Balita

5 Cara Yang Bisa Ibu Lakukan Untuk Mengatasi Bayi Gumoh

5 Cara Yang Bisa Ibu Lakukan Untuk Mengatasi Bayi Gumoh

Sebelum mengatasi bayi gumoh, Ibu baru mungkin belum tahu apa itu gumoh. Menurut Seattle Childrens, gumoh (reflux) adalah keluarnya sebagian ASI atau susu formula secara spontan tanpa usaha atau tangisan, pada saat atau setelah menyusu. 

Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, sebanyak 50% bayi Indonesia mengalami gumoh 1-4 kali per hari sampai usia 3 bulan. Normalnya bayi sering gumoh sampai usia satu tahun.

Bagi orang tua baru, pada awalnya mungkin akan kaget saat mendapati bayi gumoh. Tapi, nggak perlu khawatir ya, Bu.

Mengatasi bayi gumoh, nyatanya bisa dilakukan dengan berbagai cara, lho! Nah, sebelum membahas cara mengatasinya, ada baiknya kenali dulu yuk apa saja perbedaan gumoh dan muntah dalam ulasan berikut.

Perbedaan gumoh dan muntah

Meskipun normal, ternyata 30% Ibu di Indonesia mengalami kecemasan tentang kejadian bayi gumoh. Gumoh juga sering disalah artikan dengan muntah dan sebaliknya. 

Padahal, kedua hal ini sangat berbeda. Mengutip dari Mayo Clinic, gumoh berupa aliran makanan di perut yang keluar dari mulut bayi secara perlahan dan spontan, bisa melalui sendawa. 

Sedangkan muntah, aliran yang keluar kuat dan memerlukan usaha bagi si kecil untuk mengeluarkannya, bisa berupa semburan. Saat gumoh, bayi tidak akan merasakan sakit atau tidak nyaman, tetapi sebaliknya jika muntah dapat menunjukkan tanda bahwa bayi sedang sakit. 

Penyebab bayi gumoh

Sebagian Ibu pasti memiliki pertanyaan, apa sih yang jadi penyebab bayi sering gumoh? Jika dikutip dari Healthline, semua ini berhubungan dengan proses tumbuh kembang seperti tersenyum atau duduk. 

Pada bayi, perlu persiapan bagi otot yang terletak di antara kerongkongan dan perut untuk menyimpan makanan dan cairan (gastroesophageal reflux). Persiapan otot ini terjadi pada tahun pertama tumbuh kembang si kecil. 

Gumoh merupakan bagian dari efek samping dari persiapan tersebut. Dengan kata lain, ukuran perut bayi belum siap menampung banyak makanan. 

Inilah yang memicu terjadinya gumoh. Selain itu, terdapat penyebab lain yang dapat memicu gumoh, yaitu:

  • Aerophagia: konsumsi udara berlebih daripada seharusnya.
  • Stimulasi berlebihan: seperti melakukan bounching (pantulan/menimang) dan terlalu lama tummy time (latihan tengkurap) serta aktif bermain sesaat setelah makan.
  • Pyloric stenosiskondisi ini dikenali dengan gumoh yang berujung pada muntah setiap kali selesai minum susu. Saat ini terjadi, ibu membutuhkan diagnosis dan perawatan dari dokter
  • Esophagitis atau gastritis: ditandai dengan ditemukannya darah pada gumoh atau muntahan. Tetapi, tanda ini juga bisa mengindikasikan masalah kesehatan lainnya yang membutuhkan diagnosis dan perawatan dokter.

Cara mengatasi bayi gumoh

Normalnya gumoh nggak akan memengaruhi perkembangan si kecil. Hal ini berlaku jika si kecil tetap merasa nyaman, makan dengan baik dan bertambah berat badan.

Dengan bertambahnya berat badan, mengartikan nggak ada kerugian akibat kalori yang hilang saat si kecil gumoh. Terlepas dari penyebab gumoh yang membutuhkan diagnosis medis atau tidak, ada beberapa hal yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi bayi gumoh. 

Mengutip Healthy Children, terdapat 5 cara untuk mengatasi bayi gumoh. Berikut adalah beberapa caranya:

1. Hindari makan berlebihan

Untuk mengatasi bayi gumoh, ibaratkan perut si kecil adalah tangki. Ketika tangki diisi sesuatu terlalu banyak, ia akan meluber. 

Begitupun perut si kecil. Saat Ibu memberikan terlalu banyak makanan, kemungkinan akan segera keluar kembali melalui mulutnya. Sebaiknya Ibu memberikan makan sedikit-sedikit tetapi sering.  

2. Buat si kecil sendawa lebih sering

Kelebihan gas/udara di perut bayi dapat menyebabkan masalah seperti gumoh. Untuk mengatasi bayi gumoh karena hal ini, Ibu perlu membantu si kecil sendawa. Menyedawakan bayi setelah makan atau diantara makan bisa membantu mengatasi kemungkinan gumoh pada si kecil.  

3. Batasi aktivitas si kecil setelah makan dan posisikan berdiri


Perut bayi adalah bagian yang sensitif, terlebih setelah makan. Karena volumenya yang kecil, tekanan pada perut bayi setelah makan, dapat menyebabkan gumoh atau bahkan muntah. 

Lambung si kecil memerlukan waktu untuk mencerna makanan. Sehingga dengan membatasi aktivitas secara berlebihan setelah makan, juga termasuk cara mengatasi bayi gumoh yang perlu diperhatikan.

4. Perhatikan apa yang dikonsumsi

Saat si kecil berusia kurang dari 6 bulan, pilihan konsumsi hanya ASI atau susu formula atau bahkan kombinasi keduanya. Dalam mengatasi bayi gumoh melalui makanan yang dikonsumsi, dibagi dua menjadi berikut:

  • Susu formula

Saat Ibu memberikan susu formula untuk si kecil, namun ternyata gumoh, maka hal ini bisa menandakan kandungan susu formula yang tidak sesuai dengan si kecil. Diperkirakan terdapat 5% bayi tidak bisa mencerna protein yang ada pada susu formula

Kondisi ini biasa dikenal dengan intolensai/alergi protein susu sapi. Dengan memerhatikan kandungan susu formula, Ibu akan mengetahui penyebab dan cara mengatasi bayi gumoh. 

  • ASI

Perhatikan makanan Ibu, apa yang Ibu makan, si kecil juga merasakannya melalui ASI. Seperti pengalaman Ibumin yang sempat makan terlalu banyak sambal dan ternyata si kecil diare. 

Nah, kandungan susu sapi dan kedelai pada makanan Ibu, bisa menyebabkan gumoh semakin parah pada si kecil dengan intoleransi/alergi protein susu. Jadi sebelum mengatasi bayi gumoh, perhatikan dulu makanan Ibu sebagai upaya pencegahan.

5. Coba berikan sedikit bubur atau sereal

Pada umumnya bayi akan diberikan bubur atau sereal setelah memasuki usia 6 bulan. Tetapi bagi bayi dengan disfagia atau refluks, memungkinkan konsumsi sereal atau bubur lebih awal. 

Ada kemungkinan bayi membutuhkan makanan yang lebih kental agar bisa ditelan dan mengurangi gumoh. Dengan adanya kekhawatiran terhadap kandungan arsenik pada beras, American Academy of Pediatrics (AAP), lebih merekomendasikan konsumsi oatmeal daripada beras. 

Tetapi perihal memberikan makanan terlalu awal, sebaiknya Ibu wajib berdiskusi dengan dokter spesialis anak terlebih dahulu, ya!

Dengan 5 cara yang telah dijelaskan di atas, Ibu bisa mengatasi bayi gumoh tanpa khawatir lagi. Nah, ketika gumoh terjadi pada si kecil, Ibu hanya perlu membersihkan dengan kain bersih atau tissue basah untuk mencegah iritasi kulit

Tenang saja ya, Bu. Gumoh dalam kategori normal, tidak memerlukan pengobatan khusus. Hal paling penting untuk diperhatikan adalah, frekuensi gumoh pada si kecil. 

Jadi, mulai sekarang, tidak perlu khawatir saat si kecil gumoh ya. Setelah membaca artikel ini, semoga Ibu bisa memutuskan langkah yang tepat untuk mengatasi bayi gumoh.

Editor: Aprilia