Balita

5 Tahapan Belajar Membaca pada Anak yang Wajib Kita Ketahui

5 Tahapan Belajar Membaca pada Anak yang Wajib Kita Ketahui

Tahapan belajar membaca pada anak akan membantu anak bergerak maju dan menjadi pelajar yang kuat dan mampu bertahan. 

Tahapan belajar membaca ini ditemukan oleh para peneliti untuk mengetahui perkembangan si kecil, namun bukan menjadi sebuah patokan pada umur tertentu anak harus sudah berada pada tahapan belajar membaca tertentu. 

Tahapan belajar membaca anak usia dini juga banyak diterapkan namun biasanya hal ini bukan bersifat paksaan atau keharusan. Semua anak membutuhkan proses belajar yang berbeda-beda, dampingi mereka hingga mampu menapaki tahapan belajar membaca dengan mantap dan pasti.

Mengapa Tahapan Belajar Membaca pada Anak Harus Diketahui


Melansir dari laman Learning Without Tears, perkembangan tahap belajar membaca atau perkembangan literasi pada anak merupakan sebuah tahapan dan proses anak mempelajari kata-kata, suara, dan juga bahasa. 

Pengembangan tahapan belajar membaca juga akan membantu memudahkan si kecil belajar menulis nantinya. Pengembangan literasi juga berfungsi memberi kepercayaan diri pada si kecil dan membuat kemampuan komunikasinya menjadi lebih baik. 

Setiap guru maupun siapa saja yang mengajarkan si kecil kemampuan literasi nantinya harus paham betul anak didiknya sedang berada pada tahapan belajar membaca di level ke berapa supaya lebih mudah saat mengajarinya.

Mengetahui tahapan belajar membaca sangatlah penting dan ini dapat menjadi waktu yang cukup krusial di salah satu momen tumbuh kembang si kecil. Mengutip dari laman Learning Without Tears, berikut ini adalah alasan mengapa tahapan belajar membaca harus dipahami:

  • Anak-anak yang memiliki kemampuan membaca yang bagus biasanya tidak akan terlalu susah saat belajar di sekolah dan cenderung punya kepercayaan diri yang kuat saat melalui jenjang pendidikan formal yang ada.
  • Kemampuan literasi yang kuat pada si kecil juga dapat membuat si kecil menjadi pelajar yang mandiri dan mendorong perkembangan belajar di kelas yang lebih baik.
  • Perkembangan literasi atau tahapan belajar membaca anak dapat mempengaruhi cara siswa berkomunikasi dan memecahkan masalah. Siswa yang memiliki kemampuan literasi kuat biasanya juga mengalami peningkatan pada kemampuan kognitifnya.

Mengenal Tahapan Belajar Membaca dan Literasi Anak


Tahapan belajar membaca pada anak akan berkembang seiring dengan tahapan usia anak. Semakin baik perkembangan literasinya, akan semakin baik juga kemampuan menulis dan membacanya kelak. 

Selain indikator umur, ternyata kemampuan literasi juga dapat dilihat dari jenjang pendidikan. Banyak juga anak-anak yang sudah menapaki tahapan belajar membaca anak TK karena sudah terbiasa mengenal huruf sejak dini, misalnya sering dibacakan dongeng atau cerita. 

Berikut ini lima tahapan belajar membaca dan literasi pada anak, dilansir melalui laman Learning Without Tears:

1. Tahap Emergent Literacy (Literasi Darurat)

Tahapan belajar membaca anak Emergent Literacy ini merupakan tahap awal perkembangan literasi si kecil dimana ia baru mulai mengenal atau memahami huruf dan kata.

 Tahap emergent literacy biasanya terjadi pada rentang usia 4-6 tahun dan pada beberapa anak belum sepenuhnya terbentuk atau teratur. Tahapan belajar pada usia ini juga erat kaitannya dengan  tahapan belajar membaca anak TK. 

Meskipun tidak boleh dipaksakan, beberapa anak TK ada juga yang tertarik membaca sejak kecil. Berikut ini adalah ciri-ciri anak dengan tahapan belajar membaca awal atau pemula (Tahap 1):

  • Berpura-pura dapat membaca buku anak-anak atau buku cerita yang diberikan;
  • Mampu mengenal huruf pertama dari nama mereka sendiri;
  • Dapat bernyanyi ABC meskipun mungkin ia belum mampu mengidentifikasi masing-masing alfabet dengan fasih;
  • Mencoba mengingat buku apa saja yang pernah dibacakan untuk mereka;
  • Kemampuan untuk mengenali beberapa huruf dan mengucapkannya; dan
  • Kemampuan menemukan kosakata baru pada lingkungan sekitarnya.

Pada tahapan belajar membaca pemula atau tahap 1 ini dibutuhkan bantuan orang-orang di sekitar untuk lebih mengenalkan kembali alfabet atau kosakata baru untuknya. Perlu diperhatikan supaya keluarga di sekitarnya menjaga kosakata yang dikeluarkan supaya ia tidak mudah meniru perkataan yang kotor atau buruk.

2. Tahap Alphabetic Fluency (Kefasihan Alfabet)

Tahapan belajar membaca ini biasa terjadi pada rentang usia 6 hingga 7 tahun, meskipun begitu, mengenal alfabet bisa juga masuk dalam tahapan belajar membaca anak usia dini bila sudah dikenalkan sebelum usia 7 tahun. 

Pada masa ini anak-anak biasanya sudah mulai tumbuh lebih besar dan lebih nyaman belajar kata-kata dan huruf sehingga tahapan ini sering disebut sebagai tahap kefasihan alfabet. Berikut ini merupakan beberapa ciri khas peserta didik tahap 2:

  • Si kecil tak lagi berpura-pura mampu membaca;
  • Saat membaca atau menyebutkan sesuatu akan disertai dengan tunjukan tangan;
  • Anak-anak sudah mulai mengenal kata-kata lebih banyak;
  • Terkadang mereka bisa juga mengaku belum mampu membaca kata-kata tertentu;
  • Meggunakan gambar atau menunjuk sesuatu untuk membaca; dan
  • Membaca dengan lantang kata demi kata

3. Tahap 3 atau Tahap Kata dan Pola

Tahapan belajar membaca ini terjadi pada rentang usia 7-9 tahun atau dikenal juga sebagai masa transisi. Tahap kata dan pola ini juga merupakan tahapan dimana anak-anak mulai mengembangkan keterampilan membaca yang lebih kuat. 

Selain tahapan kata dan pola, tahapan ini diklaim bahwa si kecil dapat menguasai suatu skill atau keterampilan dan sering juga mengadopsi perilaku orang di sekitarnya. Ciri khas tahapan belajar membaca yang satu ini adalah:

  • Lebih sedikit menggunakan kode tertentu saat ingin membaca suatu kata-kata dan dapat lebih kuat untuk memahami bacaan yang ada dihadapannya;
  • Seringnya mengoreksi diri sendiri bila dirasa kalimat yang ia baca mengalami salah saat pengucapannya;
  • Membaca dengan pelafalan yang jelas dan sudah tidak mengeja huruf demi huruf lagi;
  • Mampu mengenali kata-kata yang sering muncul atau digunakan dengan otomatis;
  • Tidak lagi bergantung pada petunjuk untuk melafalkan bacaan; dan
  • Mulai mampu mengeja kata-kata dengan konsonan yang lebih rumit.

4. Tahap Intermediate Reading (Kemampuan Membaca Level Menengah)

Selama memasuki tahapan belajar membaca menengah, anak-anak cenderung sudah lepas dan tidak bergantung pada petunjuk seperti alat yang memudahkan si kecil untuk membaca. 

Misalnya saat membaca kata meja atau kursi, ia sudah tidak memerlukan flash card dengan gambar meja atau kursi untuk memudahkannya saat membaca. Kemampuan menulisnya juga akan semakin terasah dengan baik, beberapa anak sudah mulai mampu menulis dengan tulisan yang lebih rapi. 

Tahapan belajar membaca menengah ini dapat mulai terjadi pada rentang usia 9-11 tahun, namun beberapa dengan tahapan belajar membaca anak usia dini biasanya sudah lebih mampu mengaplikasikannya. Ciri khas tahapan belajar membaca menengah ini adalah:

  • Kepentingan membacanya sudah berubah, bukan lagi hanya membaca buku cerita, namun sudah mulai membaca untuk mengetahui suatu informasi baru dan menulis untuk tujuan tertentu, misalnya di sebuah rumah makan, ia akan membantu membaca menu makanan bahkan mulai menuliskan jenis makanan atau minuman apa yang akan dipesan.
  • Sudah tidak lagi kesulitan saat mencoba membaca sendiri. Pada umur ini, anak-anak biasanya sudah tidak lagi mengeja atau membaca dengan terbata-bata.
  • Membaca untuk mengetahui banyak informasi yang sebelumnya belum pernah ia kenal dan mulai eksplorasi pada hal-hal lebih seperti membaca majalah, social media, dan sebagainya.
  • Mampu membaca kalimat yang lebih panjang seperti membaca buku teks, sejenis novel, koran, dan sebagainya.
  • Memiliki minat lebih untuk belajar dan mengembangkan kosakata baru.

5. Tahapan Advanced Reading (Tahapan Belajar Membaca Tingkat Lanjut)

Tahapan belajar membaca ini kerap terjadi pada rentang usia 11-14 tahun dimana si kecil sudah mulai beranjak remaja. Ini merupakan tahapan perkembangan literasi tingkat akhir, biasanya anak-anak sudah sepenuhnya membaca dengan lancar, mencari informasi baru dengan sendirinya atau lebih mandiri saat membaca. 

Pada tahapan ini anak-anak juga lebih mampu menyerap bahan bacaan yang lebih kompleks. Ciri khas pada tahapan belajar membaca ini adalah:

  • Memiliki keinginan lebih untuk mengetahui berbagai jenis bahan bacaan;
  • Membaca seakan sudah menjadi bagian dari kehidupannya untuk mendapatkan informasi yang baru. Ia sudah tidak lagi merasa kesusahan saat membaca dan terlihat lebih lancar dan nyaman saat membaca;
  • Sudah mampu membaca buku yang tidak bergambar, mampu membaca teks yang lebih rumit seperti esai, jurnal, atau laporan;
  • Memiliki pemahaman yang lebih kuat terutama kata-kata serapan; dan
  • Kemampuan membaca yang lebih kompleks dan lebih terperinci.

Tips Mengajarkan Anak Membaca


Tahapan belajar membaca di atas tidak dapat menjadi patokan anak harus segera dapat membaca pada usia tersebut. Ibu tetap boleh mengajarkan anak membaca sedini mungkin bila memang anak-anak tampak tertarik. 

Namun bila belum tertarik, hindari memaksa anak supaya sering membaca atau mengeja. Melansir dari laman Reading Eggs, berikut ini ada beberapa tips supaya membaca menjadi lebih seru dan mengasyikkan:

Menggunakan Lagu Anak-Anak

Menggunakan lagu untuk mencapai tahapan belajar membaca pada anak bisa jadi satu kegiatan yang menyenangkan. 

Sajak dan irama pada lagu anak-anak sangat membantu si kecil untuk belajar membaca dan merupakan cara terbaik membangun kesadaran fonemik yaitu salah satu keterampilan terpenting dalam belajar membaca. 

Kesadaran fonemik ini akan timbul saat melakukan gerakan tepuk tangan secara berirama dan melafalkan lagu secara serempak. Kegiatan yang menyenangkan ini dapat membantu mengembangkan keterampilan literasi yang akan menyiapkan kesuksesan anak saat membaca. 

Tak heran bila tahapan belajar membaca anak TK melalui lagu seringnya membawa dampak yang lebih baik.

Menggunakan Bantuan Flash Card

Tahapan belajar membaca anak usia dini dapat dimulai dengan media flash card atau semacamnya. Flash card ini dapat dibuat sendiri seperti menuliskan potongan-potongan huruf pada sebuah kertas lalu kemudian dipotong sesuai selera. 

Kata-kata tersebut dapat menjadi media belajar yang tepat karena tidak hanya belajar saja, ini juga menjadi momen bermain yang seru. 

Gunakan Kesempatan Belajar Membaca Kapan Saja

Cobalah mencetak sebuah kata-kata lalu ditempelkan pada banyak tempat kemudian ajak si kecil mulai mengenali dan membacanya secara perlahan. Bantu si kecil mulai hal ini dengan kesabaran penuh ya Bu. 

Karena bila tahapan belajar membaca anak usia dini dilakukan, kemampuan mengerti bahasa atau literasinya masih belum begitu fasih.

Mengenali Tahapan Belajar Membaca

Selain melakukan kegiatan serius seperti sejumlah permainan, sebagai Ibu, penting sekali untuk mengenali tahapan belajar membaca si kecil apakah ia masuk pemula atau bahkan sudah memasuki tahap akhir seperti yang telah dijelaskan di atas ya Bu.

Belajar dengan Huruf Magnet

Salah satu media belajar yang seru adalah belajar dengan huruf magnet yang bisa ditempelkan di lemari besi, kulkas, atau papan tulis magnetic. Mintalah si kecil untuk menebak apa nama benda yang Ibu tunjuk lalu biarkan si kecil menyusunnya dengan huruf magnetic. 

Kegiatan ini tak hanya dapat melatih kemampuan bacanya saja, namun juga membuat hubungan Ibu dan anak menjadi lebih dekat dan erat.

Memanfaatkan Teknologi untuk Belajar Membaca

Screen time bisa jadi satu hal bermanfaat bila digunakan sebagai media belajar. Sudah banyak video anak-anak yang berisi tentang mengenal huruf, mengenal angka, hingga mengeja bersama. Buat screen time kali ini untuk belajar membaca dan dampingi si kecil supaya interaksi dua arah tetap ada ya Bu.

Editor: Dwi Ratih