Ibupedia

20 Cara Mendidik Agar Anak Mandiri

20 Cara Mendidik Agar Anak Mandiri
20 Cara Mendidik Agar Anak Mandiri

Semakin besar usianya, semakin ia harus menyadari kalau ia adalah individu yang terpisah dari Ibu dan menjadi anak mandiri. Ia mulai ingin melakukan berbagai hal sendiri. Berikut ini beberapa cara yang bisa Ibu coba untuk membantu anak mandiri:

  

Kiat Menumbuhkan Mental Anak Mandiri

 

  1. Mendekap erat dan biarkan si kecil bergerak agar jadi anak mandiri

    Bayi di bawah usia 6 bulan membutuhkan respon hangat agar ia tahu kalau ia aman. Ini membantu membentuk rasa percaya yang membuatnya jadi anak mandiri nantinya. Meski di usia 2 bulan, bayi suka membuat sesuatu terjadi dengan kemampuannya. Apakah ia bisa menggenggam dan menendang? Tempatkan si kecil di selimut yang menimbulkan suara ketika kakinya menendang-nendang. Berikan mainan lembut yang bisa berbunyi ketika digerakkan. Bayi suka memegang kendali dan ini memberinya kesadaran awal untuk jadi anak mandiri.

      

  2. Libatkan dalam percakapan

    Dari sejak bayi, ajak ia bicara ketika Ibu melakukan sesuatu bersamanya seperti saat mengganti popok atau mengganti pakaian. Mungkin ini terlihat sepele tetapi ini ternyata bisa melatih dia untuk menjadi lebih aktif dan responsif sehingga seiring waktu dia bisa menjadi anak mandiri. Ibu bisa lebih jauh mengajarkan bayi bicara menggunakan bahasa isyarat tertentu agar ia juga bisa menjadi anak mandiri. Memotivasi bayi dan batita menggunakan isyarat memberi mereka rasa percaya diri dan kompetensi, yang jadi dasar untuk membuatnya jadi anak mandiri. Dengan menyediakan cara agar anak bisa memberitahu Ibu apa yang mereka butuhkan, mereka merasa bisa melakukan hal lain. Hal kecil ini yang kita pupuk agar dia bisa jadi anak mandiri.

      

  3. Ciptakan rutinitas

    Ketika anak kecil tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya, mereka bisa mengantisipasi perubahan dan merasa punya kontrol. Jelaskan rutinitas yang terjadi setiap hari, seperti “Setelah sarapan kita ganti baju untuk jalan-jalan, lalu kita kembali untuk makan siang.” Bantu anak merasa percaya dengan lingkungannya agar ia menjadi anak mandiri. Bayi mengasosiasikan membaca buku dan bersenandung dengan waktu tidur, yang membantunya menenangkan diri ketika waktu tidur. Batita bisa berinisiatif untuk aktivitas yang ia harapkan seperti mencuci tangan sebelum makan dan membawa buku untuk dibacakan sebelum tidur.

    Semua rutinitas ini akan terekam di otak anak sehingga mereka tahu kegiatan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Saat sudah hafal, mereka akan melakukan hal tersebut tanpa bantuan Ibu, secara tidak langsung ini membuat anak mandiri.

      

  4. Ciptakan lingkungan yang mudah diakses

    Lingkungan menjadi salah satu faktor yang bisa membentuk anak mandiri. Sediakan area dengan bantalan tempat anak bisa beristirahat. Ibu perlu ciptakan lingkungan yang simpel dan tidak berantakan. Gunakan beberapa keranjang untuk menyimpan mainan anak. Untuk anak batita gunakan meja dan kursi kecil sebagai tempat ia bisa makan cemilan, bermain dengan boneka atau menggambar. Membiarkan anak memilih aktivitasnya sendiri membantu mengembangkan rasa percaya diri dan menciptakan anak mandiri.

      

  5. Jangan batasi anak

    Anak mandiri tercipta karena mereka percaya dengan kemampuan diri sendiri. Hal ini tidak muncul begitu saja. Sebisa mungkin, biarkan anak bebas bergerak untuk bereksplorasi daripada menempatkannya di bouncer atau di depan TV. Sebelum anak bisa berjalan, tempatkan beberapa mainan menarik di luar jangkauan agar ia tertarik bergerak meraihnya. Pastikan lingkungan aman bagi anak ketika ia mulai merangkak dan berjalan. Anak yang banyak bergerak di lingkungannya mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, yang mendorongnya jadi anak mandiri.

      

  6. Mulai makan sendiri

    Kebiasaan makan juga bisa membentuk anak mandiri. Ketika anak bisa mengunyah, sekitar usia 8 atau 9 bulan, letakkan makanan lunak seperti kentang, pisang, atau wortel yang dikukus di atas meja. Jangan khawatir berantakan, ya Ibu. Orang tua harus sabar dan memahami rasa kemenangan yang anak rasakan ketika memasukkan makanan ke mulutnya. Berikan anak sendok  bayi untuk dipegang ketika Ibu menyuapinya dengan sendok lain agar ia menjadi anak mandiri.

    Kita tidak sepenuhnya membiarkan anak makan sendiri demi ingin melihat anak mandiri, tapi kita memberi pengalaman untuk mencoba. Nantinya Ibu bisa libatkan anak dengan membiarkannya memilih menu agar ia menjadi anak mandiri. Apakah ia ingin makan sayur atau buah? Sediakan area terjangkau untuk anak di dapur yang bisa  ia akses untuk mengambil piring, sendok, dan gelas.

     

  7. Coba dan coba lagi

    Kadang anak kesulitan dalam beberapa hal seperti mengenakan sepatu atau melakukan beberapa permainan. Tapi anak sangat bersemangat dan perlu belajar melakukan berbagai hal sendiri sehingga bisa jadi anak mandiri. Ibu boleh membantunya sesekali dan menunjukkan cara yang tepat tapi jangan selalu mendampinginya.

    Yang paling penting, dorong anak untuk terus mencoba. Ketika anak belajar berjalan dan kemudian terjatuh, jangan menghentikannya. Biarkan ia tahu kalau Ibu yakin ia bisa melakukannya. Sampaikan pesan bila ia tidak bisa melakukan sesuatu bukan berarti ia gagal, tapi ia hanya perlu mencoba lagi. Pantang menyerah juga membuat anak mandiri karena mereka tidak akan takut gagal.

      

  8. Dukung keinginan anak untuk melakukan apa saja sendiri

    Usia 18 sampai 24 bulan adalah usia ketika anak ingin melakukan semua sendiri. Dukung usaha anak dengan menyesuaikan lingkungannya. Berikan tanggung jawab yang sesuai usianya, tapi Ibu harus fleksibel dengan hasilnya. Yang lebih penting adalah anak mencoba, bukan melakukan sesuatu dengan benar. Dengan begini, pelan-pelan mereka akan belajar bahwa mereka bisa menjadi anak mandiri dengan bisa melakukan beberapa hal tanpa bantuan orang tua.

    Ibu jadi pemandu sorak, bukan pengarah. Penelitian menunjukkan Orang tua yang terlalu terlibat serta mengambil alih aktivitas yang anak lakukan membuat anak tidak mengembangkan rasa bangga dan keinginan untuk mencoba hal baru. Mereka selalu mencari ibu untuk memastikan melakukan sesuatu dengan benar.

      

  9. Kenali watak anak

    Sangat penting untuk mengenali watak karena setiap anak berbeda dan begitu pula cara mereka untuk menjadi anak mandiri. Sejak awal, beberapa anak terlihat lebih mandiri, bahkan impulsif. Mereka aktif bereksplorasi dan sepertinya tak ada satupun yang menghalangi mereka bergerak ke sana-kemari. Anak lain mungkin saja terlihat lebih cemas dan sensitif, menjadi gampang frustrasi, dan canggung untuk mencoba hal baru. Untuk anak seperti ini Ibu perlu gunakan strategi untuk memastikan ia merasa baik-baik saja ketika belajar menjadi anak mandiri.

      

  10. Tawarkan pilihan

    Salah satu ciri anak mandiri adalah bisa membuat pilihan. Semakin bertambahnya usia anak Ibu akan bisa melakukan banyak hal sendiri. Ibu juga harus tau bahwa Ia juga siap untuk membuat keputusan, itu sebabnya ia bisa merespon sangat keras ketika merasa tidak setuju terhadap sesuatu.

    Tantrum adalah hal yang wajar pada anak. Cara terbaik menghindarinya adalah membuat anak merasa terlibat dalam proses membuat keputusan. Baik memilih antara baju biru dan merah atau main di rumah atau di playground, menawarkan pilihan membantu mereka menjadi anak mandiri.

    Meski akan lebih cepat dan lebih mudah bila Ibu membuat keputusan untuk anak, bila kita tidak mulai memberinya pilihan sekarang, kita akan menyesal nantinya. Perlahan anak bisa membuat keputusan tanpa bantuan Ibu. Dan setelah Ibu terbiasa menawarkan pilihan ke anak, Ibu bisa lihat kalau Ibu juga menurunkan konflik dan tantrum. Pastikan Ibu hanya menawarkan pilihan bila Ibu suka kedua jawabannya.

      

  11. Biarkan ia berhasil

    Ketika anak mengalami kegagalan berulang, ia akan merasa down dan tidak bersemangat. Satu cara bagus untuk membuat anak mandiri adalah membiarkannya melakukan tugas rumah. Anak yang bisa membawa piring ke tempat cuci atau membantu menyortir baju bersih di keranjang cucian berarti siap membantu di rumah.

    Hanya saja Ibu perlu bersikap realistis. Tak apa memberi anak kesempatan untuk mencoba hal baru, tapi tunggu hingga ia siap menerimanya. Meski anak usia 4 tahun tidak bisa memvakum atau mencuci baju, ia bisa membawa ember, menyiram tanaman, atau memilih kaos kakinya sendiri agar ia tumbuh menjadi anak mandiri.

      

  12. Berikan pujian

    Dukung kemampuan baru anak dengan banyak feedback positif. Kebanyakan Orang tua menyadari untuk tidak meremehkan anak dengan kata yang kurang tepat. Komentar seperti “Coba lihat meja ini!” bisa membuat anak yang baru saja menumpahkan susu jadi terpuruk. Bila anak sering dibuat malu karena usahanya bereksplorasi, mereka perlahan enggan untuk mencoba hal baru dan menghambatnya menjadi anak mandiri.

    Kita ingin anak mandiri tapi menawarkan pilihan saat makan siang atau membiarkannya memilih baju sendiri butuh waktu, energi, dan kesabaran.

      

  13. Biarkan anak mandiri dengan membiarkannya memimpin

    Salah satu ciri anak mandiri adalah bisa memimpin. Tiap Orang tua perlu membuat batasan, tapi kadang tak apa membiarkan anak mengambil kendali meski bila keputusannya terlihat aneh. Bila misalnya, anak usia 2 tahun memaksa untuk mengenakan jaket tebal di cuaca panas, biarkan saja. Ia akan kepanasan dan tahu kalau baju yang lebih tipis akan lebih baik. Dengan membiarkan ia membuat kesimpulan sendiri, Ibu memberinya kesempatan untuk belajar.

      

  14. Tunjukkan caranya

    Bisa melakukan tugas dengan baik adalah kunci untuk menjadi anak mandiri dan menjadi sebuah pencapaian tersendiri. Tapi untuk mendorong kemampuannya, Ibu perlu menunjukkan cara melakukan sebuah tugas dengan perlahan dan jelas, serta membaginya menjadi beberapa tindakan terpisah. Bimbing ia di tiap langkah membersihkan meja, misalnya, pertama membawa piring ke tempat cuci piring, lalu gelas, lalu yang lainnya. Lalu lihat bagaimana ia melakukannya sendiri dan beri pujian karena telah berusaha.

      

  15. Biarkan anak membantu

    Ketika si kecil melihat Ibu melakukan sesuatu yang terlihat menarik, seperti memasak, membersihkan rumah, atau menata furniture, ia tentu ingin ikut membantu. Ketika ini terjadi, coba cari cara agar anak bisa membantu Ibu. Cara ini bisa memupuk perilakunya sehingga ia menjadi anak mandiri. Ia mungkin tidak bisa mengaduk mie di dalam mangkuk dengan baik tapi Ibu bisa memintanya memegang sendok dan mengajaknya memasang alas di meja.

      

  16. Jangan terlalu sering membantunya agar anak mandiri

    Bila Ibu telah menugaskan sesuatu ke anak, biarkan ia melakukannya, meski bila butuh waktu dua kali lebih lama dibanding bila Ibu mengerjakannya sendiri. Kecuali Ibu sangat terburu-buru, beri waktu selama 5 menit untuk anak melipat baju di pagi hari, ia akan lebih merasa berprestasi setelahnya dibanding bila Ibu menyelesaikan tugas ini untuknya. Hal kecil ini bisa menumbuhkan percaya diri yang membuat ia menjadi anak mandiri.

      

  17. Melatih kemandirian pada anak yang mengalami kecemasan perpisahan

    Bila anak mengalami kecemasan perpisahan, ia mungkin kesulitan untuk jauh dari Ibu. berikut ini bagaimana Ibu bisa membantu membuatnya merasa lebih nyaman sendiri:

    • Tenang dan percaya diri saat berpisah. Kepergian Ibu sulit bagi si batita, tapi bila Ibu bersikap seolah ini bukan hal besar dan Ibu tahu Ibu akan segera kembali, berarti Ibu membantu menenangkan rasa takutnya. Ucapkan perpisahan dengan cara yang simpatik. Bila anak kemudian menangis, pastikan si anak tidak tahu kalau sikapnya membuat Ibu kesal.

    • Berlatih jauh dari anak. Ibu bisa membantu anak terbiasa dengan kepergian Ibu dengan menggunakan timer. Atur waktu selama 5 menit dan beritahu anak, “Ibu akan pergi ke ruangan lain selama 5 menit, dan akan kembali.” Setelah ia mengerti kalau Ibu akan kembali, atur waktu lebih lama hingga ia siap untuk berpisah lebih lama, seperti ketika ia sekolah.

    • Hindari pergi tanpa pamit. Meski Ibu mengira akan lebih baik bila anak tidak melihat kepergian Ibu, pergi diam-diam hanya akan membuat anak lebih jengkel. Setelah ia menyadari Ibu pergi tanpa pamit, ia akan menangis dan cemas apakah Ibu akan kembali.

    • Tunjukkan rasa cinta Ibu. Secara konsisten menunjukkan cinta dan dukungan membuat anak membangun rasa percaya diri yang ia butuhkan. Cobalah untuk memotivasi anak ketika ia mencoba sesuatu sendiri sehingga ia tumbuh menjadi anak mandiri.

  18. Berjalan kaki ke rumah teman terdekat.

    Ibu bisa coba cara ini ketika anak berusia 5 tahun ke atas. Anak siap melakukan ini bila ia bisa mengikuti arah sederhana. Caranya, hubungi Orang tua teman dan atur waktu bermain anak, lalu beritahu apa yang harus dilakukan, “Kakak pergi ke rumah Eva, main sebentar, lalu nanti Ibu jemput.” Sesi bermain tidak perlu lama dan pastikan anak tahu ia tidak boleh pergi ke rumah lain.

    Anak usia sekolah biasanya sudah cukup besar untuk pergi bolak-balik ke rumah temannya. Minta anak untuk waspada sebelum meninggalkan rumah. Tanpa disadari hal ini bisa membentuk anak mandiri.

  19. Menyeberang jalan sendiri

    Lakukan ini dengan pengawasan dan ketika ia cukup umur serta bergantung pada kondisi jalan. Anak di usia ini biasanya punya kotrol impulse yang baik dan cukup sabar untuk melihat jalan. 

    Mulai ajarkan dasar keamanan lalu lintas ketika anak sekitar 3 tahun. Jelaskan kalau ia bisa dengan aman menyeberang di rambu berhenti dan jangan pernah muncul tiba-tiba di antara mobil yang diparkir.

    Betapapun baiknya Ibu melatih anak mandiri, ia masih akan butuh banyak latihan. Mulai dengan jalan yang sepi, dan ikuti beberapa langkah di belakang untuk melihat bagaimana ia melakukannya. Setelah beberapa minggu, Ibu bisa berdiri di seberang jalan, dan biarkan ia datang ke Ibu. Tidak perlu terburu-buru, Ibu. Bila Ibu tinggal di area dengan mobil berjalan cepat atau anak tidak bisa konsentrasi melihat jalan, tunggu hingga usianya sudah siap dan saat yang tepat. Melatih anak mandiri bisa harus juga membuatnya tetap aman.

  20. Bersepeda ke sekolah

    Ketika anak berusia lebih dari 8 tahun, ia bisa mengikuti arah dan punya pengalaman berjalan atau bersepeda di sekitar rumah. Bila Ibu tinggal lebih dari beberapa blok dari sekolah, atau rumah terletak di persimpangan yang ramai, tunggu beberapa tahun lagi sebelum mencoba cara ini.

    Pelajari rute bersama agar Ibu bisa memilih area menyeberang paling aman dan mengetahui potensi bahaya, seperti tikungan tajam. Dan lakukan tindakan pencegahan dasar, anak perlu tahu kalau ia harus lebih berhati-hati di persimpangan dan tidak boleh berbicara pada orang yang tidak dikenal, misalnya. Perjelas kalau ia tidak boleh berganti rute kecuali Ibu mengizinkan lebih dulu, dan ia tidak boleh menerima tawaran tumpangan, meski dari orang yang sering ia lihat di sekitar rumah. Untuk beberapa kali pertama, ada baiknya Ibu mengikuti baik dengan berjalan kaki atau dengan berkendara untuk memastikan semua berjalan lancar.

(Ismawati & Yusrina / Dok. Pexels)