Balita

Penting! Gejala dan Cara Menangani Reflux pada Bayi Prematur

Penting! Gejala dan Cara Menangani Reflux pada Bayi Prematur

Semua bayi pasti pernah mengalami muntah atau memuncratkan makannya. Namun, sebagian bayi mungkin mengalami frekuensi muntah lebih sering dibandingkan yang lain. Nah, kondisi itulah yang disebut dengan reflux alias gastroesophageal reflux atau GERD. Reflux paling banyak menimpa bayi yang terlahir dalam keadaan prematur. Sebagian besar mampu tumbuh dengan baik dan tidak lagi mengalami reflux setelah usianya lewat beberapa bulan. Hanya satu persen dari total bayi saja yang masih muntah atau mengeluarkan makanannya kembali setelah usia mereka mencapai satu tahun. Reflux terjadi apabila makanan dan asam perut naik kembali menuju kerongkongan (pipa makanan) dan terkadang juga keluar kembali melalui mulut.

Belum ada penjelasan yang pasti mengapa reflux dapat mengakibatkan komplikasi seperti rasa sakit atau inflamasi yang berbeda-beda pada tiap anak, namun dapat dipastikan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Salah satu faktor yang turut berkontribusi terhadap reflux adalah saat sphincter bagian bawah esofagus (sekelompok otot di ujung bawah kerongkongan) yang mengendur di waktu tidak tepat sehingga menaikkan tekanan di bagian perut. Hal ini terjadi misalnya saat anak sedang mengejan, makan terlalu banyak, menangis, batuk, merosot dari posisi duduknya, sensitif terhadap makanan tertentu, faktor keturunan, atau adanya kondisi medis tertentu yang mempengaruhi syaraf maupun otot tubuh.

Bagi sebagian anak beserta keluarga mereka, GERD ini bukanlah perkara besar yang cukup mengganggu. Kalaupun mengusik perhatian keluarga, biasanya orang tua memiliki cara tersendiri dalam menangani reflux ini. Contohnya dengan cara menjaga bayi agar tetap dalam posisi tegak. Kalau buah hati Bunda terlihat bahagia, makan dengan lahap, dan berat badannya meningkat secara normal maka tidak ada hal yang patut Anda khawatirkan. Meski begitu, sebagian bayi mungkin akan mengalami reflux yang lebih serius dan membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.

Gejala Reflux yang Patut Bunda Waspadai

Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda umum yang bisa menjadi acuan apakah si kecil mengalami reflux atau tidak. Walau begitu, tidak semua bayi menunjukkan keseluruhan gejala seperti yang tertera di bawah ini. Apabila Bunda menduga si kecil terkena GERD, maka ada baiknya Bunda berkonsultasi pada dokter. Sebagai catatan, reflux tak selalu menjadi penyebab utama dari gejala di bawah ini dan anak yang sehat sekalipun mungkin akan sesekali mengalami reflux!

  • Anak sering menangis, berteriak, atau mudah emosi.
  • Muntah-muntah.
  • Terlihat kesakitan, misalnya mengeluhkan sakit pada punggungnya.
  • Cegukan berulang-ulang.
  • Suara serak.
  • Tersedak.
  • Anak menolak untuk makan. Kalaupun makan, ia hanya mengambil porsi sedikit saja meskipun ia sedang lapar.
  • Anak memiliki kesulitan tidur, yakni tidur ala kucing alias istirahat dengan durasi pendek-pendek, susah menemukan posisi tidur yang nyaman, sering terbangun di malam hari, dan mudah terbangun karena suara-suara di sekelilingnya.
  • Masalah pernapasan, baik itu tersedak, batuk-batuk, atau terkena infeksi dada.
  • Berat badan anak naik atau turun secara tiba-tiba.
  • Anak mengalami infeksi telinga, sinus, atau tenggorokan baru-baru ini.
  • Keluarnya air liur dalam jumlah banyak .
  • Mencoba untuk muntah dengan memasukkan tangan atau jari ke dalam mulutnya.

Cara Menangani Reflux

Kalau dokter sudah mendiagnosa anak Anda terkena GERD, maka ada beberapa strategi yang dapat Bunda terapkan untuk membantu si kecil lekas sembuh. Apabila gejala penyakit yang ditampakkan anak semakin memburuk atau berkelanjutan, maka dokter biasanya akan menyarankan penanganan menggunakan obat-obatan. Atau, bisa juga dokter akan merujuk Bunda untuk menemui paediatric gastroenterologist atau dokter anak khusus masalah penernaan untuk penilaian lebih lanjut.

Jangan ragu untuk bertanya pada dokter apabila Bunda memiliki keluhan lainnya. Setiap kekhawatiran dari Anda pasti sedikit banyak menjadi pertimbangan dokter dalam membuat diagnosa. Nah, selagi menunggu obat dari dokter, berikut adalah hal-hal sederhana yang dapat Bunda lakukan di rumah untuk sang buah hati:

  • Jauhkan anak dari paparan asap tembakau.
  • Menyusui bayi dalam posisi setegak mungkin dan sebisa mungkin jaga agar anak tetap dalam posisi tegak paling tidak selama 30 menit setelah selesai menyusui. Hindari mendudukkan si kecil di kursi tegak atau menidurkan anak di permukaan datar ya, Bun.
  • Jika dirasa perlu, Bunda boleh kok memberikan mainan atau jari untuk dihisap si kecil. Hal ini diharapkan dapat menenangkan sang buah hati.
  • Jangan terlalu sering menggerakkan badan si kecil ya, Bun. Lakukan dengan pelan dan jangan memantul-mantulkan badannya dalam gendongan Anda.
  • Waktu terbaik meletakkan si kecil di permukaan datar adalah saat perutnya dalam keadaan kosong atau sebelum ia mulai menyusui.
  • Cobalah untuk mengganti popok anak sebelum tiba waktunya makan. Jangan mengangkat kakinya terlalu tinggi dan kalau bisa baringkan ia dalam posisi miring.
  • Hindari memakaikan pakaian yang terlalu ketat di area sekitar perutnya, misalnya saja popok yang terlalu ketat dengan ikat pinggang elastis.
  • Jangan memaksakan anak untuk makan di luar kemampuannya. Apabila si kecil muntah, maka tunggulah sampai wkatu makan berikutnya tiba. Jangan langsung menyuapinya dengan makanan lagi setelah ia muntah. Namun, kalau anak hanya mau makan dalam jumlah sedikit, maka sebaiknya Bunda mengadukan masalah tersebut pada dokter.
  • Beberapa anak yang mengalami reflux mungkin juga terlalu sensitif pada jenis makanan tertentu. Jadi, Bunda harus teliti dan ketat dalam pengawasan asupan harian sang buah hati. Jika Bunda mencurigai makanan sebagai penyebab anak terkena reflux, maka berkonsultasilah pada dokter sebelum mengganti total menu makanan anak. Biasanya dokter akan merekomendasikan 2 minggu masa percobaan menggunakan formula hipoalergenik pada menu makanan anak.
  • Berikan anak makanan dalam porsi sedikit namun lebih sering.
  • Bantu anak bersendawa sesering mungkin, terlebih jika Bunda memberikan anak susu melalui botol.
  • Cobalah mengganti-ganti dot botol susu si kecil agar ia tidak menelan terlalu banyak udara.
  • Tanyakan pada dokter apakah Bunda boleh mengentalkan susu formula atau mencampur ASI dengan sedikit tambahan sereal beras. Beberapa pihak menganggap bahwa makanan yang lebih kental mampu menolong anak untuk tidak muntah.
  • Usahakan agar buah hati Anda tetap terbangun setiap usai sesi menyusui.
  • Naikkan posisi kepala bayi di tempat tidur setidaknya 30 derajat.

Kapan Bunda harus menghubungi dokter?

Apabila segala cara sudah dilakukan namun si kecil tetap saja sering muntah, maka bisa jadi ia menderita masalah pencernaan yang lebih serius. Berikut adalah tanda-tanda kondisi anak telah berada di status parah dan harus segera dibawa ke dokter:

  • Ludah anak berwarna kuning muda atau hijau.
  • Anak meludah atau muntah dalam jumlah banyak.
  • Anak melengkungkan punggungnya dan menangis setiap kali ia menyusu.
  • Ada dorongan kuat saat buah hati Bunda sedang muntah (disebut juga projectile vomiting).

Itu dia beberapa gejala dan cara menangani reflux terutama pada anak yang terlahir premature.  Ingat, tetaplah waspada dan jangan sepelekan gejala yang ditampakkan oleh buah hati Anda. Semoga membantu!


(Yusrina)