Balita

11 Cara Memperkenalkan Agama Pada Anak

11 Cara Memperkenalkan Agama Pada Anak

Anak-anak usia sekolah bisa dibilang belum siap untuk segala bentuk diskusi yang berkaitan dengan ketuhanan. Tapi itu bukan berarti mereka belum mulai berpikir tentang beberapa pertanyaan besar seperti “Siapa yang menciptakan Tuhan?” atau “Kemana kita akan pergi setelah mati?” Mereka juga sangat tertarik pada proses segala sesuatu diciptakan.

Usia ini adalah usia yang tepat untuk membangun sisi spiritual anak. Pondasi spiritual yang kuat akan memberinya panduan dalam menjalani kehidupan di masa datang. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membangun sisi spiritual anak:


1. Jelaskan Agama yang Anda Anut

Jelaskan agama yang Anda yakini di hadapan anak. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung penanaman nilai spiritual pada anak, meski Anda tidak secara aktif bergabung dalam satu organisasi keagamaan. Anda memang tak perlu memiliki jawaban untuk semua pertanyaan yang ia ajukan. Tapi setidaknya Anda dapat memberi penjelasan saat ia bertanya, “Apakah Bunda percaya pada Tuhan?” atau “Bunda kalo manusia mati lalu apa yang akan terjadi?”

Tentukan jenis pendidikan keagamaan seperti apa yang Anda inginkan untuk si kecil. Apakah Anda menginginkannya aktif di sekolah Minggu? Atau Anda mendaftarkannya sebagai santri di sebuah pesantren? Jika Anda dan pasangan memiliki keyakinan yang berbeda, sangat bijak bila mulai saat ini Anda telah memutuskan bagaimana memenuhi kebutuhan spiritualnya. Jadi ia tidak akan bingung menghadapi dua perbedaan agama pada orangtuanya.


2. Tidak Perlu Merasa Tahu Semua Hal

Ketika anak Anda bertanya tentang apa yang akan terjadi setelah kematian, berikan jawaban yang jujur dengan mengatakan, “Tak ada yang tahu pasti tentang itu, tapi sebagian orang mengira mereka akan masuk surga agar menjadi dekat dengan Tuhan. Sebagian lagi berpikir mereka akan terlahir kembali dengan tubuh yang baru.” Anda dapat memberi penjelasan lebih rinci jika Anda memiliki landasan agama yang kuat. Jika tidak, akui saja bahwa ada beberapa pertanyaan yang belum dapat Anda ketahui jawabannya.


3. Perkenalkan Nilai Agama Sejak Dini

Perkenalkan kegiatan keagamaan pada anak sejak ia masih kecil. Misalnya jika Anda muslim Anda dapat melakukannya dengan mengajarkan sholat atau rutin ke gereja untuk Anda yang kristiani. Biarkan anak melihat kegiatan ini sebagai bagian hidup yang natural. Biarkan ia terpengaruh secara positif oleh kegiatan spiritual yang Anda lakukan.

Anda perlu berbicara padanya bila Anda termasuk orang yang tidak mempercayai Tuhan. Jika Anda tidak melakukannya, ia akan mengetahuinya dari orang lain. Meski jika Anda tak meyakini Tuhan, Anda tetap masih bisa mendorongnya untuk menghormati keyakinan lain. Pondasi spiritual yang baik dapat terbentuk dari sikap menunjukkan perilaku peduli pada orang lain.


4. Bercerita

Tradisi spiritual penuh dengan cerita untuk menjelaskan semuanya mulai dari bagaimana dunia ini diciptakan hingga kenapa orang kadang berbuat tidak baik. Perkenalkan padanya bahwa orang yang berbeda bisa memiliki keyakinan yang tidak sama. Gunakan buku sebagai  sumber cerita Anda. Bisa juga Anda membacakan cerita berdasarkan ilustarasi dari Alkitab, atau dari ayat dalam Al Qur’an. Buatlah cerita menjadi sesederhana mungkin agar mudah untuk dipahami.


5. Kegiatan Harian untuk Mengajarkan Nilai Agama

Tidak perlu melakukan kegiatan berskala besar untuk menerapkan ide yang besar. Anda dapat menunjukkan agama sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dengan mempraktekkannya pada ucapan dan perilaku. Misalnya, saat membuka jendela di pagi hari Anda bisa katakan, “Terimakasih Tuhan, hari ini cerah sekali, ya.” Atau saat tidur di malam hari Anda berujar, “Segala puji bagi Tuhan yang telah memberkahi kita di hari ini.”


6. Cara yang Menyenangkan

Agama tidak selalu bersifat serius. Anda bisa membuatnya menjadi menyenangkan. Ajak anak Anda menggambar imajinasinya tentang surga. Atau minta ia menulis cerita tentang penciptaan dunia. Bersama-sama, mainkan drama atau opera boneka berdasarkan kreasi cerita dengan tema yang Anda pilih. Cara menyenangkan lainnya adalah dengan bernyanyi bersama buah hati Anda. Jika Anda tak familiar dengan syair pada lagu-lagu religi, banyak sekali kaset atau CD yang tersedia di pasaran. Anda bisa menggunakannya untuk bernyanyi bersamanya.


7. Mengajarkan Berdoa

Beri pemahaman bahwa berdoa bukanlah aktifitas yang hanya dilakukan saat ia membutuhkan bantuan. Berdoa adalah cara untuk berkomunikasi dengan yang Maha Kuasa kapan saja dan dimanapun. Ajarkan anak mengucapkan doa untuk beberapa kesempatan yang berbeda. Misalnya saat melihat sesuatu yang indah, saat bangun tidur, atau menjelang waktu tidur. Doa ucapan syukur sebelum dan sesudah makan bisa menjadi cara yang mudah dan efektif untuk menanamkan nilai menghargai dasar kehidupan.

Jika ia kesulitan untuk membuat kalimat dalam doa nya, Anda dapat membantunya dengan memulai kalimat “Terimakasih Tuhan untuk….” Biarkan ia melanjutkan kalimat Anda. Meski jika dalam keluarga tidak menganut agama tertentu, Anda tetap dapat mengajarkan anak mengucapkan syukur untuk hal-hal seperti tempat tidurnya yang nyaman atau wangi bunga yang menawan. Beri contoh dengan mengatakan, “Bunda bersyukur sekali hari ini tidak hujan jadi kita bisa bermain di taman, bukan begitu Kak?”


8. Membangun Tradisi Keluarga

Kepercayaan dapat menghubungkan kita dengan orang lain dan juga masa lalu. Jika Anda membesarkan anak dengan keyakinan yang sama seperti saat Anda dibesarkan, pastikan anak Anda mengetahui bahwa riwayat keluarganya juga memiliki kepercayaan yang sama dengannya. Tunjukkan kain ihram yang digunakan salah satu kerabat dekat saat melaksanakan haji. Atau biarkan ia melihat foto saat kakek melaksanakan komuni pertamanya. Ceritakan kisah keluarga selama liburan yang kerap kali Anda dengar saat kecil.

Tradisi keluarga bisa juga tidak secara spesifik berhubungan dengan agama. Ikut serta dalam penanaman pohon di hari lingkungan hidup menjadi salah satu contohnya. Kegiatan ini dapat membantunya menyadari bahwa dunia bisa menjadi tempat yang lebih baik karena ia ada di dalamnya. Berikan contoh melalui berderma agar ia bisa merasakan bagaimana membantu orang lain menjadi sangat berharga.


9. Kegiatan Keagamaan Saat Libur

Pergunakan waktu libur dengan aktifitas yang lebih berarti. Anda dan keluarga bisa ikut serta dalam acara amal. Bisa juga dengan mondonasikan makanan, pakaian, atau mainan ke tempat pengungsian. Biarkan ia memilih sendiri benda yang tidak lagi ia gunakan. Hari libur dapat juga Anda isi dengan membuat kalender hijriah bersama atau menggambar gereja yang sering dikunjungi.


10. Ikuti Keinginannya 

Biarkan ia mengajukan pertanyaan yang ada di kepalanya. Beri ia kesempatan untuk mendiskusikan pendapatnya tentang siapa Tuhan, seperti apa surga, atau apa yang akan terjadi setelah kematian. Jangan mengarahkan pertanyaan pada isu yang lebih besar. Jika ia bertanya dimana Tuhan tinggal, atau apakah Tuhan itu ada, mulai jawaban Anda dengan menanyakan pendapatnya. Jika Anda mendengarkan pendapatnya, mungkin Anda akan mendapati sesuatu yang tak terpikirkan sebelumnya.


11. Mengikuti Organisasi Keagamaan

Secara teratur menghadiri acara sosial di tempat ibadah akan membuat anak memiliki rasa berkelompok. Ia tumbuh menjadi lebih nyaman dengan ritual agama Anda dan melihat tempat ibadah sebagai tempat yang aman dan nyaman. Melakukan ritual keagamaan membuat anak menghargai nilai-nilai agama. Di gereja atau di masjid tersedia kegiatan untuk memperkenalkan anak pada agama dengan cara yang mudah dipahami dan juga mengasyikkan.

Menjadi sukarelawan dalam acara perlindungan hewan, misalnya, dapat menjadi cara untuk menguatkan ikatan pada sebuah komunitas dan mengajarkan anak bahwa ia dapat membuat perubahan di muka bumi. Ia akan merasa senang mengetahui dirinya memiliki dampak positif bagi sekitarnya.

(Ismawati)