Kesehatan

Perawatan Kesuburan Agar Cepat Hamil

Perawatan Kesuburan Agar Cepat Hamil

Jika Anda begitu mendambakan buah hati namun ternyata hasil pemeriksaan menyatakan ada gangguan fertilitas (kesuburan) baik dari pihak Anda, suami, atau bahkan dari Anda berdua, sepertinya Anda bisa mencoba upaya perawatan kesuburan. Perawatan kesuburan ini dapat menjadi salah satu opsi agar Anda bisa segera hamil, terutama jika Anda dan pasangan berusia di atas 35 tahun dan sudah berusaha memperoleh keturunan hampir setiap hari, namun hingga enam bulan Anda tidak kunjung mengandung.

Ada beragam pilihan perawatan kesuburan. Mulai menggunakan obat penyubur, operasi, atau inseminasi buatan. Jika Anda dan suami menghadapi masalah cukup serius seperti jumlah sperma sedikit atau saluran indung telur (tuba falopi) tersumbat, sementara aneka perawatan sudah dilakukan namun gagal, mungkin ini saatnya Anda mencoba prosedur teknologi reproduktif dibantu  (assisted reproductive technology/ART). Misalnya melakukan prosedur bayi tabung, injeksi sperma intra sitoplasma dan beberapa prosedur lainnya.

Mana yang akan Anda lakukan tentu saja bergantung dari hasil diskusi dan pemeriksaan dokter. Anda mungkin berpikir perawatan termahal akan mempercepat kehamilan, namun itu tidak sepenuhnya benar, Bunda. Terkadang terapi yang lebih murah, seperti obat penyubur atau operasi saja cukup efektif. Di Amerika Serikat, sekitar 90% pasangan yang mengalami masalah fertilitas akhirnya memiliki momongan setelah melakukan perawatan kesuburan lewat obat-obatan atau operasi.

Apa saja perawatan kesuburan yang bisa Anda dan suami lakukan agar segera mendapatkan buah hati di tengah-tengah Anda?  Ini dia detailnya. Namun sekali lagi, semua harus dibicarakan terlebih dahulu dengan dokter Anda, ya?

1. Obat Penyubur

Jika hormon Anda tidak seimbang atau hanya sedikit, obat-obatan ini, baik untuk wanita maupun pria, dapat mengembalikan sistem reproduksi Anda pada jalurnya. Anda bisa melakukan terapi obat penyubur ini bersama-sama perawatan kesuburan lainnya seperti inseminasi buatan.

Obat penyubur, seperti clomiphene dan gonadotrophins, dapat mengatur hormon reproduksi Anda dan memicu pelepasan satu atau lebih sel telur Anda per siklus ovulasi. Kebanyakan wanita memanfaatkan obat penyubur pada tiga hingga enam bulan sebelum pembuahan.

  • Efek samping: Clomiphene dapat menyebabkan sakit kepala, pandangan kabur, kram, kembung, dan vagina kering. Sedangkan gonadotrophins dapat mengakibatkan nyeri, kembung, dan ruam. Kedua obat ini dapat meningkatkan peluang Anda memiliki anak kembar dua atau lebih.
  • Tingkat keberhasilan: Sekitar 20-60% wanita yang menggunakan obat-obatan penyubur (terkadang dengan inseminasi buatan) hamil.

2. Operasi

Jika saluran indung telur (tuba falopi) Anda tersumbat, atau Anda menderita endometriosis, fibroid, cacat genetik, atau kista ovarium, maka operasi kecil laparoskopi dapat membantu mendiagnosa masalah ini dan memberikan jalan keluar bagi Anda untuk hamil.

Operasi dapat membantu memperbaiki cacat genetik atau tuba falopi yang tersumbat, atau mengangkat endometriosis, fibroid, dan kista ovarium dalam tubuh Anda. Meski begitu, operasi bisa menjadi lebih ekstensif dan memerlukan sayatan di abdomen Anda. Dalam banyak kasus, operasi tidak diperlukan, dan peluang hamil lebih besar dengan opsi perawatan lainnya.

  • Efek samping: Setelah laparoskopi, Anda mungkin merasa tidak nyaman pada bagian dada dan bahu akibat karbondioksida yang digunakan selama operasi. Namun hal ini hanya terjadi selama beberapa waktu saja. Anda juga akan merasakan nyeri pada bagian abdomen dalam waktu beberapa hari.
  • Tingkat keberhasilan: Sekitar 40-60% wanita melakukan perawatan untuk masalah endometriosis dan jaringan parut mereka. Antara 10-90% wanita yang melakukan operasi berhasil hamil.

3. Inseminasi Buatan

Jika masalahnya adalah sperma pasangan Anda sulit mencapai sel telur Anda, mungkin inseminasi buatan bisa menjadi solusinya. Artinya, sperma suami disuntikkan ke dalam rahim pada waktu yang tepat lewat kateter sehingga peluang terjadinya kehamilan cukup besar.

  • Efek samping: Setelah sperma disuntikkan ke dalam rahim, Anda mungkin merasakan kram selama sekitar sehari atau lebih. Kemungkinan Anda juga diminta menggunakan obat-obatan penyubur sebelum prosedur dilakukan, yang akan meningkatkan risiko berkembangnya ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS). Di samping itu, suami Anda juga diminta memberikan sampel sperma.
  • Tingkat keberhasilan: Sekitar 5-25% wanita yang melakukan inseminasi buatan sukses mengandung.

4. Bayi Tabung (In Vitro Fertilization/IVF)

Jika Anda dan suami memutuskan melakukan treatment bayi tabung, maka sel telur Anda dikeluarkan dan dibuahi oleh sperma suami Anda di luar rahim, dalam hal ini di laboratorium. Nantinya, jika sel telur berhasil dibuahi dan menjadi embrio, maka embrio tersebut kembali ditanam ke dalam rahim Anda. Meski begitu, proses bayi tabung ini cukup rumit karena membutuhkan waktu untuk mengumpulkan sel telur istri dan sperma suami. 

  • Efek samping: Anda mungkin membutuhkan obat penyubur sebelum prosedur dilakukan, yang berarti meningkatkan risiko memiliki bayi kembar dan mengembangkan OHSS.
  • Tingkat keberhasilan: Sekitar 28-35% wanita yang memutuskan melakukan prosedur bayi tabung berhasil hamil.

5. Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT)

Dalam prosedur ini, sel telur Anda dan sperma suami dicampur di laboratorium, dan setelah bercampur maka Anda akan mendapatkan operasi kecil agar campuran tersebut dapat disuntikkan ke tuba falopi Anda. Dengan begitu, pembuahan dapat terjadi secara alami di dalam tubuh Anda.  GIFT dapat dilakukan jika tuba falopi Anda normal dan sperma suami Anda cukup.

  • Efek samping: Prosedur ini membutuhkan pemulihan yang lebih lama dibandingkan IVF. Anda mungkin akan merasa tidak nyaman sementara waktu pada bagian bahu dan dada akibat karbon dioksida yang digunakan selama operasi. Anda juga membutuhkan obat-obatan penyubur yang meningkatkan risiko OHSS.
  • Tingkat keberhasilan: Sekitar 25-30% wanita yang memilih prosedur GIFT sukses hamil.


6. Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)

Sama seperti pada GIFT, sel telur Anda dan sperma suami dicampur di laboratorium. Namun pada ZIFT, dokter akan memastikan sel telur Anda dibuahi sebelum dilakukan operasi kecil penempatan campuran tersebut di tuba falopi Anda.

  • Efek samping: Prosedur ini sama dengan siklus GIFT, namun Anda membutuhkan lebih banyak waktu menunggu di laboratorium. Efek sampingnya sama seperti prosedur GIFT.
  • Tingkat keberhasilan: Sekitar 25-30% wanita dengan prosedur ZIFT berhasil mendapatkan momongan.

7. Injeksi Sperma Intra Sitoplasma

Dalam prosedur ini, atau disebut juga intracytoplasmic sperm injection (ICS), satu sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur. Nantinya, embrio yang dihasilkan ditempatkan ke dalam rahim Anda.

  • Efek samping: Sperma pasangan Anda mungkin akan diambil dari testis melalui jarum mikoskropik atau bedah biopsi. Namun tenang saja, hal ini tidak terlalu sakit dari yang Anda dan pasangan pikirkan.
  • Tingkat keberhasilan: Sekitar 35% pasangan yang mencoba prosedur ini berhasil memperoleh buah hati.

(Dini)