Balita

10 Inspirasi Dongeng Anak Nusantara

10 Inspirasi Dongeng Anak Nusantara

"Jika ibu ingin memiliki anak pintar, bacakan ia dongeng untuk anak. Jika ibu ingin anak yang lebih pintar lagi, maka bacakan ia lebih banyak dongeng untuk anak."

Dua kalimat yang diucapkan oleh ilmuwan tersohor, Albert Einstein, tersebut bisa jadi alasan dasar mengapa orang tua harus mulai membacakan dongeng anak minimal sebagai pengantar tidur setiap hari. Membacakan, menceritakan, maupun menyanyikan dongeng anak memang terbukti bisa meningkatkan kemampuan anak dalam banyak hal.

Tidak perlu khawatir jika anak ibu masih tergolong bayi karena dongeng anak bisa diceritakan kepada anak mulai usia sedini mungkin. Situs parenting Australia bahkan menyatakan semakin dini anak dikenalkan dengan buku akan semakin baik. Anak suka mendengar suara ibu, ekspresi ibu saat bercerita, ataupun cara ibu membalikkan halaman buku dongeng anak dengan perlahan.

Menurut psikolog anak, Sally Goddard Blythe, dongeng merupakan kisah yang cocok dibacakan untuk anak karena sesuai dengan level pemahaman mereka. Anak masih awam membedakan mana yang baik dan buruk, sementara dongeng anak biasanya memang jelas menggambarkan mana tokoh baik dan mana tokoh buruk lewat perangainya.

"Anak menjadi mengerti bahwa di dunia ini ada orang baik dan ada pula orang jahat. Anak juga bisa ditanamkan pemahaman bahwa orang jahat akan mendapat balasan yang jahat pula dari Tuhan, begitu pula sebaliknya," kata Blythe yang juga merupakan Direktur di The Institute for Neuro-Physiological Psychology, Chester, Inggris.


6 Manfaat Menceritakan Dongeng Anak

Setidaknya terdapat 6 manfaat besar yang didapat oleh anak ketika dibacakan dongeng anak, yakni:

  1. Membantu anak mengetahui suara binatang atau suara alam lainnya, mengenal kosa kata dan bahasa yang baru, serta mengembangkan minat membaca sejak dini

  2. Belajar menghargai buku dan cerita dongeng anak secara keseluruhan

  3. Memupuk imajinasi anak dan memperbesar rasa ingin tahu anak

  4. Membantu menstimulasi otak anak, serta mengembangkan skill sosial dan komunikasi anak

  5. Membantu anak (dengan arahan orang tua) membedakan dunia nyata dengan khayalan

  6. Membantu anak mengekspresikan emosinya.

Menceritakan kisah dongeng tidak selalu harus membaca buku, apalagi jika kegiatan ini dilakukan sebelum tidur dengan kondisi kamar yang gelap atau remang-remang. Ibu atau ayah cukup memegang buku kemudian berimprovisasi mengenai jalannya cerita karena yang terpenting adalah kedekatan dengan anak sehingga tercipta bonding yang kuat.


8 Cara Mengenalkan Dongeng Anak

Sayangnya, mengenalkan kebiasaan membaca buku atau memperdengarkan dongeng anak tidak selalu melalui proses yang mulus. Bagi anak yang lebih suka beraktivitas secara fisik, membaca atau mendengarkan orang tua mengisahkan dongeng akan menjadi tantangan tersendiri.

Namun, ibu bisa mencoba 8 cara yang menyenangkan di bawah ini untuk mengenalkan dongeng anak.

  1. Tidak harus selalu membaca

    Di awal pengenalan kegiatan membaca, toddler mungkin akan menunjukkan ketertarikan yang minim, sebentar, atau bahkan tidak sama sekali. Ibu bisa mengakali hal ini dengan terlebih dahulu memperdengarkan dongeng anak itu melalui radio, rekaman, atau bercerita secara langsung, yang terpenting ialah membuat anak tertarik dengan dongeng anak itu sendiri terlebih dahulu.

    Di tengah proses mendengarkan itu, ibu bisa membiarkan anak menyelesaikan kisah dongeng dengan cerita versi mereka. Hal ini juga dilakukan dengan tujuan melatih imajinasi anak dan melibatkan anak di dalam cerita agar ia tidak cepat bosan.

    Berdasarkan penelitian, terdapat efek yang berbeda terhadap anak yang suka membaca dengan mendengarkan dongeng anak. Bagi anak yang mendengar dongeng, mereka akan lebih mudah memahami isi cerita dongeng. Sedangkan anak yang gemar membaca dongeng anak memiliki kosa kata yang lebih banyak dan kompleks dibanding anak-anak yang hanya mendengarkan dongeng.

  2. Pantang menyerah

    Jika anak tidak menunjukkan minat sama sekali terhadap membaca buku dongeng, ibu bisa memegang buku itu sambil membacakannya untuk anak. Pilihlah buku yang lebih banyak gambarnya dan berwarna-warni sehingga menarik secara visual.

    Ibu bisa membolak-balikkan halaman buku sambil bercerita. Ketika anak menunjukkan tanda-tanda bosan, ada baiknya ibu menyudahi sesi membacakan dongeng anak itu dan memulainya kembali esok hari.

  3. Membuat mimik lucu

    Jangan lupa bercerita dengan ekspresi yang lucu agar anak lebih tertarik untuk menyimak. Jangan takut jika suara ibu terlalu keras, selama tidak mengganggu tetangga itu sah-sah saja kok.

  4. Konsisten

    Mengenalkan kebiasaan membaca atau bercerita dongeng kepada anak membutuhkan konsistensi agar berhasil. Jadikan kegiatan itu sebagai kebiasaan, misalnya setiap sebelum tidur, dan lakukan setiap hari. Lama-lama, anak akan terbiasa dengan aktivitas tersebut dan bukan tidak mungkin akan meminta ibu untuk membacakan dongeng anak sebelum mereka pergi tidur.

  5. Biarkan anak memilih bukunya sendiri

    Bawa anak ke toko buku, biarkan ia memilih buku yang sekiranya ia sukai. Anak mungkin hanya akan memilih buku berdasarkan sampulnya yang bagus atau bergambar karakter yang ia sukai ataupun berwarna-warni. Jika tidak terlalu melenceng dari target usianya, ada baiknya ibu tidak melarang anak membeli buku itu ya.

  6. Buku teman

    Jika anak sudah bersosialisasi, baik melalui kelompok bermain maupun sekolah formal, anak biasanya lebih menuruti rekomendasi buku atau dongeng anak yang sudah pernah atau sedang dibaca oleh teman-temannya juga. Tidak ada salahnya mengikuti minat anak yang seperti ini asalkan pilihan bukunya tetap ibu pantau.

  7. Membeli buku seri

    Dengan adanya buku yang berseri, anak diharapkan lebih penasaran menantikan kelanjutan kisah dongeng yang dibacanya. Dengan demikian, semangat membacanya dapat selalu terpelihara.

  8. Berikan contoh

    Merupakan hal yang percuma jika ibu terus meminta anak untuk membaca buku dongeng anak, tapi ibu sendiri jarang menyentuh buku. Anak cenderung mencontoh hal yang dilihatnya dibanding hal yang didengarnya, apalagi yang bernada perintah.


10 Dongeng Anak Nusantara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh). Merujuk pada deskripsi ini, cerita rakyat misalnya seperti kisah Malin Kundang atau Legenda Tangkuban Perahu bisa dikategorikan sebagai dongeng. Memang ada sebagian orang yang percaya bahwa kejadian itu benar terjadi di masa lalu, tapi tidak ada jejak ilmiah yang benar-benar bisa membuktikannya.

Indonesia kaya akan cerita rakyat dari berbagai daerah di Nusantara, mulai dari Sabang hingga Merauke. Semua dongeng anak itu sarat dengan pesan moral yang bisa diajarkan kepada anak sedini mungkin. Berikut 8 dongeng anak yang berasal dari Indonesia

  1. Timun Mas

    Timun Mas bercerita tentang sepasang suami istri petani yang belum memiliki keturunan. Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari, seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka dan mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun untuk ditanam. Ajaibnya, mentimun itu berisi seorang putri kecil yang cantik.

    Tetapi ketika puteri Timun Mas sudah besar, raksasa ingin memintanya kembali dan memakan Timun Mas. Namun berkat kecerdikan Timun Mas yang menuruti nasehat orang tuanya, raksasa akhirnya kalah dan keluarga Timun Mas hidup bahagia selamanya.

    Kisah dongeng anak ini mengajarkan untuk tidak lelah berdoa dan berusaha untuk meraih impiannya. Akan ada banyak halangan maupun rintangan dalam mencapai tujuan itu, tetapi jangan sampai menyerah dan mengaku kalah dengan keadaan.

  2. Lutung Kasarung

    Kisah ini mengajarkan kepada anak untuk berteman dengan siapa saja, tidak memandang kondisi fisiknya maupun latar belakang suku maupun agamanya. Anak juga bisa diajarkan untuk ikhlas dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan YME serta menyayangi saudara dan keluarga secara keseluruhan.

  3. Malin Kundang

    Cerita rakyat dari Sumatera Barat ini sangat populer di Indonesia. Kisahnya bahkan diceritakan turun-temurun oleh orang tua kepada anaknya agar anak-anak mereka kelak tidak bersikap seperti Malin Kundang. 

    Malin Kundang digambarkan sebagai anak durhaka yang tidak mengakui ibu kandungnya sendiri. Sebabnya, sang ibu berpenampilan lusuh, sedangkan Malin baru saja pulang kampung sebagai orang kaya dan terhormat.

    Sang ibu yang merasa sedih kemudian mengutuk Malin menjadi batu. Sampai sekarang, batu Malin Kundang bisa dijumpai di pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

  4. Bawang Merah dan Bawang Putih

    Kisah ini juga sangat populer di Indonesia, bahkan beberapa kali kisahnya diangkat ke layar televisi. Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih pun bisa dijadikan dongeng anak sambil dipetik pelajaran berharganya. 

    Salah satu hikmah dari cerita ini ialah anak harus menghormati saudaranya, baik kakak maupun adiknya, serta bersikap baik kepada sesama. Anak juga dianjurkan untuk tidak mendendam seperti sikap yang diperlihatkan Bawang Putih kepada Bawang Merah dan ibu tirinya meski keduanya pernah jahat kepada Bawang Putih.

    Sementara itu, cerita ini juga menyiratkan bahwa perbuatan yang jahat akan mendapatkan balasan yang setimpal. Seperti halnya kelakuan Bawang Merah dan Ibu Tiri yang jahat kepada Bawang Putih. Pada akhirnya, mereka mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya.

  5. Si Kancil

    "Si Kancil anak nakal. Suka mencuri ketimun. Ayo lekas dikurung. Jangan diberi ampun."

    Sepenggal lirik lagu berjudul 'Si Kancil' itu menggambarkan jalan cerita dongeng anak dengan judul yang sama. Si Kancil digambarkan sebagai makhluk yang cerdas dan tidak panik ketika dihadapkan pada satu ujian dalam hidup.

    Pesan moral ini tergambar dalam usaha kancil untuk keluar dari lubang jebakan pak tani, yakni dengan memperdaya teman-teman binatangnya yang lain. Namun, tentu saja sifat-sifat buruk kancil tidak boleh ditiru. Sifat buruk itu ialah licik, suka berbohong, dan tentu saja suka mencuri.

  6. Si Monyet dan Si Kura-Kura

    Dongeng anak ini menceritakan tentang monyet yang tamak dan kura-kura yang baik hati. Pada suatu hari, pohon pisang yang ditanam oleh kura-kura berbuah banyak tetapi kura-kura tidak bisa menikmatinya karena tidak bisa memanjat pohon.

    Oleh karena itu, kura-kura meminta bantuan monyet untuk mengambilkannya. Namun tak disangka, monyet malah memakan semua pisang ketika berada di atas pohon. Kura-kura tentu marah dengan hal itu, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa.

    Akhirnya, monyet mendapat balasannya ketika terjatuh dari pohon karena salah satu dahan pohon pisang patah diinjaknya. Monyet pun meringis kesakitan dan menyesali perbuatan tidak terpujinya.

    Dongeng anak ini mengajarkan untuk tidak memanfaatkan kelemahan orang lain sebagai keuntungan diri kita sendiri. Anak juga bisa ditanamkan nilai untuk tidak boleh serakah dan setiap perbuatan kita ada ganjarannya.

  7. Towjatua dan Buaya Ajaib

    Dongeng anak yang berasal dari Papua ini mengisahkan tentang seekor buaya di Sungai Tami yang menolong seorang ibu hamil untuk melahirkan bayi sehat. Karena itulah, sang ayah yang bernama Towjatuwa kemudian berjanji untuk tidak pernah lagi membunuh buaya di Sungai Tami, bahkan melindungi buaya-buaya itu dari bidikan para pemburu.

    Dongeng anak ini bisa mengajarkan anak untuk selalu menyayangi binatang. Tetapi anak perlu diberikan pengertian mengenai hewan yang tergolong buas dan jinak ya, Bu.

  8. Si Rusa dan Siput

    Dongeng dari Kepulauan Aru, Maluku, ini mengajarkan anak untuk tidak menilai orang dari bentuk fisiknya saja. Seperti rusa yang mengira siput tidak akan menang jika beradu lari dengannya.

    Anggapan itu memang benar mengingat siput berjalan sangat lambat. Tetapi siput adalah hewan yang pintar sehingga meminta bantuan teman-temannya untuk berada di beberapa titik yang dilalui oleh rusa dalam perlombaan lari melawan siput sehingga rusa mengira siput bisa menyainginya. Rusa sampai dibuat pingsan karena tidak mengira siput bisa menandingi kecepatan larinya.

  9. Hikayat Bunga Kemuning

    Dahulu kala, hidup seorang puteri baik hati bernama Putri Kuning. Sayangnya, ia kerap dijahati oleh saudara-saudara kandungnya sampai meninggal dunia. Namun karena perangainya yang baik ini, di kuburan Puteri Kuning tumbuh tumbuhan yang batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi, yang kemudian dinamaman dengan Bunga Kemuning. 

  10. Kelinci Pembohong 

    Dongeng anak ini mengajarkan untuk tidak menjadi anak yang suka berbohong dan egois. Karena kebohongan membuat kita tidak dipercaya lagi oleh orang-orang di sekitar sekalipun ketika kita menyampaikan berita yang sebenarnya.


Dongeng Anak Internasional

Membacakan atau bercerita tentang dongeng anak memang paling pas jika menggunakan bahasa utama ibu. Selain lebih mudah dipahami oleh anak, ibu bisa lebih mudah menyampaikan pesan kepada anak.

Meskipun demikian, tidak ada salahnya sekali-sekali mendongeng dengan bahasa luar negeri seperti bahasa Inggris. Cinderella, Putri Salju dan Tujuh Kurcaci, serta Si Kecil Kerudung Merah adalah contoh dongeng anak yang berasal dari luar negeri. Kini, kisah mereka banyak diadaptasi ke layar lebar, ada pula bukunya yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Mengisahkan dongeng anak secara bilingual bisa menstimulasi kemampuan berbahasa anak itu sendiri yang mungkin akan membantunya ketika anak sudah mulai memasuki usia sekolah.

Buku dengan dua bahasa merupakan sarana yang bagus untuk belajar, lagipula banyak buku dicetak menggunakan bahasa Inggris di zaman sekarang ini. Jika ibu sering membacakan buku dongeng anak berbahasa Inggris, bukan tidak mungkin anak akan terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Inggris nantinya.

Opsi lain adalah mendengarkan dongeng anak dalam bahasa Inggris lewat radio maupun audio book kemudian ibu mendiskusikan kisah tadi dengan anak menggunakan bahasa Indonesia.

Untuk mempermudah pemahaman anak terhadap kisah dongeng yang baru saja ia baca atau dengar, ibu juga bisa mencetak gambar yang ada di dalam buku dongeng anak. Selain itu, ibu juga boleh saja menggunakan e-book alias buku digital yang dibaca dari tablet atau laptop. Tetapi untuk e-book harus diawasi penggunaannya ya karena biar bagaimanapun itu sudah masuk screen time, jangan sampai anak terlalu lama membaca dari gadget.

Cara lain untuk menikmati dongeng anak dalam berbagai bahasa ialah pergi ke perpustakaan. Di sana, ibu dan anak ibu akan dimanja dengan berbagai koleksi buku dongeng anak yang bahkan bisa dipinjam secara gratis.

Di beberapa perpustakaan juga ada sesi membaca buku dongeng anak. Dengan pergi ke perpustakaan ini, anak diharapkan lebih menikmati proses membaca buku dongeng anak sekaligus merasa nyaman berada di perpustakaan. 

(Asni)