Balita

5 Manfaat Bertelanjang Kaki Untuk Pertumbuhan Anak

5 Manfaat Bertelanjang Kaki Untuk Pertumbuhan Anak

Sebagian besar dari kita pasti punya pengalaman di mana waktu kita kecil dulu, kita bebas berjalan dengan bertelanjang kaki di atas rumput atau tempat lainnya. Pasti Ibu setuju bukan kalau jalan-jalan sambil bertelanjang kaki itu terasa menyenangkan? Tahukah Ibu, kalau ternyata ada banyak manfaat menguntungkan ketika anak bertelanjang kaki daripada saat ia mengenakan sepatu bayi lebih sering.


Manfaat bertelanjang kaki untuk bayi

Berikut ini beberapa manfaat bertelanjang kaki untuk anak. Ini bisa jadi pertimbangan untuk Ibu agar tidak terlalu sering memakaikan si kecil sepatu bayi:


  1. Kaki bisa tumbuh dan berkembang dengan seharusnya

    Ibu mungkin tidak memperhatikan hal ini, tapi sepatu bayi sebenarnya mengubah bentuk kaki. Saat lahir, kaki manusia tumbuh lebar. Tapi rata-rata kaki orang dewasa memiliki jari kaki yang menekuk ke dalam. Kenapa demikian? Ini karena mereka sering mengenakan sepatu dan ini bisa mengubah bentuk kaki.

    Orang yang hidup dengan bertelanjang kaki sebagai budaya dan norma keseharian tidak memiliki kaki seperti ini. Jari kaki mereka tetap menyebar, seperti bayi yang baru lahir. Kaki yang melebar ini pasti bukan tanpa alasan. Jadi sebaiknya, janganlah paksa kaki untuk mengikuti bentuk sepatu, tapi buatlah sepatu yang bentuknya bisa menyesuaikan dengan bentuk kaki alami.

    Saat si kecil dilahirkan, ketika tulang masih terbentuk, kita mulai membiasakan anak untuk pakai sepatu yang menurut kita bagus untuknya, hingga akhirnya kebiasaan ini mengubah bentuk kakinya. Dengan mengubah bentuk kaki, kita bisa mengubah efektivitas kerja kaki. Jadi biarkan bayi bertelanjang kaki sesering mungkin, tanpa mengenakan sepatu bayi, dan biarkan kakinya tumbuh dengan cara yang seharusnya.


  2. Mendorong anak belajar tentang gaya berjalan yang alami dan sehat

    Mengenakan sepatu bayi mengubah cara berjalan anak. Ketika anak bertelanjang kaki, ia secara alami berjalan dengan lebih lembut, dengan langkah lebih pendek, dan memberi lebih sedikit tekanan pada telapak kaki. Lutut menekuk untuk memberi bantalan pada tiap hentakan langkah. Jari kaki mencengkeram lantai dan membantu mendorong ke atas. Tapi sepatu mengubah semua ini.

    Bantalan pada bagian bawah sepatu mendorong anak untuk menghentakkan telapak kaki ke tanah, yang terasa lebih sulit bagi lutut. Bagian bawah sepatu yang kaku mencegah kaki bergerak dengan fleksibel. Sepatu dilengkapi dengan bagian bernama toe spring untuk membuatnya bisa digerakkan untuk melangkah. Tapi toe spring mengangkat jari kaki dari tanah, sehingga tidak bisa membantu mendorong kaki ke atas seperti yang seharusnya. Kaki menjadi terlatih menggunakan otot yang salah untuk bergerak ke depan. Semua ini berarti gaya berjalan yang tidak alami dan lebih sulit bagi persendian.

    Bila anak selalu memakai sepatu bayi sejak lahir, ia akan mempelajari gaya berjalan yang tidak alami ini sejak awal. Anak tidak mendapat kesempatan untuk memperkuat jari kaki dan tendon kaki yang seharusnya melakukan tugas berjalan. Karena pertumbuhan otot yang terhenti, ketika anak akhirnya melepas sepatu, akan terasa sakit ketika ia mencoba berlari. Beri anak kesempatan untuk mempelajari cara berjalan yang benar dengan membiarkannya bertelanjang kaki sesering mungkin, ya Bun.


  3. Meningkatkan keamanan

    Memang, alasan pertama kenapa kebanyakan orang tua memakaikan sepatu bayi adalah faktor keamanan. Sepatu digunakan untuk melindungi kaki dari permukaan yang keras serta tajam. Tapi pada kebanyakan situasi, mengenakan sepatu sebenarnya lebih berbahaya daripada bertelanjang kaki.

    Bayi lebih mungkin tergelincir dan terjatuh ketika mengenakan sepatu, terutama sepatu  model flip-flop. Flip-flop bisa sangat berbahaya di kaki anak dan lebih baik bertelanjang kaki. Banyak insiden patah tulang atau cedera lutut bisa dicegah bila anak tidak memakai sepatu ketika anak memanjat monkey bar (arena panjat di playground) dan berlarian di jalan yang tidak rata.

    Kebanyakan sepatu anak pada umumnya, cenderung membuat anak lebih canggung karena membuat pemakainya kurang menyadari lingkungannya. Ketika mengenakan sepatu, anak lebih butuh usaha untuk berjalan, dan ketika bergerak, kaki menjadi kurang stabil.

    Bila harus memakaikan sepatu ketika anak bermain, pilihlah sepatu dengan bagian sol fleksibel dan pastikan anak masih bisa merasakan tanah di bawah kakinya agar ia tidak terpeleset ketika bermain.

    Lalu bagaimana dengan bahaya benda tajam? Bukankah kaki butuh perlindungan dari benda berbahaya ini? Memang benar Bun, tapi anak serta orang dewasa yang terbiasa bertelanjang kaki memiliki kewaspadaan lebih tinggi terhadap lingkungannya. Ketika bertelanjang kaki, kita akan memperhatikan di mana kita harus meletakkan kaki dengan insting. Kita melihat tanah di depan kita. Dan karena kita melangkah lebih perlahan ketika bertelanjang kaki, kita menyadari saat mulai meletakkan kaki pada benda tajam lalu segera mengangkatnya dan terhindar dari cedera.


  4. Kaki jadi lebih sehat

    Ada jamur dan bakteri di dalam sepatu. Sepatu juga memiliki lingkungan yang hangat dan lembap sehingga jamur dan bakteri tumbuh semakin subur yang dapat menyebabkan jamur kaki dan cantengan. Jadi jaga kesehatan kaki anak dengan membiarkannya bertelanjang kaki. Sinar matahari dan udara segar sangat bagus untuk kaki.


  5. Memperkuat kaki

    Satu manfaat paling besar dari membiarkan anak bertelanjang kaki adalah memperkuat kaki, membuat tubuh lebih lincah, dan kurang rentan terhadap penyakit. Bertelanjang kaki juga memperkuat proprioception, yakni persepsi untuk merasakan posisi dan kekuatan bagian tubuh dalam gerakan. Dengan kata lain, bertelanjang  kaki membantu anak mengembangkan kesadaran tubuhnya.


Manfaat bertelanjang kaki menurut para ahli

Kevin Geary, seorang guru juga penulis yang peduli dengan kesehatan fisik dan psikologis anak, berpendapat kalau sepatu sebenarnya berdampak buruk bagi anak. Sepatu merusak kaki, mencegah penyebaran jari, dan mengganggu kemampuan kaki untuk berfungsi sebagaimana mestinya, serta mencegah perkembangan gerakan yang seharusnya, yang bisa membuat anak lebih rentan terhadap cedera kaki.

Geary  menjelaskan, saraf di kaki sangat sensitif, bagian tapak kaki memiliki lebih dari 200.000 ujung saraf, ini merupakan satu konsentrasi paling tinggi di seluruh tubuh, karenanya membuat kita lebih aman, lebih waspada, dan lebih baik dalam beradaptasi dengan tanah di bawah kaki. Ketika bertelanjang kaki, kita bisa memanjat dengan lebih baik, lebih seimbang, dan dapat menyesuaikan dengan cepat ketika tanah tidak rata, seperti ketika berjalan di area yang bergelombang atau di trotoar.

Kacie Flegal, seorang dokter spesialis anak yang menulis tentang perkembangan optimal sistem saraf dan otak bayi dan batita, menyatakan manfaat bertelanjang kaki pada anak sangat luar biasa. Satu cara paling sederhana untuk memotivasi perkembangan proprioceptive serta vestibular adalah dengan membiarkan bayi bertelanjang kaki sesering mungkin.

Manfaat lain dari bertelanjang kaki adalah mendorong kewaspadaan dan kesadaran. Ketika kaki si kecil bisa merasakan, bergerak, dan menyeimbangkan dengan permukaan tempat ia bereksplorasi, informasi terkirim ke otak. Ini menciptakan fokus dan kesadaran ketika ia berjalan dan bergerak, dan bayi jadi semakin terbiasa dengan lingkungannya.

Selain itu, bertelanjang kaki adalah mendorong cara berjalan yang alami dan sehat. Adam Sternberg di tahun 2008 menulis tentang penelitian yang  mengungkap efek merusak pada sepatu terhadap kaki. Ia menyatakan manusia memiliki kaki yang jauh lebih sehat jauh sebelum sepatu digunakan. Tapi meski mengetahui hal ini, orang masih tidak aktif bertelanjang kaki di luar ruangan. Dibutuhkan waktu 4 juta tahun untuk mengembangkan kaki unik manusia dan gaya berjalan yang alami, tapi dengan satu alat bernama sepatu, kita telah merusak bentuk anatomi gaya jalan manusia.

Bertelanjang kaki juga memberi manfaat bagi indera tubuh, terutama bagi anak kecil yang  mengalami semua hal baru dari lingkungannya. Ada rasa rileks ketika berjalan di atas pasir yang lembut di pantai, rasa segar ketika menginjak rumput di pagi hari, rasa licin karena lumpur di sela jari saat bermain taman, juga ada sensasi ketika memanjat batang pohon serta bermain air. Semua sensasi ini hanya bisa dirasakan ketika anak bertelanjang kaki.


Alasan orang tua memakaikan sepatu bayi ke anak

Di masa kini, sepatu bayi sudah menjadi keharusan yang wajib dipakaikan ke anak. Bahkan ada juga sepatu bayi yang dijual untuk bayi yang belum bisa berjalan, sebutannya pre walker shoes. Kalau ditelaah lebih jauh, ada dua alasan utama kenapa orang tua tidak membiarkan anak bertelanjang kaki, yaitu:


  1. Khawatir kaki anak kedinginan atau cedera

    Selama cuaca tidak lagi dingin atau selama anak bermain di tempat aman yang tidak ada risiko berbahaya seperti pecahan kaca, dll, sebaiknya biarkan si kecil bertelanjang kaki. Kemungkinan cedera pada kaki anak sangat kecil, terutama jika lingkungan di sekitarnya berupa permukaan lembut di mana ia mudah melihat dan menghindar menginjak benda-benda berbahaya. Baik anak dan orang dewasa yang bertelanjang kaki sering kali memiliki kesadaran lebih tinggi terhadap situasi sekitarnya dan bisa dengan mudah melihat benda tajam yang perlu dihindari. Kaki anak juga demikian, semakin anak sering bertelanjang kaki tanpa menggunakan sepatu bayi, kondisi ini semakin membuatnya mendapat perlindungan alami.


  2. Khawatir anak tertular penyakit

    Well, kalau untuk alasan yang satu ini, Bunda perlu tahu kalau kulit kita dirancang untuk melindungi diri dari patogen. Anak jauh lebih mungkin tertular penyakit melalui tangan di mana terdapat kuman yang jauh lebih banyak dari kakinya. Selain itu, anak lebih mungkin memasukkan tangan, ke mulut, menyentuh wajah serta mata, yang jadi tempat-tempat di mana penyakit bisa masuk ke tubuh. Hanya ada kemungkinan kecil parasit bisa tersebar melalui kaki.

    Fakta yang lebih mengejutkan lagi, terlalu sering menggunakan sepatu bayi sebenarnya bisa membuat risiko penyakit lebih besar. Sepatu jadi tempat tinggal bakteri dan jamur karena kondisinya yang gelap dan lembab.  Sepatu juga menjadi tempat sempurna untuk pertumbuhan jamur.


Sepatu bayi dan masalah pada otak dan kesehatan di masa dewasa

Sebuah ulasan tentang sepatu dan gaya berjalan mengemukakan beberapa faktor kunci yang mempengaruhi kaki anak, antara lain:

  • Perkembangan kaki yang optimal terjadi ketika anak bertelanjang kaki

  • Alas kaki yang kaku bisa menyebabkan kaki mengalami perubahan bentuk dan kehilangan mobilitas.

  • Pemilihan sepatu untuk anak harus berdasarkan pada model telanjang kaki.

Apa sepatu yang paling baik untuk anak? Tidak ada. Bertelanjang kaki yang paling baik untuk anak. Bertelanjang kaki memberi stimulasi optimal yang membantu melatih otak dan gerakan gaya berjalan yang alami yang semestinya anak peroleh sejak awal.

Bila sepatu sangat dibutuhkan, beratnya harus sangat ringan, fleksibel, tidak memiliki sisi yang kaku. Sepatu memiliki potensi mengganggu gaya berjalan anak. Anak memiliki indera di kaki yang lebih sensitif dibanding kaki orang dewasa. Meski tekanan yang relatif kecil pada kaki anak dari sepatu bisa merusak bentuk kaki dan menyebabkan masalah permanen.

Selama tahun pertama setelah penyesuaian berjalan mandiri, kebanyakan aktivitas berjalan anak melibatkan neurological memories, yakni komunikasi antara otak dan tubuh. Selama waktu ini, bila kaki tidak dibiarkan berkembang dengan baik, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan bisa terjadi. Pada banyak anak kondisi ini lebih tidak terlihat, sedang pada anak lain menjadi lebih serius, seperti rentan mengalami cedera fisik dan masalah keseimbangan, termasuk yang berhubungan dengan gerakan mata.

Perkembangan keseimbangan dan mekanisme gaya berjalan anak butuh waktu bertahun-tahun untuk menjadi matang. Meski 5 tahun pertama yang paling sensitif, gangguan neuromuscular akibat penggunaan alas kaki bisa terjadi pada tahapan menuju masa dewasa. Ini bisa memicu masalah keseimbangan yang serius dan kronis nantinya, seperti cedera ketika berlari atau sakit punggung bahkan stres yang disebabkan oleh sepatu yang tidak tepat.

Sebuah ulasan mengungkap masalah terkait berbagai jenis sepatu yang dipakai anak untuk berjalan dan berlari. Penelitian ini menyatakan dengan memakai sepatu anak berjalan lebih cepat, melangkah lebih lebar dengan gerakan lutut lebih besar, dan meningkatkan aktivitas tibialis anterior. Sepatu menurunkan gerakan kaki pada siklus gaya berjalan.

Ketika berlari, sepatu menurunkan fase ayunan kecepatan kaki. Singkatnya, ada bagian spesifik yang mengalami gangguan fisik dan neurological, dan proses cedera kronis ini bisa berlangsung  seumur hidup.

Penelitian menyarankan desain sepatu harus berdasarkan pada model kaki telanjang. Tapi beberapa sepatu yang diuji yang didesain dengan model ini masih menyebabkan gaya berjalan yang tidak alami pada anak. Beban sepatu dianggap bertanggung jawab atas perubahan yang abnormal pada gaya berjalan dan berlari anak.

Satu masalah yang jarang diketahui orang tua adalah mengenakan sepatu bisa berdampak pada perkembangan otak anak. Sejak anak belajar berjalan, tiap pola langkah secara signifikan mempengaruhi perkembangan otak. Hal ini mempengaruhi pola sistem saraf untuk jangka panjang, bahkan setelah mekanisme gaya berjalan dan keseimbangan.  Normalnya, tiap kontraksi dan relaksasi otot serta tiap gerakan persendian, menciptakan pola neurologikal oleh otak, dan penggunaan sepatu mengganggu proses ini.

Selain itu, area otak lainnya juga bisa bermasalah. Biasanya selama perkembangan awal anak, semua input neurologikal dari gerakan tubuh memicu peningkatan aliran darah ke otak. Aliran darah membawa oksigen dan banyak nutrisi penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan bicara, memori, dan belajar. Tanpa kontraksi otot yang alami pada kaki, terutama pada otot yang sangat kecil dan belum matang yang menggerakkan jari, gangguan akibat mengenakan sepatu bisa menurunkan proses pematangan otak.

Pada anak dengan masalah yang berhubungan dengan postur dan gaya berjalan, menghindari mengenakan sepatu jadi hal yang sangat penting. Ini untuk membantu menstimulasi fungsi neurologikal.

Banyak penyakit di masa dewasa dimulai sejak usia kecil. Masalah fisik yang Ibu alami saat ini kemungkinan bermula selama mekanisme perkembangan tubuh dan otak yang penting dan terganggu karena intervensi sepatu. Tingkat stres pada otak dan tubuh akibat mengenakan sepatu yang salah bisa sangat merusak. Cara paling efektif, logis, dan sehat untuk anak agar mengembangkan seluruh tubuhnya adalah dengan bertelanjang kaki.


(Ismawati, Yusrina)