Balita

8 Alasan Kenapa Anak Susah Makan dan Mengemut Makanan

8 Alasan Kenapa Anak Susah Makan dan Mengemut Makanan

Pernahkah Ibu menghadapi anak susah makan? Biasanya, ketika anak mulai mencoba makan aneka variasi makanan, ia cenderung akan lebih susah makan. Beberapa ciri anak susah makan, antara lain ia hanya mau makan jenis makanan yang itu-itu saja, suka mengemut makanan untuk waktu lama, atau menolak makanan selain makanan siap saji.


Alasan kenapa anak susah makan

Kebiasaan susah makan yang terjadi pada si kecil tidak muncul tiba-tiba. Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya, seperti:

  1. Table manner yang buruk

    Membiasakan si kecil mengikuti tata cara makan bisa dimulai sejak ia mulai makan MPASI. Ibu bisa membiasakan si kecil untuk makan dengan menggunakan highchair atau duduk di meja makan. Tak ada kata terlambat untuk menerapkan kebiasaan baik ini. Jika berhasil diterapkan, masalah anak susah makan pasti bisa dihindari.

    Selain itu, kita juga bisa mengajari table manner lainnya, seperti melarang anak berbicara ketika ada makanan di dalam mulutnya. Ini sangat penting agar ia tidak muntah dan tersedak.

    Anak selalu mencontoh bagaimana orang tua berperilaku di meja makan, jadi beri contoh perilaku yang baik yaa agar si kecil mengikutinya. Jangan lupa untuk berikan pujian ketika ia berperilaku baik di meja makan.


  2. Alergi makanan

    Ketika anak mengalami alergi makanan, tubuhnya bereaksi dengan melepaskan serangan pada sistem kekebalan. Ini juga bisa menjadi penyebab anak susah makan.

    Kadang tubuh membentuk antibodi yang disebut IgE, protein yang bisa mendeteksi makanan. Bila anak makan makanan yang memicu alergi lagi, tubuh akan memberi sinyal pada sistem kekebalan si kecil untuk melepas histamin demi melawan penyebab alergi. Ini bisa menyebabkan gejala alergi yang bisa bersifat ringan atau berat.

    Gejala alergi biasanya muncul dalam hitungan menit atau dua jam setelah si kecil makan makanan tertentu. Anak mungkin mengeluhkan lidah atau mulutnya terasa gatal atau terbakar, mata bisa terasa gatal, muncul ruam, atau kesulitan bernafas.


  3. Lebih suka makanan tertentu

    Wajar bila anak kecil melewati beberapa hari atau minggu dengan hanya mau makan satu atau dua jenis makanan. Salah satu penyebab kenapa anak susah makan seperti ini adalah karena ia lebih suka dengan makanan yang terasa familiar di lidahnya.

    Jadi jangan heran kalau si kecil memilih ayam goreng untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Ini jadi caranya menunjukkan kemandiriannya lho. Tenang Bu, si kecil tidak akan kekurangan nutrisi kok meski ia hanya makan ayam goreng saja selama seminggu. Tetap bersabar dan terus tawarkan variasi makanan sehat tanpa memaksa anak untuk memakannya, ya.


  4. Pilih-pilih makanan

    Sangatlah normal jika si kecil ragu untuk mencoba  makanan baru, kecuali Ibu berusaha untuk menyajikannya berulang kali. Alasan kenapa anak susahh makan seperti ini bisa jadi karena adanya perubahan pada kebutuhan nutrisi balita. Pertumbuhan si kecil tidak terlalu pesat seperti di tahun pertamanya, jadi ia kurang tertarik pada makanan dan tidak makan banyak seiring dia bertumbuh. Ia juga jadi lebih mandiri dan belajar untuk menentukan pilihannya sendiri.

    Meski anak susah makan membuat orang tua frustrasi, Jangan menyerah yaa! Dorong dia untuk mencoba makanan sehat. Kalau dia menolaknya di sesi makan, tawarkanlah lagi makanan tersebut sebagai cemilan di sore hari.


  5. Menolak makan

    Salah satu kemampuan balita yang paling Ibu tungu-tunggu adalah makan sendiri. Saat mencapai milestone ini, ia bisa mengontrol apa yang mau dimasukkan ke dalam mulut. Jadi tak heran bila ia sangat keras kepala untuk memilih apa yang mau dan tidak mau dimakan. Pada suatu hari, dia bisa saja makan makanan yang sama berhari-hari, tapi tiba-tiba ia bisa juga berubah pikiran dan ingin mencoba sesuatu yang sangat berbeda. Tak perlu cemas, perilaku anak susah makan memang seperti ini.


  6. Konstipasi

    Anak susah makan bisa juga karena konstipasi. Konstipasi terjadi ketika tubuh memproduksi feses yang keras dan kering. Ini umum terjadi pada anak kecil. Ini biasanya terjadi karena si kecil tidak minum cukup cairan. Tapi konstipasi kadang bersifat kronis, bisa karena otot usus jadi melemah, sehingga membuat anak lebih sulit untuk buang air besar. Kalau ini terjadi terlalu sering, si kecil bisa merasa trauma untuk buang air besar karena sakit. 

    Untuk menghindarinya, pastikan anak mendapat cairan yang cukup. Air putih dan jus buah jadi pilihan tepat. Sajikan makanan kaya serat, seperti brokoli dan sereal, tapi jangan berlebihan, ya Bu. Cara mudah mengetahui berapa gram serat yang harus dimakan oleh anak tiap hari adalah dengan menambahkan 5 pada usianya.

    Misalnya, anak usia 2 tahun membutuhkan 7 gram (2+5) serat per hari. Sampai masalah konstipasi teratasi, hindari makanan yang menyebabkan konstipasi seperti pisang dan keju.


  7. Muntah 

    Refleks muntah merupakan respons otomatis dari tubuh yang mencegah si kecil mengalami tersedak. Si kecil bisa muntah karena ada sesuatu yang tidak seharusnya masuk ke mulut. Tapi anak juga bisa muntah saat makan terlalu cepat atau ada terlalu banyak makanan di dalam mulut. Muntah juga bisa disebabkan saat si kecil tidak menyukai rasa atau tekstur makanan yang ia makan. Kalau sudah begini, pasti anak susah makan.

    Agar si kecil tidak muntah saat makan, pastikan ia selalu dalam kondisi rileks saat makan. Sebisa mungkin ia tidak berlarian saat maka, jangan lupa untuk memotong makanan jadi kecil-kecil dan hindari makanan yang berisiko bikin anak tersedak seperti anggur utuh, kismis, kacang, atau popcorn.

    Ajarkan si kecil untuk mengambil makanan sedikit-sedikit dan dorong dia untuk mengunyahnya sampai halus, serta menelannya sebelum mengambil makanan lain. Jangan tinggalkan anak sendirian saat ia makan. Bila ia sering muntah ketika minum air bersama makanan, Ibu bisa mencegahnya dengan memberikan minum setelah ia selesai makan.


  8. Anak suka mengemut makanan

    Banyak orang tua yang anaknya suka mengemut makanan di dalam mulutnya. Ketika si kecil ,mengemut makanan di dalam mulut dan tidak menelannya, itu pasti akan membuat kita sebal dan tidak sabar. Tapi jangan salah, si kecil juga bisa stres lho saat ini terjadi. jadi jangan heran kalau akhirnya waktu makan bisa berlangsung selama berjam-jam dan si kecil menolak untuk makan sama sekali.


Apa yang bisa Ibu lakukan saat anak anak susah makan dan mengemut makanan?

Kesabaran orang tua pasti habis saat menyuapi anak susah makan yang tidak mau menerima makanan baru, bermain-main dengan makanannya, atau terlalu lama mengemut makanan di mulutnya. Nah, untuk mengatasi kondisi tersebut, coba deh beberapa cara berikut ini:

  1. Ajak si kecil untuk makan bersama anggota keluarga yang lain sesering mungkin.

  2. Ibu bisa memberikan makanan dari piring Ibu untuk si kecil agar ia lebih tertarik untuk makan.

  3. Setiap sesi makan, cobalah untuk menawarkan makanan yang beragam, baik yang dia suka atau tidak suka.

  4. Kalau mau menawarkan makanan baru ke si kecil, batasi satu makan baru untuk satu hari ya bu, agar sesi perkenalan dengan makanan baru tidak berubah jadi drama tangisan.

  5. Saat mau menawarkan makanan baru, pastikan Ibu tidak sedang terburu-buru dan si kecil dalam kondisi rileks. Sajikan makanan dalam potongan kecil dulu. Ibu bisa menyantap makanan tersebut di depan si kecil untuk mendorong anak melakukan hal serupa.

  6. Sesering mungkin, ajak anak ikut berbelanja sayur dan buah, serta biarkan ia memilih makanan dengan warna yang ia sukai, saat sedang belanja.

  7. Ketika ia tidak mau menerima makanan baru, atau mengemut makanan di mulut terlalu lama, cobalah untuk bersikap sabar dan jangan terlalu memberikan perhatian untuknya.

  8. Pastikan Ibu membatasi gangguan seperti televisi saat makan, dan ajak si kecil melakukan permainan menarik agar waktu makan jadi menyenangkan dan positif.

  9. Ajak si kecil memasang timer selama 20 sampai 30 menit sebagai durasi waktu makan dan beritahu bahwa saat timernya bunyi, berarti waktu makan juga sudah selesai. Ini akan membantu anak mengetahui berapa lama ia bisa duduk untuk makan.

Jika Ibu merasa masalah makan yang terjadi pada si kecil ini cukup parah, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter anak untuk mengetahui apakah si kecil mengalami masalah kesehatan yang butuh penanganan khusus atau tidak.

Memang, mengemut makanan di mulut bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, tapi jika si kecil melakukannya terlalu lama, ini bisa meningkatkan risiko tersedak atau membuat si kecil menerima nutrisi yang buruk dan mengalami masalah kesehatan.

Ibu juga harus memperhatikan, bila anak lebih suka makanan dengan tekstur lebih lembut dan sering minum air untuk menelan makanan, Ibu perlu periksakan si kecil ke dokter anak. Ini untuk membantu mengidentifikasi apakah masalah anak susah makan tersebut bersifat fisik atau bukan. Bila sifatnya fisik, dokter anak akan memberikan solusi terbaik.
 
Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa Ibu lakukan jika anak susah makan:

  1. Sebelum waktu makan

    Bila anak biasanya makan cemilan di antara waktu makan, ia bisa jadi merasa kenyang di sesi makan besar. Jika Ibu merasa ini alasan kenapa anak susah makan, cobalah batasi asupan cemilan sebelum makan.


  2. Saat makan

    Ketika membujuk anak untuk makan, apakah Ibu terus-menerus ngomel untuk membuatnya menghabiskan makanan? Saat kita terus berbicara pada anak selama sesi makan, ini ternyata justru bisa menjadi gangguan baginya. Anak jadi menikmati semua perhatian yang ia dapat dan ia akan termotivasi untuk terus melakukan perilaku buruknya tersebut.

    Untuk memastikan apakah hal ini yang membuat anak susah makan, Ibu bisa duduk bersamanya saat ia makan dan batasi pembicaraan dengan si kecil. Ibu bisa memberi pujian secukupnya ketika ia menelan makanannya.

    Bila si kecil senang perhatian yang Ibu berikan, ia bisa dengan cepat belajar kalau menelan adalah cara untuk mendapatkan perhatian Ibu, bukan dengan mengemut makanan di mulut. Ini juga mengajarkan anak untuk berbicara hanya saat mulutnya sudah kosong.


  3. Setelah makan

    Apakah ada aktivitas setelah makan yang tidak ia sukai? Misalnya, ia harus tidur siang, mandi, atau waktunya anak main sendiri ketika Ibu mencuci piring setelah ia selesai makan?

    Nah, kemungkinan besar, si kecil susah makan untuk memperpanjang waktu makannya agar tidak perlu menghadapi aktivitas tersebut. Jika ini yang jadi masalahnya, coba rencanakan aktivitas yang lebih menyenangkan setelah makan agar ia termotivasi untuk menyelesaikan makanannya lebih cepat.

Bila telah melakukan semua usaha dan tidak ada yang berhasil untuk mengatasi kebiasaan anak susah makan, ini waktunya untuk berkonsultasi ke dokter anak.


Tips untuk mengatasi anak yang suka mengemut makanan

Tahu nggak sih Bu, mengemut makanan bisa jadi gejala diagnostik dari kesulitan sensori motorik oral pada anak lho. Ketika anak bisa mengatasi kesulitan sensori-oral, serta meningkatkan gerakan lidah, bibir, dan pipi ketika mengunyah, kebiasaan mengemut makanan biasanya akan hilang.

Nah, untuk mengatasi anak yang suka mengemut makanan, Ibu bisa melakukan hal berikut ini:

Bila mengemut makanan terjadi karena kesadaran sensori yang buruk:

  • Rangsang mulut si kecil sebelum, selama, dan setelah makan dengan makanan pedas, garing, dingin, atau berkarbonasi. Jenis makanan ini bisa membantu anak lebih sadar dengan mulutnya dan mengatur gerakan oral dengan lebih efektif. Makanan seperti acar dan wortel mentah bisa juga diberikan untuknya. Air mineral karbonasi bisa diminum saat si kecil sedang mengemut makanan. Ibu juga bisa menambahkan perasan lemon pada air minum bila anak mau meminumnya. Selain itu, Ibu juga bisa menambahkan es pada jenis minuman lainnya yang akan diberikan ke si kecil.

  • Minta anak untuk mengunyah es sebelum dan selama makan. Ini akan membuat mulutnya terjaga, juga menurunkan rasa tidak nyaman saat anak makan.

  • Gunakan cermin kecil di meja, dan minta anak melihat mulutnya sebelum menerima makanan dan setelah makan. Bantu anak mengenali seperti apa rasanya mulut yang kosong.


Bila mengemut makanan terjadi akibat penurunan kemampuan mengunyah dan gerakan oral yang buruk:

  • Sikat sisi lidah ketika menggosok gigi. Ini bisa membantu lateralisasi lidah yang dibutuhkan si kecil untuk mengunyah. Coba sikat gigi elektrik bila anak mau menggunakannya.

  • Siapkan stimulasi sensori yang kuat atau sering pada bagian dalam pipi. Ini bisa dilakukan dengan sikat gigi atau mendorong bagian dalam pipi dengan jari. Mengunyah terjadi berkat kerja sama antara lidah dan pipi. Sering kali koordinasi mengunyah yang buruk disebabkan oleh pipi yang tidak aktif.

(Ismawati, Yusrina)