Kelahiran

Apakah Pendarahan Pasca Persalinan Anda Normal?

Apakah Pendarahan Pasca Persalinan Anda Normal?

Setiap wanita mengalami pendarahan setelah melahirkan. Ini merupakan bagian normal dari proses penyembuhan. Tapi seberapa banyak pendarahan yang berlebihan? Jika seorang wanita mengalami pendarahan terlalu banyak setelah melahirkan bisa mengakibatkan kondisi yang mengancam keselamatan yang dikenal dengan istilah postpartum hemorrhage (pendarahan pasca persalinan).

Postpartum hemorrhage menjadi penyebab tinggi kematian yang berkaitan dengan melahirkan anak di dunia. Di negara maju, pendarahan pasca persalinan mencapai sekitar 10 persen dari kematian maternal. Di negara yang sedang berkembang, sekitar ¼ kematian maternal disebabkan oleh kondisi ini. Dikarenakan keumuman pendarahan pasca persalinan, tidak semua orang menyadari kondisi ini. Bahkan mereka yang mewaspadainya seringkali salah mengerti tentang fakta sebenarnya berkaitan dengan pendarahan pasca persalinan.

Secara tradisional, pendarahan pasca persalinan didefinisikan sebagai kehilangan darah sebanyak lebih dari 500 ml yang mengikuti proses melahirkan. Penelitian menunjukkan banyak masalah timbul dari definisi ini. Pertama, dokter sering meremehkan jumlah kehilangan darah yang dialami pasien. Kedua, merupakan hal yang wajar bagi pasien untuk kehilangan darah lebh dari 500 ml tanpa menderita efek penyakit. Ini terutama pada pasien yang menjalankan operasi sesar di mana kehilangan darah bisa mencapai 1000 ml yang merupakan hal biasa.

Di sisi lain,beberapa pasien mengalami kehilangan darah sebanyak 500 ml dan menderita efek berat pada kesehatan mereka. Setiap individu memiliki kapastitas berbeda untuk mengatasi kehilangan darah. Penemuan ini menuju pada definisi yang lebih luas dari pendarahan pasca persalinan. Pendarahan pasca persalinan kini dianggap sebagai bentuk kehilangan darah yang menghasilkan gejala pada ketidakstabilan hemodynamic (berhubungan dengan sirkulasi darah) atau kehilangan darah yang mengancam stabilitas hemodynamic (biasanya lebih dari 1000 ml).

Tingkat hematokrit yang turun lebih dari 10 persen setelah kelahiran juga dianggap sebagai pendarahan pasca persalinan. Pendarahan pasca persalinan lebih jauh didefinisikan sebagai primer (terjadi dalam 24 jam setelah persalinan) atau pendarahan pasca persalinan lambat yang terjadi antara 24 jam hingga 6 minggu setelah melahirkan.

Semua ibu baru akan mengalami pendarahan vaginal yang dikenal sebagai lochia, ketika uterus melepaskan lapisan tebal dari kehamilan. Lochia normalnya berwarna merah cerah ketika di awal, tapi akan berangsur berubah lebih cerah dalam warna dan jumlah setelah beberapa hari. Jika darah merah cerah terus mengalir setelah 4 hari, atau jika kapanpun Anda merasa darah keluar semakin banyak, bukan semakin sedikit, ini bisa mengindikasikan masalah dan harus segera diatasi, karenanya segera hubungi dokter Anda.

Penyebab pendarahan pasca persalinan bisa banyak, umumnya dibagi menjadi 4 kategori yang biasa dikenal dengan 4T: tone, trauma, tissue, thrombin. Masalah pada tone di  uterus menjadi penyebab paling umum dari pendarahan pasca persalinan. Kondisi yang dikenal sebagai uterine atony terjadi ketika uterus tidak secara baik mengkerut mengikuti proses kelahiran. Uterine atony bisa disebabkan oleh sejumlah faktor berupa persalinan yang panjang dan augmented labor.

Penyebab kedua paling umum dari pendarahan persalinan adalah trauma. Ini meliputi kerusakan pada serviks, uterus, dan vagina. Kondisi ini bisa menjadi hasil dari proses melahirkan atau hasil dari intervensi medis seperti penggunaan episiotomy. Retained tissue menjadi penyebab lain dari pendarahan pasca persalinan. Jaringan dari fetus dan plasenta bisa tertahan hingga menyebabkan uterus tidak bisa mengkerut sebagaimana mestinya.

Pendarahan pasca persalinan juga bisa disebabkan oleh thrombosis, atau ketidakmampuan darah untuk membeku dengan baik. Ketidaknormalan pembekuan darah bisa menjadi akibat dari kondisi yang ada sebelumnya atau diperoleh dari kondisi yang tidak berhubungan dengan kehamilan itu sendiri.

Idealnya penyembuhan terbaik untuk pendarahan pasca persalinan adalah dengan pencegahan kondisi ini. Setelah proses kelahiran, semua wanita menerima perawatan untuk mencegah pendarahan. Wanita yang berada pada resiko mengalami pendarahan harus dimonitor lebih mendalam dan dirawat lebih intensif.

Wanita yang beresiko tinggi mengalami pendarahan adalah mereka yang mengandung bayi besar, hamil bayi kembar banyak, persalinan yang panjang, mereka yang pernah mengalami pendarahan persalinan, mereka yang menjalani kelahiran vaginal setelah operasi sesar, dan mereka dengan kondisi tertentu termasuk preeclampsia, placenta previa, dan gangguan sistem pembekuan darah.

Sayangnya, pendarahan pasca persalinan tidak bisa dicegah pada semua kasus. Jika pendarahan terjadi, kuncinya adalah deteksi dini. Pendarahan primer pasca persalinan hampir selalu terjadi di rumah sakit, karenanya mereka selalu dideteksi oleh tenaga medis profesional. Sedangkan late postpartum hemorrhage, bisa terjadi hingga 6 minggu setelah kelahiran. Karenanya, banyak kasus late postpartum hemorrhage terjadi di luar rumah sakit. Oleh sebab itu, penting bagi wanita untuk waspada terhadap gejala pendarahan pasca persalinan.

Sekitar 1 persen wanita setelah melahirkan mengalami yang disebut dengan late postpartum hemorrhage, dikenal juga dengan keterlambatan atau pendarahan sekunder pasca persalinan. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pendarahan parah yang terjadi antara 24 jam hingga 12 minggu setelah melahirkan, meski late postpartum hemorrhages biasanya terjadi 1 hingga 2 minggu setelah melahirkan. Pendarahan paling banyak yang terjadi dalam 24 jam pertama digolongkan sebagai pendarahan primer pasca persalinan.

Hubungi dokter segera jika Anda memiliki tanda berikut:

  • Pendarahan yang membasahi lebih dari satu pembalut dalam satu jam.
  • Pendarahan berwarna merah cerah yang terjadi selama 4 hari atau lebih setelah melahirkan.
  • Gumpalan darah yang lebih besar dari bola golf.

Hubungi rumah sakit jika Anda mengalami pendarahan yang sangat banyak atau jika Anda merasakan tanda shock, termasuk lemah, detak jantung cepat, nafas cepat dan dangkal, kulit lembab, atau gelisah.

Late postpartum hemorrhage bisa disebabkan oleh uterus yang tidak mengkerut secara normal, mungkin karena hasil dari fragmen plasenta atau kantung ketuban yang tetap berada di uterus setelah melahirkan, infeksi, atau keduanya. Late postpartum hemorrhage juga bisa disebabkan oleh gangguan bawaan yang mengubah kemampuan darah untuk membeku seperti penyakit von Willebrand. Meski kadang penyebabnya tidak bisa diketahui.

Pendarahan bisa mengancam keselamatan, jadi Anda perlu dirawat di rumah sakit hingga pendarahan berhenti. Dokter akan memeriksa dan mulai memasang infus untuk memberi Anda cairan, obat untuk membantu uterus mengkerut, dan mungkin juga antibiotik. USG (ultrasonografi) akan dilakukan untuk melihat apakah lapisan plasenta masih tetap berada di uterus Anda. Jika masih ada, dokter perlu menjalankan prosedur pembedahan yang disebut dilation and curettage (D&C) untuk mengangkatnya. Pada kasus yang ekstrem, jika semua usaha untuk mengatasi pendarahan gagal, Anda perlu menjalani hysterectomy.

Ketika pendarahan berhenti, Anda masih perlu terus menerima obat melalui infus, biasanya untuk 24 jam berikutnya, untuk menjaga uterus mengkerut dengan baik. Anda juga akan terus menerima antibiotik. Tim medis akan mengawasi Anda dengan seksama untuk memonitor pendarahan yang mungkin terjadi kembali, kemunculan tanda infeksi, dan untuk melihat proses pemulihan Anda. Anda akan merasa lemah, dan tidak dibolehkan bangun dari tempat tidur sendiri.

Istirahat, cairan, makanan bernutrisi, dan vitamin setelah melahirkan dengan kandungan asam folat juga suplemen zat besi tambahan sangat dibutuhkan. Pada kebanyakan kasus, Anda akan berurusan dengan anemia yang disebabkan oleh banyak kehilangan darah. Pada beberapa kasus, tranfusi darah perlu dilakukan.

(Ismawati)