Balita

Infeksi yang Bisa Timbul Saat Anak Suka Menggigit

Infeksi yang Bisa Timbul Saat Anak Suka Menggigit

Ada anak yang suka menggigit temannya dan buah hati Anda bisa saja jadi korban dari temannya yang hobi menggigit. Biasanya kulit yang tergigit tidak rusak dan lukanya tidak serius. Namun, lain lagi ceritanya bila kulit menjadi rusak. Berhubung mulut manusia penuh dengan bakteri, resiko infeksi bisa 10 hingga 15 persen. Gigitan serius di wajah, tangan, atau area genital juga bisa berbahaya.

Penanganan Saat Luka Bekas Gigitan Parah

Bila bayi Anda digigit dan kulitnya rusak, cuci area luka dengan sabun berformula ringan dan air. Cuci luka tapi jangan digosok, basuh luka dengan sabun dan air mengalir selama 3 hingga 5 menit, lalu tutup dengan perban bersih. Bila luka berdarah, tekan dengan kain bersih dan kering dan tinggikan area luka.

Bila kulit rusak, Anda perlu membawa si kecil ke dokter, yang akan membersihkan dan memeriksa luka. Dokter juga akan memberi pengarahan untuk menjaga luka tetap bersih. Jika gigitan tidak sangat serius atau berada pada wajah, dokter kemungkinan tidak akan memberi jahitan. Menjahit luka gigitan bisa meningkatkan resiko infeksi. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi, bergantung lokasi dan parahnya gigitan.

Infeksi Akibat Gigitan

Gigitan bisa menyebarkan bakteri seperti strep yang biasanya ada di mulut manusia. Ada kemungkinan juga menyebarnya penyakit serius seperti hepatitis. Tapi tenang, para ahli tidak pernah menyebut kalau HIV bisa ditularkan lewatgigitan manusia. Untuk penularan HIV, orang yang terinfeksi harus berdarah, melukai kulit yang ia gigit dan ada darah yang sudah terinfeksi HIV di luka gigitan. Tidak ada laporan kasus penularan HIV melalui gigitan manusia tanpa kontak darah dengan darah.

Bunda, luka dari gigitan manusia, terutama anak kecil, biasanya jarang yang sampai terinfeksi oleh bakteri. Tapi ada beberapa orangtua khawatir tentang infeksi serius yang menular melalui darah, seperti hepatitis B atau C dan HIV (human immunodeficiency virus), virus yang menyebabkan AIDS. Daripada khawatir, kita akan menjelaskan sedikit bagaimana sih seseorang bisa tertular penyakit-penyakit yang dikhawatirkan beberapa orang tua di atas.

  1. Infeksi hepatitis B

    Infeksi hepatitis B ditularkan dari orang ke orang melalui darah dan cairan tubuh lainnya. Bisa juga ditularkan melalui hubungan seksual, dari ibu ke bayi, dan berbagi jarum suntik. Virus hepatitis B tidak ditularkan melalui kontak air liur pada kulit normal. Hanya gigitan yang menyebabkan kerusakan kulit yang bisa menularkan hepatitis B, tapi ini jarang terjadi.

    Anak dengan hepatitis B yang menggigit anak lain dan merusak kulitnya bisa menularkan infeksi hepatitis B ke anak yang digigit. Anak yang menggigit anak lain yang memiliki hepatitis B bisa terpapar virus bila darah dari anak yang digigit masuk ke mulut penggigit. Segera hubungi dokter bila anak Anda menggigit anak lain sampai berdarah atau anak Anda digigit temannya sampai kulitnya rusak, apalagi kalau si kecil belum menerima vaksin hepatitis B.

  2. Infeksi hepatitis C

    Hepatitis C juga menular dari satu orang ke orang lain melalui darah atau cairan tubuh lain. Infeksi Hepatitis C jarang terjadi pada anak kecil. Infeksi hepatitis C dari gigitan anak kecil belum pernah terjadi sebelumnya.

  3. Infeksi human immunodeficiency virus (HIV)

    HIV ditularkan melalui hubungan seksual, dari ibu ke bayi sebelum atau selama kelahiran, atau melalui darah ketika berbagi jarum suntik. Kemungkinan penularan HIV melalui gigitan anak, meski ketika kulit rusak, sangat tidak mungkin dan belum pernah terjadi. Jadi sangat tidak dianjurkan untuk memberi anak obat anti HIV hanya karena takut HIV akibat gigitan temannya.

Tanda infeksi akibat gigitan

Bila si kecil menunjukkan tanda infeksi berikut, hubungi dokter segera:

  • Peningkatan bengkak dan kemerahan

  • Nanah

  • Demam lebih dari 100 derajat F

  • Lapisan kemerahan atau rasa panas berasal dari gigitan

  • Luka gigitan tidak juga sembuh dalam 10 hari.

Mengatasi Perilaku Anak Yang Hobi Menggigit

Kalau si kecil dititipkan di daycare, bicaralah pada pemilik dan pengasuhnya. Minta mereka mengingatkan orangtua dari anak yang menggigit anak Anda. Tapi bila yang menggigit si kecil adalah kakak atau adik kandungnya sendiri, Bunda perlu mengatasi perilakunya dan mengawasi ketika ia bersama si kecil.

Anak menggigit biasanya ketika merasa takut, marah, atau frustrasi. Atau mereka menggigit karena temannya duluan menggigitnya. Anak usia prasekolah sering menggigit ketika berkelahi. Mengatasi perubahan besar seperti kelahiran adik baru atau rumah baru juga bisa menyebabkan perubahan emosi yang menyebabkan perilaku agresif, seperti hobi menggigit ini. Dan kadang anak menggigit hanya karena merasa terlalu senang atau salah menyalurkan ekspresi sayang.

Kalau anak Anda digigit temannya atau anak Anda hobi menggigit, ingatlah kalau perilaku ini sangat wajar terjadi sampai di usia pra sekolah. Bunda juga harus ingat kalau si kecil tidak ada maksud ingin menyerang anak lain. Anak-anak suka sekedar bermain dan bereksplorasi. Dengan memahami apa yang terjadi di balik perilaku yang suka menggigit bisa jadi langkah pertama untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.

Cara Agar Hobi Menggigit Bisa Hilang

Meski resiko infeksi dari gigitan anak tergolong kecil, banyak orangtua yang merasa cemas saat anaknya harus jadi korban. Nah, sebenarnya ada cara untuk mengurangi kebiasaan menggigit ini lho:

  • Ajarkan anak untuk tidak menggigit. Ketika anak sudah cukup besar untuk mengerti, ajarkan kalau menggigit menimbulkan rasa sakit dan bisa berbahaya baginya dan orang yang ia gigit.

  • Hentikan sebelum anak menggigit kembali. Bila terlihat anak bersiap untuk menggigit kembali, dekati dan perlahan cegah ia mencengkeramkan gigitannya ke sasaran. Dengan kuat tahan dahinya beberapa inci dari bahu Anda atau letakkan tangan Anda di sekeliling mulutnya. Bila ia menggigit Anda atau terus berusaha menggigit anak lain, ada baiknya menjauhkan ia dari situasi itu, bubarkan sesi bermain, atau beri anak time out.

  • Jangan berpura-pura menggigit anak atau membiarkan anak menggigit Anda ketika bermain. Jangan membalas menggigit anak bila ia menggigit. Ini tidak akan mengajarkan anak untuk tidak menggigit.

  • Selalu terapkan aturan tidak boleh menggigit.

  • Anak kecil masih belajar mengontrol diri. Daripada dengan menggigit, tunjukkan pada anak bagaimana mengekspresikan kata seperti “tidak” atau “saya tidak suka itu.”

  • Alihkan perhatian anak bila terlihat muncul masalah dengan teman bermainnya.

  • Ketahui kapan dan kenapa anak Anda menggigit. Apakah di tempat bermain ketika anak lain merampas mainannya? Ketika anak lain mengelilinginya? Apakah ia mencoba menggigit Anda ketika Anda menyusui adiknya? Guru anak bisa membantu memberitahu apa yang membuatnya agresif. Setelah beberapa lama Anda bisa memprediksi kapan anak menggigit.

  • Awasi anak. Tanda peringatan seperti menangis, berteriak, menghentakan kaki seringkali mendahului gigitan. Bila ia mulai menggigit, awasi dan cegah sebelum ia menggigit kembali.

(Ismawati)