Kelahiran

Tanda Tanda Persalinan Yang Calon Ibu Perlu Tahu

Tanda Tanda Persalinan Yang Calon Ibu Perlu Tahu

Bila Bunda saat ini sedang hamil, pasti ada satu pertanyaan yang muncul di dalam hati. Pertanyaan itu tak lain adalah, “Kapan Anda akan menjalani persalinan?” Faktanya, para ahli kandungan tidak dapat memastikan apa saja yang bisa memicu persalinan. Tidak ada cara untuk memprediksi secara akurat kapan proses persalinan akan dimulai.

Persiapan menuju proses kehamilan telah diantisipasi tubuh Anda pada satu bulan menjelang bayi lahir. Anda mungkin tidak menyadari apa yang akan terjadi. Atau sebaliknya, Anda mulai menyadari gejala baru yang muncul seiring waktu perkiraan kelahiran yang semakin dekat. Nah, berikut ini ada beberapa tanda tanda persalinan yang akan muncul ketika waktu kelahiran makin dekat.

  1. Keluar Lendir Disertai Darah

    Saat waktu persalinan telah tiba, Anda dapat merasakan lendir keluar. Lendir ini adalah penyumbat jalan lahir selama sembilan bulan masa kehamilan. Bentuknya seperti gumpalan darah berwarna merah kecoklatan. Setelah lendir keluar dan leher rahim mulai melebar, itu artinya persalinan sudah dekat. Berhubungan intim atau pemeriksaan vaginal dapat mengganggu sumbat lendir ini dan menyebabkannya keluar meski persalinan belum akan dimulai pada beberapa hari ke depan.

  2. Leher Rahim Mengalami Perubahan

    Di beberapa hari atau minggu sebelum melahirkan, leher rahim berubah menjadi lembut. Kontraksi Braxton Hicks yang Anda rasakan belakangan ini mengakibatkan leher rahim makin tipis dan terbuka. Bila Anda sudah pernah menjalani persalinan sebelumnya, leher rahim mungkin akan melebar satu atau dua sentimeter sebelum persalinan dimulai. Tapi jika ini adalah kelahiran pertama Anda, tidak ada jaminan persalinan sudah dekat meski usia kandungan Anda sudah 40 minggu dan jalan lahir sudah terbuka selebar satu sentimeter.

    Saat mendekati hari perkiraan kelahiran, dokter akan melakukan pemeriksaan vaginal. Pemeriksaan ini dilakukan pada kunjungan terakhir sebelum melahirkan untuk melihat apakah leher rahim sudah mengalami perubahan.

  3. Sering Mengalami Kontraksi Braxton Hicks

    Awal proses persalinan ditandai dengan munculnya kontraksi Braxton Hicks. Kondisi ini membuat Anda mengalami kontraksi perut. Pada beberapa wanita, kontraksi Braxton Hicks datang dengan keluhan seperti kram atau rasa sakit mirip saat menstruasi.

    Kadang bila persalinan yang sebenarnya sudah semakin dekat, kontraksi Braxton Hicks menjadi terasa sakit dan terjadi setiap 10 atau 20 menit. Pada titik ini Anda mulai berfikir apakah persalinan yang sebenarnya akan segera terjadi. Tapi perlu Bunda ketahui, bila kontraksi yang dialami tidak dengan durasi yang semakin lama, mungkin yang Anda alami adalah kontraksi palsu. Kontraksi palsu ini juga ditandai dengan gejala kontraksi yang tidak kuat, tidak saling berdekatan jedanya, dan tidak menyebabkan leher rahim menjadi melebar.

  4. Bayi Anda “Turun”

    Jika ini adalah kehamilan pertama, Anda akan mengalami yang disebut dengan “lightening” yaitu posisi janin yang mulai turun ke panggul. Lightening terjadi beberapa minggu sebelum persalinan dimulai. Anda akan merasakan beban berat pada bagian panggul. Kemudian tekanan pada bagian bawah tulang rusuk akan berkurang. Hal ini akan memudahkan Anda melalui proses persalinan.

  5. Ketuban Pecah

    Saat cairan ketuban keluar baik sedikit atau banyak, Anda harus segera menghubungi dokter atau bidan. Kebanyakan ibu hamil mulai mengalami kontraksi teratur sebelum ketuban pecah tapi untuk beberapa kasus, air ketuban pecah lebih dulu. Bila ini terjadi, proses persalinan biasanya segera mengikuti. Jika ketuban pecah tapi tidak ada kontraksi setelah rentang waktu tertentu, Anda akan membutuhkan induksi. Jika induksi tidak dilakukan, bayi akan terinfeksi karena tidak ada lagi perlindungan dari air ketuban untuk melawan kuman dan bakteri di dalam rahim.

Memang tidak mungkin menentukan kapan proses persalinan akan dimulai. Tapi di masa akhir kehamilan, dokter akan memberi Anda panduan kapan harus ke rumah sakit jika Anda mengalami kontraksi. Ia juga akan memberi tahu pada kondisi seperti apa yang mengharuskan Anda segera ke rumah sakit.

Instruksi dokter ini akan bergantung pada situasi individual, seperti apakah Anda mengalami kehamilan berisiko tinggi atau tidak. Pertimbangan lain adalah apakah ini merupakan kehamilan pertama, seberapa jauh jarak ke rumah sakit dari rumah Anda, serta masalah-masalah lainnya.

Bila Anda tidak mengalami komplikasi kehamilan, dokter akan meminta Anda untuk segera ke rumah sakit saat kontraksi datang setiap lima menit selama satu jam. Durasi kontraksi yang asli biasanya berlangsung selama satu menit. Karenanya, Anda perlu menghitung interval kontraksi dari saat awal Anda merasakannya hingga datang kontraksi selanjutnya.

Pada kehamilan berisiko tinggi, Anda perlu menghubungi dokter lebih awal. Jangan ragu untuk menelepon dokter jika tanda tanda persalinan yang muncul tidak jelas tapi menurut Anda waktu persalinan sudah datang. Tak perlu khawatir, dokter dan bidan sudah terbiasa mendapat telepon dari ibu hamil yang tidak yakin apakah persalinannya akan segera datang atau belum. Mereka akan memberi panduan dan itu merupakan bagian dari pekerjaan mereka.

Bahkan dokter atau bidan Anda bisa memprediksi hanya dengan mendengar suara Anda. Jadi komunikasi verbal sangat membantu. Mereka perlu mengetahui seberapa sering kontraksi terjadi, berapa lama durasinya, dan seberapa kuat. Mereka juga mampu mengetahui apakah Anda masih dapat berbicara saat terjadi kontraksi serta gejala lain yang Anda miliki.

Bunda, pastikan untuk segera menghubungi dokter, bidan, atau langsung menuju rumah sakit dalam situasi sebagai berikut:

  • Gerakan janin menjadi kurang aktif dibanding biasanya.

  • Mengalami kontraksi sebelum usia kehamilan 37 minggu atau terdapat tanda tanda persalinan sebelum waktunya.

  • Ketuban Anda pecah. Beri tahu dokter apakah air ketuban Anda berwarna kuning, coklat, kehijauan, atau bercampur darah. Warna air ketuban menandakan keberadaan mekonium, yaitu feses janin selama di dalam rahim. Mekonium menandakan adanya tekanan janin.

  • Mengalami sakit kepala berat yang terus menerus, penglihatan kabur, rasa sakit intensif pada bagian atas perut, pembengkakan yang tidak wajar, atau tanda pre-eklampsia lainnya.

  • Terjadi pendarahan vaginal (kecuali jika hanya lendir yang bercampur bercak darah), rasa sakit perut yang konstan, atau demam.

Tapi Anda juga harus ingat, setiap kehamilan itu berbeda. Jadi jika Anda tidak yakin apakah suatu gejala ini perlu ditangani segera atau tidak atau Anda tidak merasa nyaman, ikuti kata hati dan hubungi dokter. Jika nantinya terjadi masalah, Anda akan mendapat bantuan dengan cepat, tapi jika tidak terjadi apa-apa, Anda tetap akan merasa tenang.

 

Mitos Seputar Tanda Tanda Persalinan Dan Kelahiran

Seiring pertambahan usia kehamilan, Anda akan mendengar informasi dari kerabat atau teman seputar tanda tanda persalinan. Pastikan Anda mengetahui mana informasi yang benar dan mana yang sekedar mitos tentang tanda tanda persalinan.

  1. Ketuban akan pecah dengan cara yang dramatis

    Orang mengira ketuban akan pecah seperti yang terjadi dalam film. Sering kali, ketuban calon ibu tidak akan pecah dengan sendirinya. Kadang dokter yang memecah ketuban dengan alat khusus ketika Anda siap di rumah sakit. Faktanya hanya sekitar 10 persen wanita mengalami pecah ketuban spontan dan biasanya ketuban yang pecah lebih terasa seperti tetesan air. Hal penting yang perlu Anda ketahui, bila ketuban pecah, hubungi dokter dan segera menuju rumah sakit. Ini artinya Anda akan menjalani persalinan, tapi juga membuat Anda lebih berisiko mengalami infeksi.

  2. Bila mengalami kontraksi, segera ke rumah sakit

    Ini benar bila kontraksi dimulai dengan kuat, sangat tiba-tiba, dan Anda berencana melahirkan di rumah sakit. Tapi sering kali wanita menghabiskan waktu berjam-jam di tahap awal persalinan di rumah sebelum perlu menuju rumah sakit. Tiap rumah sakit memiliki panduan tentang kapan waktu yang tepat untuk Anda datang ke rumah sakit. Kemungkinan Anda perlu datang lebih awal karena kondisi medis sebelumnya. Pastikan untuk berbicara pada dokter untuk mengetahui apa yang terbaik agar Anda bisa bersiap.

  3. Persalinan normal lebih terasa sakit dibanding operasi caesar

    Rasa sakit dari persalinan normal akan langsung terasa, sedangkan rasa sakit karena operasi caesar baru terasa setelah pembedahan. Meski beberapa wanita merasa baik-baik saja setelah sesar, perlu diingat kalau ini adalah pembedahan perut major dan bisa terjadi komplikasi.

  4. Epidural meningkatkan kemungkinan bedah sesar

    Tidak benar. Sebuah penelitian menemukan tidak ada peningkatan risiko operasi caesar ketika wanita mendapat epidural dibanding wanita yang diberikan pereda sakit analgesik. Tapi epidural bisa memperlambat tahap persalinan kedua (tajap mengejan). Ini semata karena Anda tidak bisa merasakan apa-apa. Tapi epidural tidak memperlambat kemajuan persalinan. Anda perlu berimajinasi untuk merasakan dorongan bayi.

  5. Minum minyak kastor, makan makanan pedas, atau berkendara di jalan bergelombang bisa memicu persalinan

    Tak ada satupun yang terbukti. Metode yang disebutkan di atas hanya membuat Anda mengalami diare, heartburn, atau sakit perut. Bayi akan keluar ketika ia telah siap dilahirkan.

  6. Persalinan Anda akan seperti ibu Anda

    Anda pernah mendengar cerita dari ibu Anda, dan penasaran apakah persalinan Anda akan sama, berdasarkan genetik. Bentuk panggul memang genetik, ada 50 persen kemungkinan Anda memiliki bentuk panggul yang sama seperti ibu Anda. Jadi mitos ini ada benarnya. Tapi ada faktor lain yang membuat pengalaman persalinan Anda sangat berbeda.

  7. Mengejan terasa lebih sakit dibanding kontraksi

    Kepala bayi melewati bukaan vagina dan merenggangkan jaringan sekitarnya, menyebabkan sensasi terbakar. Dibanding rasa sakit ketika mengejan, kontraksi sebenarnya bisa jauh lebih sakit. Pada beberapa wanita, mengejan sebenarnya terasa lebih baik dibanding kontraksi.

  8. Bila hamil bayi kembar, Anda akan menjalani operasi caesar

    Bila bayi pertama yang lahir di posisi sungsang, tidak akan aman untuk melahirkan secara normal. Tapi pada 2/3 kehamilan kembar, bayi pertama lahir dengan kepala lebih dulu, sehingga tidak masalah. Dianggap aman untuk melahirkan secara normal ketika posisi kepala bayi pertama ada di bawah.

  9. Dokter akan selalu bersama Anda sepanjang persalinan

    Biasanya dokter akan mengujungi pasien atau mungkin sedang berada di rumah ketika kelahiran Anda sudah dekat. Tapi di rumah sakit juga ada dokter jaga yang menangani persalinan, jadi bisa saja Anda akan ditangani dokter lain.

  10. Tak ada yang bisa dilakukan untuk membuat persalinan lebih mudah

    Karena persalinan dipengaruhi oleh tubuh, pikiran, dan emosi, ada banyak cara untuk mempersiapkan diri menghadapi persalinan. Bagaimana Anda menggunakan tubuh setiap hari bisa mempengaruhi otot untuk membantu atau menghindari persalinan dan kelahiran. Yang penting adalah menemukan cara yang tepat. Jadi baca artikel dan buku tentang persalinan dan kelahiran, serta bicara pada dokter dan bidan untuk menjawab pertanyaan Anda.

 

Yang Tidak Anda Ketahui Tentang Persalinan

Sekarang ini informasi tentang persalinan dan melahirkan bisa dengan mudah ditemukan. Bila Anda tidak bisa menemukan jawaban dari pertanyaan yang Anda miliki, ada dokter yang bisa membantu. Tapi ada juga sebagian informasi yang sering kali tidak diberitahukan ke Anda, misalnya tentang yang terjadi selama dan setelah kelahiran, berikut beberapa diantaranya:

  1. Anda mungkin tidak dibolehkan makan

    Rumah sakit atau klinik bersalin memiliki aturan sendiri. Tapi biasanya wanita tidak dibolehkan makan ketika dalam persalinan dan terbatas pada konsumsi cairan. Kebijakan ini biasanya diberlakukan karena kemungkinan operasi caesar. Bila Anda dibawah anestesi umum, dokter tidak membolehkan Anda makan. Tapi biasanya wanita hamil yang sedang menjalani persalinan tidak ingin makan. Awalnya Anda mungkin merasa lapar, tapi ketika masuk persalinan Anda tidak lagi merasakannya.

  2. Anda akan mengejan untuk waktu yang sangat lama

    Beberapa wanita terkejut ketika mengetahui butuh waktu lebih dari 1 atau 2 jam untuk mengejan. Ini bukan jadi informasi yang diberitahukan dokter atau bidan. Akan butuh waktu lama, terutama pada bayi pertama, dan ini normal. Manfaat dari kelas persiapan melahirkan adalah mempersiapkan situasi ini.

  3. Bila menjalani operasi caesar, kateter akan digunakan lebih lama

    Ketika menjalani bedah sesar, baik direncanakan atau tidak, dokter biasanya memasang kateter di kandung kemih Anda agar tetap kosong dan memudahkan dokter bekerja di di area bedah. Kateter tetap berada di tempatnya agar dokter bisa mengukur urin yang keluar dan Anda tidak perlu bangun dari tempat tidur untuk ke kamar mandi di malam pertama setelah pembedahan yang bisa terasa sangat sakit. Jadi jangan terkejut bila Anda masih menggunakan kateter satu malam setelah pembedahan. Bila dokter khawatir tentang jumlah urin yang diproduksi atau bila ada luka, kateter bisa digunakan lebih lama.

  4. Anda akan buang air besar

    Wanita perlu mengejan seperti ketika buang air besar. Sangat wajar bila wanita mengeluarkan feses selama persalinan. Dan ini tidak jadi masalah bagi bidan maupun dokter. Biasanya wanita bahkan tidak menyadarinya.

  5. Pereda sakit bukan jaminan

    Ada waktu di mana anestesi yang disuntikkan tidak bekerja seperti yang seharusnya. Bila ini terjadi, obat tidak menyebar, berarti ada rasa sakit yang akan dirasakan. Kadang Anda merasakan sakit pada satu sisi tubuh saja.

  6. Detak jantung bayi bisa turun

    Selama persalinan, wajar bila tali pusar tertekan, yang bisa memicu penurunan detak jantung bayi. Bila Anda dipasangi monitor janin elektrik, mesin ini akan memberi tanda dan dokter dan perawat akan datang ke ruangan Anda. Meski ini bisa jadi indikasi serius, pola detak jantung janin yang abnorml tidak sepenuhnya menandakan adanya masalah.

  7. Tubuh Anda jadi bengkak

    Pada beberapa rumah sakit, ada prosedur untuk memberi infus selama persalinan sebagai pencegahan dehidrasi. Di hari setelahnya beberapa wanita mengalami bengkak  pada wajah atau mata kaki yang disebabkan oleh banyaknya cairan infus. Tubuh juga memproduksi dan menahan lebih banyak cairan selama hamil, yang menyebabkan bengkak.

(Ismawati)