Kesehatan

Mengatasi Kejang (Seizure) pada Anak

Mengatasi Kejang (Seizure) pada Anak

Bila anak Anda tiba-tiba mengalami kejang dan tidak memberi respon serta tatapan matanya terlihat kosong, kemungkinan ia mengalami seizure ringan. Seizure ringan biasanya berlangsung hanya selama beberapa detik hingga beberapa menit. Jika anak Anda sampai kehilangan kesadaran, jatuh ke lantai, lalu kejang, bisa jadi ia menderita seizure yang cukup serius.

Seizure yang berat biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 menit, tapi bisa lebih lama pada beberapa kasus yang jarang terjadi. Anak Anda kemungkinan juga mengalami kehilangan kontrol untuk buang air kecil maupun buang air besar saat seizure terjadi. Ada banyak jenis seizure dan bisa terjadi dimana saja dengan durasi antara beberapa detik hingga lebih dari 30 menit.

Saat si kecil mengalami seizure, buat catatan berapa lama seizure-nya berlangsung. Jika lebih dari 3 menit, hubungi dokter Anda. Miringkan tubuh anak Anda agar ia tidak tersedak oleh air liurnya sendiri, dan bersihkan air liur dari mulutnya agar jalan udara tidak terhambat.

Meski Anda ingin membuat si kecil merasa nyaman pada situasi seperti ini, tak ada banyak hal yang bisa Anda perbuat, cukup pastikan ia tidak menyakiti dirinya sendiri. Jika anak Anda mengalami seizure beberapa kali, dokter mungkin meminta Anda untuk merekam kejadian selanjutnya. Rekaman ini berguna untuk menentukan jenis seizure yang si kecil alami dan jenis pengobatan yang bisa membantu.

Seizure terjadi saat sel saraf di dalam otak berfungsi secara tidak normal sebagai akibat dari kerusakan saraf, masalah dengan proses kimia otak, atau demam yang tinggi. Kerusakan saraf dan proses kimia otak bisa disebabkan oleh cacat bawaan lahir atau oleh cedera pada otak serta sistem saraf.

Seizure pada anak kecil tidak selalu menandakan adanya epilepsi, tapi biasanya disebabkan oleh demam yang sangat tinggi. Seizure yang disebabkan oleh demam tinggi dikenal dengan istilah febrile seizure. Orang awam biasa menyebutnya sebagai step.

Febrile seizure biasanya tidak berbahaya dan cukup umum terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Anak kecil kadang menahan nafas mereka saat mengalami cedera, takut, atau marah, yang bisa memicu terjadinya seizure, tapi keluhan ini akan hilang dalam beberapa tahun.

Jika anak Anda mengalami dua kali seizure atau lebih tanpa disebabkan oleh demam, trauma kepala, atau nafas yang ditahan, ada kemungkinan ia mengidap epilepsi.

Demam tinggi yang sering dialami anak-anak tak jarang menimbulkan rasa khawatir di benak para orangtua. Seizure yang terjadi pada anak disebabkan oleh demam yang cukup tinggi bisa menambah rasa waswas sebagian orangtua.

Febrile seizure biasanya berlangsung saat demam mencapai suhu 102 derajat Fahrenheit (38,88 derajat Celsius) atau lebih. Anak Anda bisa mengalami seizure pada suhu tubuh yang rendah.

Kejang atau gerakan terhentak menjadi gejala yang umum pada febrile seizure. Febrile seizure juga mengakibatkan si kecil mengeluarkan air liur, muntah, mata berputar, mengerang, badan kaku, kulit menjadi lebih gelap, atau menjadi tidak sadarkan diri.

Febrile seizure terjadi dalam rentang waktu yang bervariasi yaitu antara beberapa detik hingga 15 menit. Setelah seizure reda, anak Anda biasanya terlihat tertidur. Febrile seizures pada umumnya tidak bersifat berbahaya.

Seizure yang diakibatkan oleh demam biasa terjadi pada anak usia antara 6 bulan hingga 5 tahun, dan paling umum dialami oleh anak dengan usia antara 12 hingga 18 bulan. Hanya sekitar 3 hingga 5 persen anak yang mengalami febrile seizures, tapi sekali saja si kecil mengalaminya bisa meningkatkan kesempatan untuk terjadi kembali.

Sepertiga dari anak yang pernah mengalami seizure akan mengalaminya kembali. Ini sering terjadi dalam satu tahun dari kejadian seizure pertama. Kembalinya seizure dimungkinkan karena:

  • Anda memiliki riwayat keluarga yang mengalami seizure atau epilepsi.
  • Seizure pertama yang dialami anak Anda bersifat kompleks.
  • Anak Anda berusia kurang dari 18 bulan saat febrile seizure yang pertama terjadi.

Saat terjadi febrile seizure, anak Anda perlu berada di atas permukaan yang lembut dan aman. Pindahkan semua benda yang berpotensi membahayakan dan pastikan ia tidak terjatuh saat seizure berlangsung. Memposisikan anak Anda miring ke salah satu sisi bisa mencegahnya dari tersedak, terutama saat ia muntah selama seizure.

Melonggarkan pakaian bisa membantu mengurangi rasa sesak yang ia rasakan. Segera hubungi dokter bila ada tanda anak Anda mengalami kesulitan untuk bernafas atau seizure berlangsung selama beberapa menit.

Bunda, ada beberapa hal yang tidak boleh Anda lakukan selama si kecil mengalami febrile seizure. Jangan menahan atau memegangi tubuhnya dengan tujuan agar seizure-nya berhenti lebih cepat. Mulut anak Anda harus tetap bebas dari benda apapun, jadi jangan masukkan apapun ke dalam mulutnya.

Memang ada kemungkinan kecil buah hati Anda akan menggigit lidahnya ketika ia mengalami seizure, tapi hal ini tidaklah bersifat serius dan akan sembuh dalam beberapa hari. Mencoba menghentikan si kecil saat lidahnya tergigit dengan memasukkan tangan Anda atau benda lain ke dalam mulutnya bisa berbahaya tidak hanya bagi si kecil tapi juga bagi Anda.

Juga jangan memberikan obat atau merendam tubuhnya dalam air dingin untuk mengurangi demam saat seizure berlangsung. Meredakan suhu demam di tubuhnya memang bisa membuat si kecil merasa lebih nyaman tapi hal ini tidak akan mempengaruhi terjadinya seizure.

Pada kebanyakan kasus, febrile seizure yang berhenti dengan sendirinya dalam beberapa menit dan tidak mengakibatkan masalah berupa kesulitan bernafas, tidak memerlukan perhatian medis yang segera.

Anda harus menghubungi dokter saat seizure berakhir. Dokter kemungkinan perlu memeriksa anak Anda untuk menentukan apakah ada tes tambahan yang diperlukan atau pengobatan yang diberikan.

Hal pertama yang perlu Anda lakukan setelah seizure pada si kecil mereda adalah menghubungi dokter anak Anda, yang bisa mengetahui seberapa serius seizure yang terjadi. Dokter akan meminta Anda membawa si kecil untuk proses electroencephalograph (EEG) agar bisa diketahui aktifitas elektrik pada otaknya. Memang terlihat menakutkan saat banyak kabel terpasang pada kepala anak Anda, tapi jangan khawatir Bunda, karena prosedur ini tidak menimbulkan rasa sakit.

Dari hasil electroencephalograph (EEG), dokter Anda bisa  mengetahui apakah si kecil mengalami seizure, adakah kemungkinan untuk mengalaminya kembali, dan apakah ia memerlukan tes lanjutan seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau CT (computed tomography) scan, atau konsultasi dengan seorang ahli saraf.

Meski bila seseorang mengalami keluhan ini selama bertahun-tahun, seizure yang berlangsung cepat tidak menyebabkan kerusakan apapun pada otak. Tapi seizure dalam durasi yang lebih lama yaitu sekitar 10 menit atau lebih bisa mengakibatkan kerusakan otak bagi sebagian orang.

Itulah sebabnya mengapa dokter mengangap seizure yang berlangsung selama 5 menit atau lebih sebagai kondisi darurat bahkan pada anak yang sering mengalaminya.

(Ismawati)