiap tanda yang si kecil berikan dalam komunikasi non-verbalnya. Bahkan ekspresi muka dan ceracauan tanpa makna pun adalah sinyal bahwa si kecil merasa senang atau malah sedang sebal. 

 
Baby talk: Tirukan perkataan sang buah hati

Sejak awal anak belajar untuk bicara, baby talk haruslah berjalan dua arah. Artinya, saat bayi mengeluarkan bunyi dari mulutnya, Bunda diharapkan untuk menimpali perkataan tersebut dengan cara Anda sendiri. Salah satunya adalah dengan meniru apa yang diucapkan bayi, tidak peduli sekacau apa ceracauannya.

Meski terdengar lucu, baby talk akan membuat si kecil merasa penting, dicintai, serta diperhatikan sepenuhnya oleh Bunda. Cobalah menerapkan hal-hal berikut ini untuk memulai berkomunikasi:

  • Bersikaplah seperti cermin. Ikutlah tersenyum atau cemberut seperti saat anak melakukan hal tersebut.
  • Berikan respon sebaik mungkin, bahkan saat Bunda tidak mengerti apa yang si kecil coba untuk katakan.
  • Ajarkan anak cara berkomunikasi layaknya orang dewasa, yakni dengan mengumpan balik setiap perkataan agar komunikasi menjadi dua arah dan berkesinambungan satu sama lain.
  • Tiru ceracau lucunya. Misal saat sang buah hati berkata 'gu gu gu' atau 'pa pa pa', tirulah perkataann tersebut lalu tunggu sampai ia mulai mengeluarkan ceracauan lain untuk Bunda tirukan kembali.
  • Selain ceracauan, gesture atau bahasa tubuh juga merupakan cara si kecil untuk berkomunikasi. Bunda dapat menirukan caranya menggerakkan tangan atau menggelengkan kepala sebagai sinyal bahwa Anda mengerti maksud perkataannya.

 
Baby talk: Sering-seringlah berbicara dengan anak

Bayi itu tak hanya cerewet, namun ia juga pendengar yang baik loh, Bun. Ia sangat antusias saat mendengar Bundanya sedang berbicara, terutama jika Anda mengajaknya berkomunikasi dengan nada suara lembut dan terdengar bahagia.
 
Bayi belajar berbicara dengan cara meniru perkataan yang ia dengar di sekitarnya. Itu berarti, semakin sering Bunda mengajak ia berbicara, semakin cepat pula anak akan menguasai ketrampilan berbicara dan berbahasa.
 
Namun, ada beberapa hal yang orang tua sering salah kaprah saat mencoba berkomunikasi dengan bayi. Misalnya saja banyak orang dewasa yang menggunakan nada suara khusus saat mencoba untuk ber baby talk, yakni dengan meninggikan suara dengan ekspresi yang terlalu berlebihan. Padahal, Bunda cukup menjawab perkataannya dengan nada suara normal seperti saat Anda berbicara dengan orang dewasa lain.
 
Baby talk sejatinya menirukan suara serta mimik khusus wanita, karena bayi mengasosiasikan suara wanita dengan kenyamanan serta cinta kasih. Meski ada banyak pendapat mengatakan bahwa baby talk tidak baik bagi perkembangan berbahasa anak, namun sesungguhnya baby talk tidak akan menghambat atau mengganggu bayi belajar berbicara selayaknya orang dewasa di kemudian hari.
 
Bunda dapat mengajari si kecil kata-kata yang benar dengan cara mengulangi hal tersebut bekali-kali hingga anak mulai biasa mendengar kata tersebut. Misalnya menyebut kata botol saat memberikan dia botol susu. Atau, Bunda dapat menunjuk diri sendiri sambil berujar 'mama' setiap ia melihat mata Bunda.
 
Terapkan hal tersebut dimanapun dan kapanpun, baik saat menyusui, memakaikan pakaian, atau memandikan si kecil. Selalu hubungkan suatu bunyi dengan obyek atau aktivitas sehari-hari agar bayi mudah menyerap banyak hal-hal baru sekaligus. Contohnya, Anda dapat mengasosiasikan bak yang penuh air atau mainan kecil berbentuk bebek kuning dengan 'mandi'.
 

Baby talk: Kapan bayi mulai belajar berbicara?

Beberapa bayi sudah mampu mengucapkan beberapa kata saat ia genap berusia satu tahun. Namun ada juga anak yang baru mulai berbicara saat usianya menginjak 18 bulan. Perkembangan bicara pada anak itu beda-beda.
 
Jika anak Anda terlambat berbicara, mungkin ada yang salah dengan cara Bunda mengajarkannya komunikasi. Berikut Ibupedia berikan tips agar anak cepat menyerap kata-kata di sekitarnya:
 

  • Usia 1-3 bulan: Inilah saat-saat dimana bayi senang mendengar Bunda berbicara dan menimpali perkataan Anda dengan tersenyum atau melambai-lambaikan tangan mungilnya. Biasanya saat berusia 2 bulan, bayi akan mulai berkata 'ooh' dan ceracauan lucu lainnya. Di usia ini, Bunda boleh mulai membacakan dongeng atau mendengarkannya musik untuk membantu menstimulasi perkembangan otak si kecil.
  • Usia 4-7 bulan: Pada usia ini, bayi sudah mulai paham bahwa baby talk memiliki arti di mata Bunda. Ia menunggu-nunggu reaksi Bunda terhadap setiap ceracaunya. Karena itulah, bayi mulai cerewet karena sedang bereksperimen dengan berbagai bunyi dan intonasi. Ia mulai menaikkan maupun menurunkan nada suaranya saat berbicara, persis seperti orang dewasa saat bertanya atau menekankan kalimat tertentu.
  • Usia 8-12 bulan: Ini adalah 'usia emas' saat anak mulai dapat memanggil Bunda dengan sebutan 'mama' atau 'dada' untuk pertama kalinya. Meski awalnya mungkin hanya kebetulan saja ia dapat memanggil mama, namun jika Bunda dapat memberikan reaksi khusus saat ia mengucapkan 'mama', maka si kecil akan mulai senang menyebut kata tersebut. Sering-seringlah tersenyum dan melihat muka bayi saat mengajarkan si kecil suatu kosa kata. Misalnya, Bunda hendak mengajarinya untuk mengenal kata 'makan', maka Anda harus mengulangi kata tersebut sepanjang hari agar cepat diserap oleh otak si kecil.

 
Apabila anak Anda tak kunjung berbicara sampai usianya lebih dari satu tahun, maka ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Pada usia satu tahun, seharusnya sang buah hati sudah dapat merespon arti kata 'tidak', mengenal namanya sendiri, atau datang ke arah Bunda saat Anda melambaikan tangan dan berkata 'sini'.

Meskipun perkembangan berbahasa setiap anak berbeda-beda, namun memeriksakan anak ke dokter sedini mungkin adalah pencegahan terbaik untuk mengetahui apakah si kecil mengalami kesulitan berbicara.

 

(Yusrina)