Balita

Ajari Anak Menghargai Diri Sendiri

Ajari Anak Menghargai Diri Sendiri

Mengajarkan anak prasekolah agar bisa menghargai dirinya sendiri agaknya menjadi  tanggung jawab yang besar bagi kita sebagai orangtua, ya Bun. Tentu saja hal itu karena rasa menghargai diri sendiri akan menjadi pondasi bagi masa depan anak-anak kita.

Sikap tersebut juga menjadi sesuatu yang penting di saat mereka mulai melakukan hal-hal baru tanpa bantuan orang lain.

Jane Nelson, seorang ahli terapi keluarga di California, yang juga menulis The Positive Discipline Series mengatakan bahwa penghargaan terhadap diri sendiri berawal dari rasa memiliki, meyakini bahwa kita mampu, dan mengetahui kontribusi kita dinilai serta dihargai.

Nelsen menambahkan, sebagaimana diketahui para orangtua, penghargaan terhadap diri sendiri merupakan pengalaman yang cepat berlalu. “Kadang kita merasa baik tentang diri sendiri, kadang juga tidak. Apa yang kita coba ajarkan kepada anak-anak kita adalah keterampilan hidup seperti keuletan dan ketabahan,” lanjutnya.

Bunda, salah satu tujuan menjadi orangtua adalah memastikan si anak mengembangkan kebanggaan dan penghormatan pada diri sendiri. Begitu juga dengan keyakinan pada kemampuannya untuk menghadapi tantangan hidup. Berikut ini adalah beberapa strategi sederhana untuk membantu anak Anda menghargai dirinya:


1. Berikan Empati

Anak Anda akan merasa frustrasi bila ia tidak mampu melakukan hal yang bisa dilakukan temannya. Di saat ia berkata, “Saya gak bisa berhitung secepat Ardi!” tunjukkan rasa empati Anda dan kemudian tekankan salah satu kekuatan yang ia punya. Misalnya, dengan memberitahu, “Ardi memang pintar berhitung, tapi kamu kan pandai membuat lukisan.” Apa yang Anda katakan ini bisa membantunya belajar bahwa kita semua memiliki kekuatan dan kelemahan. Ia akan menyadari bahwa tidak perlu menjadi sempurna untuk merasa baik tentang dirinya.


2. Berikan Cinta Tanpa Syarat

Katakan pada anak Anda, “Bunda mencintaimu, Nak. Bunda tak peduli siapa dirimu dan apa yang kamu lakukan.” Anak menjadi paling diuntungkan ketika Anda bisa menerima dia apa adanya tanpa melihat kekuatan, kesulitan, perangai, ataupun kemampuan yang ia miliki. Jadi istimewakan anak Anda dengan cinta. Beri dia banyak pelukan, ciuman, dan belaian lembut pada pundaknya. Jangan lupa untuk selalu memberitahu betapa Anda mencintainya.

Saat harus mengoreksi kesalahan anak Anda, perjelas bahwa yang bermasalah adalah perilakunya, bukan dirinya. Misalnya, jangan mengatakan “Kamu nakal! Kenapa kamu tidak bisa menuruti kata-kata Bunda?” Tapi katakanlah, “Kak, mendorong Adik tidak baik. Nanti Adik bisa jatuh. Tolong jangan ulangi, ya.”


3. Dengarkan Dengan Baik

Jika anak Anda berusaha untuk memberitahu sesuatu, berhentilah sejenak dan dengarkan apa yang ia katakan, meski Anda tidak mengerti semua perkataannya. Ia perlu menyadari bahwa pemikiran dan perasaannya dihargai. Bantu ia merasa nyaman dengan emosi yang ia rasakan dengan membicarakannya. Katakan, “Bunda tahu, Kakak sedang sedih karena harus berpisah dari teman-teman, kan?”

Dengan menerima emosi yang ia rasakan, Anda memahami perasaannya dan menunjukkan bahwa Anda menghargai apa yang ia katakan. Nantinya jika Bunda berbagi perasaan Anda dengan berkata “Bunda senang deh bisa pergi ke kebun binatang,” ia juga akan merasa percaya diri untuk mengungkapkan perasaannya sendiri.


4. Berikan Perhatian

Habiskan waktu bersama anak Anda dengan memberikan perhatian yang tak terbagi. Ini akan membuat ia menghargai dirinya karena Anda menyampaikan pesan bahwa Anda menganggap ia penting dan berharga.

Memberikan perhatian tidak berarti menghabiskan waktu yang banyak. Bunda dapat melakukannya dengan berhenti membaca koran di saat ia sedang berbicara pada Anda. Atau Anda mematikan televisi saat menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Perjelas bahwa Anda benar-benar mendengarkan  apa yang ia katakan dengan melakukan kontak mata.

Bila Anda tak punya cukup waktu, jelaskan hal itu pada anak Anda tanpa mengabaikan kebutuhannya.  Jadi katakan, “Coba ceritakan ke Bunda tentang gambar yang Kakak sudah buat. Tapi setelah itu Bunda  harus mempersiapkan makan malam ya.”


5. Tanamkan Keberanian Mengambil Resiko

Motivasi anak Anda untuk mengeksplorasi sesuatu yang baru seperti mencoba makanan yang berbeda, menemukan teman baru, atau mengendarai sepeda. Tentunya ada kemungkinan si kecil mengalami kegagalan. Tapi kesempatan untuk berhasil menjadi kecil jika tidak ada resiko yang harus diambil. Jadi biarkan anak Anda bereksperimen dengan aman, dan Bunda tak perlu campur tangan.

Misalnya, cobalah untuk tidak menengahi ketika si kecil mulai frustrasi saat mencari mainan barunya. Dengan mengatakan “Sini biar Bunda yang bantu mencarikan,” dapat menumbuhkan ketergantungan dan mengurangi kepercayaan dirinya. Bangun penghargaan dirinya dengan menyeimbangkan kebutuhan Anda untuk menjaganya dengan kebutuhannya untuk mengatasi tugas baru.


6. Biarkan Kesalahan Terjadi

Bunda, di saat si kecil sudah mendapat keberanian untuk mengambil resiko, kemungkinan baginya untuk melakuan kesalahan semakin terbuka lebar. Kesalahan yang ia lakukan merupakan pelajaran berharga untuk membangun kepercayaan dirinya.

Jadi bila anak Anda meletakkan piring terlalu ke pinggir meja lalu terjatuh dan pecah, coba beri ia dorongan untuk berpikir tentang apa yang seharusnya ia lakukan di lain waktu agar kejadian itu tidak terulang kembali. Dengan begitu, penghargaan terhadap dirinya tidak akan menurun dan ia akan memahami bahwa tidak apa sesekali berbuat kesalahan.

Daniel Meier, seorang asisten professor pendidikan dasar di Universitas Negeri San Francisco mengatakan bila Anda melakukan kesalahan, Anda harus mengakuinya. Menyadari dan memperbaiki kesalahan memberi pesan yang kuat bagi anak Anda. Ia akan menjadi anak yang lebih mudah menerima kekurangan dirinya sendiri.


7. Ajarkan Batasan-Batasan

Tetapkan peraturan-peraturan yang masuk akal bagi anak Anda. Misalnya, Anda memberitahunya untuk memakan cemilan di dapur. Jadi jangan biarkan ia berkeliaran sambil memakan biskuit dan buah di ruang keluarga pada keesokan harinya.

Mengetahui peraturan yang berlaku di keluarga membuat ia merasa terlindungi. Tapi Bunda, diperlukan pengulangan yang konstan hingga ia dapat mulai menjalaninya sesuai ekspektasi Anda. Anda cukup dengan bersikap jelas dan konsisten.


8. Jangan Membandingkan

Komentar seperti “Kenapa sih kamu gak bisa bersikap sopan seperti Budi?” akan hanya membuat anak Anda merasa buruk tentang dirinya. Meskipun perbandingan yang positif seperti “Kamu adalah pemain terbaik” tetap berpotensi merusak karena seorang anak dapat mengalami kesulitan untuk menjalani hidupnya dengan citra semacam ini.

Anak akan lebih mungkin untuk menghargai dirinya sendiri jika Anda menghargai dirinya karena keunikan individual yang ia miliki. Jadi jangan membandingkan ia dengan yang lain.


9. Rayakan Pencapaian Nilai Positif

Berusahalah untuk memperdengarkan hal-hal baik yang anak Anda lakukan setiap hari. Misalnya, katakan pada ayahnya, “Tania hebat deh, Pah. Tadi dia membantu Mamah menyiapkan makan malam, loh.” Anak Anda akan menikmati pujian dan respon menggembirakan dari ayah-bundanya.

Anda perlu menyebutkan prestasinya dengan spesifik. Lebih baik katakan, “Terima kasih telah menunggu antrian dengan sabar, ya,” daripada hanya mengatakan “Itu bagus.” Yang demikian akan meningkatkan pencapaian dan penghargaan diri  yang ia rasakan serta membuat ia mengetahui dengan tepat apa yang telah ia lakukan dengan benar.


10. Berikan Dukungan

Setiap anak perlu dukungan dari orang yang dicintainya. Dukungan berarti menyadari kemajuan yang dicapai dan bukan hanya menghargai sebuah prestasi. Jadi di saat anak Anda berusaha untuk menangkap bola, katakan “Kamu telah berusaha keras, kamu hampir berhasil!” Jangan pernah mengatakan, “Bukan, bukan seperti itu, biar Bunda yang melakukannya.”

Ada perbedaan antara pujian dan dukungan. Pujian mengapresiasi tugas yang dilakukan sedang dukungan menghargai orang yang melakuannya. Kata-kata  seperti, “Kamu berhasil melakukannya!” adalah pujian, sedangkan “Aku bangga padamu” adalah dukungan.

Mengatakan “Coba beritahu Bunda tentang gambarmu. Bunda lihat kamu suka sekali warna ungu, ya” adalah lebih baik daripada mengatakan, “Itu adalah gambar yang paling bagus yang pernah Bunda lihat.”

Perlu diingat, Bunda, terlalu banyak pujian dapat melemahkan penghargaan diri karena menciptakan tekanan untuk tampil baik menurut pandangan orang lain. Jadi bagikan pujian dengan bijaksana dan berikan dukungan dengan murah hati. Melakukan keduanya akan membantu anak Anda tumbuh dengan perasaan positif terhadap dirinya.

(Ismawati)