Kesehatan

Mengatasi Jerawat Pada Puting atau Milk Blister Ibu Menyusui

Mengatasi Jerawat Pada Puting atau Milk Blister Ibu Menyusui

Milk blister adalah kondisi di mana ada saluran ASI yang tersumbat. Tampilannya seperti jerawat pada puting. 'Jerawat' ini terbentuk ketika kulit kecil tumbuh pada saluran ASI. Milk blister biasanya muncul seperti titik dengan warna kuning atau putih bening dan terasa sakit di area titik tersebut atau di areola. Rasa sakit terpusat pada area tepat di belakangnya. Bila Anda menekan payudara agar ASI terdorong ke bawah kelenjar ASI, jerawat akan menonjol keluar. Jerawat puting terasa sangat sakit selama menyusui, dan berlangsung selama beberapa hari atau minggu lalu kemudian sembuh ketika kulit di area jerawat mengelupas.

Milk blister tidak sama seperti jerawat pada puting yang terjadi karena lecet. Jerawat yang terjadi karena lecet kadang berwarna merah atau coklat. Jerawat yang satu ini disebabkan oleh lecet akibat hisapan atau pelekatan bayi yang tidak tepat, bisa juga karena penggunaan nipple shield atau pompa ASI yang tidak tepat. Untuk jerawat jenis ini, masalahnya adalah kerusakan puting karena gesekan bukan karena saluran ASI yang tersumbat.

   

Penyebab Jerawat Pada Puting

Milk blister disebabkan oleh saluran ASI yang tertutup karena adanya pembentukan kulit baru di pori-pori puting dan memicu radang. Penyebab jerawat puting bisa karena produksi ASI yang berlebihan dan adanya tekanan pada area payudara. Kandidiasis (thrush) juga bisa menyebabkan jerawat puting. Thrush kadang muncul seperti titik putih kecil pada puting tapi bisa juga berukuran lebih besar.

Bila ada lebih dari satu jerawat pada puting dalam waktu bersamaan, thrush bisa jadi penyebabnya. Infeksi jamur alias thrush ini sering disertai rasa sakit seperti terbakar, dan rasa sakit cenderung lebih parah setelah menyusui atau memompa ASI. Sedangkan kelenjar tersumbat biasanya terasa lebih baik setelah payudara dikosongkan.

   

  1. Produksi ASI yang berlebih

    Beberapa ibu menyusui bisa mengalami produksi ASI yang berlebih, yang kadang menjadi masalah. Mungkin Anda memproduksi ASI melebihi yang dibutuhkan bayi. Meski punya banyak ASI sepertinya bagus, aliran ASI dari payudara yang penuh dan bengkak bisa menimbulkan stres saat menyusui dan tidak nyaman baik untuk ibu maupun bayi. Bayi jadi sangat rewel ketika menyusu karena ASI terlalu banyak. Bayi yang ibunya punya ASI berlebih, menambah berat badan lebih cepat dari biasanya. ASI yang berlebih membuat bayi tidak mendapat cukup hind milk yang mengandung banyak lemak. Ibu bisa memerah ASI untuk mengurangi payudara bengkak sebelum menyusui. Untuk memperlambat produksi ASI:


    • Susui bayi hanya pada satu sisi payudara pada tiap sesi. Ganti payudara tiap kali menyusui. Bila ingin meredakan tekanan, Anda bisa sedikit memompa ASI.
    • Gunakan kompres dingin pada payudara

         

       
  2. Masalah Pelekatan

    Agar bayi bisa melakukan pelekatan yang baik, posisi menyusui Anda dan bayi harus nyaman. Gunakan bantal untuk menopang punggung. Beberapa ibu merasa lebih nyaman berbaring selama menyusui. Yang bayi butuhkan untuk bisa melakukan pelekatan yang baik:


    • Pastikan tubuh dan leher bayi ditopang dengan baik
    • Bayi perlu tenang. Bunda harus sensitif pada tanda lapar yang ditunjukkan bayi sebelum ia merasa terlalu lapar dan rewel. Tenangkan  bayi sebelum sesi menyusui.
    • Bayi perlu bernafas. Bila hidung bayi tertutup, ia tidak bisa melakukan pelekatan. Coba dorong sedikit kepala bayi ke belakang.
    • Rahang bawah bayi membutuhkan ruang untuk bergerak. Gerakan dagu penting untuk transfer ASI. Hindari membatasi gerakan bawah rahang

         

       
  3. Thrush

    Thrush atau jamur bisa menular. Ibu bisa juga mengalami infeksi jamur di vagina. Ayah bayi bisa mengalami infeksi jamur tanpa gejala yang terlihat. Ketiganya perlu diobati agar tidak saling menginfeksi. Benda yang telah tersentuh tangan, seperti nipple shield, dot, atau apapun yang bayi gunakan di mulutnya atau dekat dengan payudara atau vagina, perlu disterilkan, untuk membunuh jamur dan mencegah infeksi kembali. Gejala infeksi jamur antara lain:


    • Rasa sakit saat menyusui, yang tidak hilang ketika bayi menyusu, meski pelekatan dan posisi menyusu sudah benar
    • Gejala muncul tiba-tiba setelah menyusui tanpa ada masalah sebelumnya, bisa berupa rasa terbakar di dalam dan kulit payudara
    • Rasa gatal pada puting, areola, dan kulit payudara
    • Puting dan areola tampak berkilau
    • Warna kemerahan pada puting dan areola
    • Kulit pada payudara, puting, dan areola terlihat mengelupas
    • Ada area putih pada puting atau bagian dalam mulut bayi
    • Rasa sakit pada bahu atau punggung atas
    • Rasa sakit yang tajam di dalam payudara selama atau setelah menyusui
    • Puting pecah dan sulit sembuh.

   

Penanganan Jerawat Pada Puting alias Milk Blister

Penanganan yang dianjurkan untuk jerawat puting biasanya terdiri dari 4 langkah, yaitu menggunakan kompres panas sebelum menyusui, membersihkan kulit di saluran ASI, menyusui atau memompa ASI, dan diikuti dengan pengobatan untuk membantu penyembuhan. Anda bisa mengulangi ini selama beberapa hari hingga bukaan saluran ASI bersih. Berikut saran yang lebih rinci:


  1. Gunakan kompres panas untuk membuat jerawat menjadi lunak sebelum menyusui. Sebanyak beberapa kali setiap hari, tambahkan rendaman yang mengandung garam Inggris (epsom salt) sebelum menggunakan kompres panas.


    • Rendaman garam Inggris sebelum menyusui membantu membuka kelenjar ASI dan juga membantu penyembuhan. Gunakan larutan garam Inggris sebanyak 2 sendok teh pada 1 gelas air. Garam Inggris pertama dilarutkan pada sedikit air yang sangat panas, lalu tambahkan air agar tidak terlalu panas. Gunakan larutan ini setidaknya 4 kali sehari.
    • Sebelum menyusui dan setelah menggunakan rendaman dengan garam Inggris, tempatkan kompres basah yang panas pada jerawat puting. Rendaman kapas dengan minyak zaitun bisa digunakan untuk melembutkan kulit, selain dengan kompres basah 


  2. Bersihkan kulit di saluran ASI. Ini mungkin tidak perlu dilakukan, karena gabungan panas dan menyusui atau memompa bisa menyebabkan kulit melebar dan jerawat terbuka. Tapi tak ada salahnya melakukan hal berikut setidaknya satu kali setiap hari hingga kulit tidak lagi tumbuh pada saluran ASI.


    • Gosok area jerawat dengan lap yang lembab
    • Bila jerawat menonjol dari puting, Anda bisa perlahan menariknya dengan jari yang bersih
    • Longgarkan pinggir jerawat dengan perlahan menggaruknya dengan kuku.
    • Bila cara di atas tidak berhasil, jarum steril bisa digunakan untuk membuka jerawat. Untuk mengurangi resiko infeksi, minta dokter melakukan ini, jangan melakukannya sendiri. Ada resiko infeksi lebih besar bila Anda melakukannya sendiri.
    • Pertama cuci area jerawat dengan baik dengan sabun dan air, lalu keringkan.
    • Gunakan jarum steril untuk mengangkat kulit pada pinggir jerawat. Bila tidak ada jarum steril, sterilkan jarum dengan  larutan steril komersil, dengan menggunakan korek api hingga berwana merah panas (dinginkan sebelum digunakan), atau dengan merendam selama 10 sampai 15 menit pada alkohol.
    • Lakukan gerakan mengangkat pada pinggir jerawat, bukan gerakan menindik. Jangan dorong jarawat karena bisa mendorong bakteri lebih dalam ke puting.
    • Bila ada kulit lentur seperti jerawat, dokter perlu mengangkatnya juga menggunakan alat jepit dan gunting tajam. Ikuti dengan mencuci dengan air dan sabun.
    • Pastikan Anda menggunakan salep antibiotik setelah menyusui


       
  3. Menyusui atau memompa dengan pompa ASI standar rumah sakit. Susui bayi di payudara yang berjerawat, langsung setelah menggunakan kompres panas. Sebelum menyusui, Anda bisa menekan payudara dengan tangan di bagian belakang dan bawah ke arah puting untuk mengeluarkan ASI yang kental yang berkumpul di saluran ASI. Kadang gumpalan ASI yang mengeras mirip seperti pasta gigi bisa dikeluarkan.


  4. Obati jerawat setelah menyusui untuk mempercepat penyembuhan.

   

Penanganan Untuk Jerawat Pada Puting atau Milk Blister Yang Muncul Kembali

Suplemen Lecithin bisa membantu penyembuhan dan mencegah saluran tersumbat terjadi lagi. Memijat payudara, areola, dan puting dengan minyak pijat yang mengandung ekstak biji jeruk bisa membantu menyembuhkan jerawat puting yang kambuh. Untuk membuat minyak pijat, campurkan beberapa tetes ekstrak biji jeruk ke minyak zaitun.

Pengobatan lain untuk jerawat pada puting yang kembali terjadi, dengan menggunakan larutan yang terdiri dari 5 tetes ekstrak biji jeruk, ¼ gelas cuka, dan dua gelas air. Salep vitamin E dalam jumlah sedikit dan dilap sebelum menyusui juga bisa membantu (terlalu banyak vitamin E bisa jadi racun untuk bayi).

Diantara waktu menyusui, Anda bisa gunakan es dan pereda sakit seperti ibuprofen atau tylenol untuk meredakan rasa tidak nyaman. Menggunakan breast shell (penampung rembesan ASI) bisa mengurangi tekanan dari pakaian, juga membantu meredakan rasa sakit dan membantu penyembuhan. Hubungi dokter bila terjadi demam, peradangan (warna kemerahan), bengkak, nanah, dan sebagainya.

   

Pencegahan Jerawat Pada Puting atau Milk Blister

Mengubah posisi menyusui bisa membantu mengurangi resiko jerawat puting karena posisi berbeda akan menurunkan gesekan pada puting. Anda bisa coba mengganti posisi antara football hold (bayi berada di samping) dan cradle hold (bayi berada di depan) selama menyusui untuk mengurangi tekanan.

Hubungi konselor laktasi bila pelekatan bayi tidak terlalu dalam atau Anda kesulitan melakukan pelekatan. Banyak rumah sakit menyediakan layanan ini. Minum banyak cairan dan hindari bra menyusui yang terlalu ketat atau bra dengan kawat yang bisa menyebabkan aliran ASI meningkat.

Bunda, jerawat puting bisa terjadi bahkan pada ibu yang sering menyusui. Menyusui seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit. Bila ini terjadi pada Anda dan tidak sembuh dengan pengobatan rumahan, temui dokter.

   

Obat Alami Untuk Jerawat Pada Puting 

Peradangan payudara yang terasa sakit bisa diobati dengan beberapa obat alami ala rumahan. Salah satu cara paling mudah adalah memijat payudara dan menggunakan kompres hangat. Mandi air hangat dan pijat payudara sangat membantu mendorong sumbatan pada saluran ASI.

Meski terasa sakit, Anda tetap harus sesering mungkin menyusui atau memompa ASI. Coba kosongkan persediaan ASI untuk membantu mendorong sebanyak mungkin ASI melewati area yang tersumbat. Hal penting lain yang perlu dilakukan adalah beristirahat. Mendapat istirahat yang cukup ketika memiliki bayi kadang terasa tidak mungkin tapi saat tubuh Anda tidak sehat, ini jadi hal yang sangat penting. Bila Anda tidak bisa berbaring dan tidur, setidaknya duduk dan rileks agar tubuh beristirahat, jangan dulu melakukan pekerjaan rumah. 

   

Pentingnya Perawatan Puting Dan Payudara Ketika Menyusui

Payudara Anda akan mengalami perubahan yang normal ketika menyusui. Kadang masalah payudara dan puting bisa berkembang ketika Anda menyusui. Pelajari perubahan yang normal dan tidak normal, ya Bun. Perawatan payudara bisa membantu Anda mencegah dan mengatasi masalah agar Anda dan bayi bisa menikmati manfaat dari menyusui.

Berikut ini perubahan yang terjadi pada payudara ketika Anda menyusui:

  • Pada beberapa hari setelah bayi lahir, tubuh memproduksi ASI yang sedikit (kolostrum). Dalam waktu 2 hingga 5 hari, tubuh akan mulai menghasilkan ASI matang. Bisa butuh 10 hari atau lebih sebelum ASI matang keluar. Ketika ASI matang keluar, payudara menjadi penuh dan keras.

  • Menyusui bayi akan menurunkan rasa penuh pada payudara. Anda merasakan sensasi kesemutan selama menyusui ketika ASI terlepas dari payudara. Setelah lebih dari 7 hari, rasa penuh akan berkurang. Puting akan terlihat sama seperti sebelumnya ketika Anda mulai menyusui. Payudara yang terasa penuh sebelum menyusui dan kosong setelahnya menjadi tanda menyusui berjalan lancar.

Bila Anda mengalami rasa sakit dan infeksi, ini bisa mengganggu aktivitas menyusui dan menyebabkan masalah kesehatan untuk Anda dan bayi. Mengetahui perawatan puting dan payudara menjadi sangat penting untuk mencegah masalah pada puting atau payudara.

   

Tips Merawat Puting Dan Payudara

Untuk mencegah masalah puting lainnya:

  • Pastikan posisi dan pelekatan yang benar ketika menyusui
  • Hindari salep atau bedak karena bisa menimbulkan masalah puting
  • Hindari sabun dan shampo pada puting ketika mandi
  • Sering ganti alas payudara. Jangan gunakan alas yang lembab langsung pada kulit
  • Biarkan ASI atau kolostrum mengering di puting setelah menyusui karena keduanya memiliki kandungan anti infeksi
  • Bila masalah puting tidak membaik, cari bantuan dokter atau konselor laktasi.

Beberapa ibu merasa lebih nyaman tanpa menggunakan bra tapi payudara yang besar biasanya lebih nyaman mengenakan bra menyusui yang tepat. Breast shells (penampung rembesan ASI) bisa digunakan untuk melindungi puting. Breast shells berbentuk kubah plastik yang keras dengan lubang di dalamnya.


Berikut ini beberapa langkah dasar dalam merawat payudara ketika menyusui:

  1. Mencuci tangan

    Mencuci tangan jadi cara paling mudah untuk mencegah penyebaran infeksi yang bisa dilakukan di rumah atau tempat umum. Bayangkan apa saja yang Anda sentuh sepanjang hari yang membawa bakteri, termasuk hewan peliharaan dan popok kotor. Mencuci tangan sebelum menyusui membantu mencegah Anda menyebarkan kuman ke payudara yang kemudian masuk ke mulut bayi.
  2. Kebersihan payudara

    Anda mungkin melihat benjolan kecil pada area gelap puting, yang dikenal dengan Montgomery’s glands. Kelenjar ini mengeluarkan minyak yang membantu payudara tetap bersih, sebagai pelumas dan bebas bakteri.

    Jangan ganggu proses alami ini, Anda hanya dianjurkan menggunakan air bersih untuk mencuci payudara setiap hari. Sabun bisa menyebabkan kekeringan atau meninggalkan sisa yang bayi tidak sukai. Bila Anda menggunakan sabun, pilih sabun yang dianjurkan secara dermatologis.

    Juga usahakan untuk sering mengeringkan payudara. Tapi menggosok dengan handuk secara berlebihan bisa menyebabkan area sensitif. Bila harus mengeringkan payudara dengan cepat, perlahan menepuk payudara dengan kain katun jadi cara terbaik.

  3. Penggunaan krim atau salep

    Sebaiknya hindari penggunaan krim pada payudara karena bisa menyebabkan puting tersumbat atau bayi tidak mau menyusu. Setelah menyusui, lumuri ASI pada puting dan biarkan kering dengan sendirinya. Kandungan anti bakteri akan membuat puting sehat dan bebas bakteri.

Ingat ya Bunda, hubungi dokter bila jerawat pada puting tidak hilang dengan pengobatan di rumah, atau Anda tidak bisa menyusui karena terasa sangat sakit. Dokter bisa membuka jerawat menggunakan teknik yang bersih dan jarum yang steril untuk mengurangi resiko infeksi. Ini membuat ASI mengalir dari area yang mengalami jerawat. Dokter bisa menganjurkan salep antibiotik yang sesuai untuk menyusui seperti bacitracin.


(Ismawati)