Balita

Baby-led Schedule: Membuat Jadwal Harian Sesuai Kebutuhan Bayi

Baby-led Schedule: Membuat Jadwal Harian Sesuai Kebutuhan Bayi

Baby-led schedule cenderung menjadi rutinitas yang longgar. Anda mengikuti petunjuk dari bayi, artinya Anda mencari signal darinya untuk memutuskan apa yang ia butuhkan ketimbang menetapkan jadwal untuk menyusui, beristirahat, atau bermain. Pendekatan ini bukan berarti mengakibatkan hari-hari Anda menjadi benar-benar tidak terprediksi.

Setelah beberapa minggu pertama, kebanyakan bayi membentuk pola teratur untuk kegiatan tidur, bermain, dan menyusu. Tapi jadwal bayi Anda bisa bervariasi dari hari ke hari bergantung pada signal yang ia berikan pada Anda. Jadi jika bayi Anda terlihat siap untuk tidur siang pada jam 1 siang pada hari Senin, tapi pada hari Selasa ia tidak terlihat mengantuk hingga jam 3 sore, jadwal Anda juga harus ikut berubah.

Orangtua yang mengikuti pendekatan ini meyakini pengenalan keunikan kebiasaan dan kelebihsukaan bayi mereka. Menentukan jadwal rutin tidak menarik bagi mereka, terutama jika satu bentuk jadwal ditujukan untuk semua bayi pada usia tertentu. Para ahli yang setuju dengan gaya pengasuhan ini mengatakan baby-led schedule menekankan dimana seharusnya posisi bayi Anda dan apa yang sedang ia komunikasikan pada Anda, bukan bersandar pada  konsistensi yang Anda inginkan.

Tugas kita sebagai orangtua adalah untuk memenuhi kebutuhan bayi, bukan memaksa mereka untuk memenuhi kebutuhan kita. Tidak apa membimbing bayi Anda secara perlahan, misalnya untuk tidur di pagi atau siang hari. Tapi kita akan mengalami kesulitan ketika menuntut bayi untuk tidur siang harus pada waktu yang spesifik.

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk menerapkan baby-led schedule adalah memastikan kebutuhan dasar bayi Anda berupa makanan, tidur, dan bermain terpenuhi. Hari-hari Anda bisa terlihat berbeda, tapi akan tercipta konsistensi pada 3 elemen ini. Habiskan banyak waktu menggendong dan mengamati bayi untuk mempelajari petunjuk yang ia berikan.

Apakah ia memasukkan tangan ke mulut atau menjulurkan lidah saat ia lapar? Apakah ia menggosok mata dan menjadi rewel ketika ia siap untuk tidur? Orangtua yang perhatian biasanya mempelajari signal ini dengan semakin mengenal bayi. Tapi jika Anda mengikuti baby-led schedule, Anda perlu menjadi siswa yang giat mempelajari perilaku bayi Anda.

Orangtua yang memilih pendekatan baby-led schedule sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh pendekatan attachment parenting bahwa menciptakan ikatan erat dengan bayi Anda bisa dilakukan dengan mendekapnya dekat di tubuh Anda, menyusui sesering mungkin untuk memberi nutrisi dan kenyamanan, serta berbagi tempat tidur bersama bayi. Tidak ada salah atau benar tentang kapan atau seberapa banyak memberi susu atau ASI pada bayi.

Di beberapa minggu pertama, disarankan Anda menyusui bayi sesering yang ia inginkan. Saat ASI Anda sudah mencukupi dan Anda bersama bayi secara alami sudah menjalaninya secara rutin, menyusui dalam waktu yang sering dan tanpa batas tetap lebih baik, tapi bentuk lain yang nyaman bagi Anda berdua juga bisa diterapkan.

Di 4 hingga 6 minggu pertama, Anda bisa memperkirakan bayi menyusu setiap 2 jam. Tapi bayi dan ibu yang berbeda akan menyusui dengan pola berbeda bergantung pada kapasitas ASI serta faktor lainnya. Pemberian ASI yang sering lebih baik bagi bayi dan ibu, karena bisa membantu ibu memenuhi persediaan ASI yang baik dan membuat bayi menerima lebih banyak lemak tinggi dari ASI, yang mengandung banyak kalori untuk pertumbuhan.

Begitu juga halnya dengan tidur, orangtua diminta mengikuti petunjuk bayi. Tidur bukanlah hal yang bisa dipaksakan pada bayi. Ada pendekatan bernama nighttime parenting yang berarti mengambil peran aktif untuk menenangkan bayi agar tidur dengan menyusui, menggendong, meninabobokan, dan metode lainnya.

Sangat normal jika bayi terbangun 2 hingga 3 kali pada malam hari sejak ia lahir hingga usia 6 bulan, dan 1 hingga 2 kali saat usia 6 hingga 12 bulan. Jadi daripada menetapkan tujuan agar bayi tidur sepanjang malam, orangtua lebih baik fokus pada membantu bayi mengembangkan perilaku tidur yang sehat. Beberapa bayi mudah tertidur sementara bayi lain mudah terbangun di malam hari dan sulit untuk kembali tidur. Tiap bayi berbeda dalam perilaku tidurnya.

Seorang ibu dari bayi berusia 2 bulan menerapkan baby-led schedule, ia membiarkan bayinya menentukan dan mengikuti jadwal yang ia inginkan tanpa memaksakan apa yang diinginkan sang ibu. Tapi ketika sang ibu mencoba melakukan kebalikannya, misalnya dengan melihat jam dan menyusui si kecil ketika ibu mengira ia lapar, ternyata tidak berhasil. Si bayi hanya minum sedikit dan lalu kembali lapar.

Jadi yang ibu lakukan kemudian adalah melihat signal dari bayinya, meski ia tidak memiliki rencana mental tentang keseharian menyusui dengan cara ini. Ia tetap tidak membiarkan lebih dari 4 jam bayinya tanpa menyusu. Ia mencoba lebih banyak menyusui agar si bayi kurang merasa lapar di malam hari.

Seorang ibu lain mengatakan jadwal aktifitas bayinya ibarat aliran air. Jarang ada panduan urutan untuk kapan dan bagaimana menjalani aktifitasnya, tapi cara ini cukup berhasil untuk si bayi dan juga keluarganya. Bayinya biasanya siap untuk tidur di pagi hari setelah sang kakak di jemput untuk berangkat sekolah. Tapi bila sang ibu perlu melakukan sesuatu, ia membawa serta bayi dan ia akan tertidur di kereta bayinya. Sang ibu merasa anaknya adalah bayi yang easy going dan selalu gembira.

Pendukung pendekatan ini berpendapat dengan memberi perhatian seksama pada petunjuk dari bayi, orangtua mengembangkan intuisi tentang apa yang dibutuhkan bayi mereka. Ketika Anda berada di harmoni yang sama dengan si bayi, seolah ada yang bergetar dalam diri Anda sebagai respon terhadap apa yang dibutuhkan bayi. Banyak yang mengira pendekatan ini memaksa hubungan yang lebih dekat antara orangtua dan anak dan menciptakan bayi yang lebih bahagia.

Baby-led schedule berarti Anda tidak memerlukan daftar panjang tentang aturan kapan dan bagaimana bayi Anda makan, bermain, atau tidur siang. Ada kebebasan bagi bayi Anda untuk memutuskan. Dibanding aktifitas yang dijadwalkan oleh orangtua, pendekatan ini memberi lebih banyak variasi berdasarkan kebutuhan bayi dan juga diri Anda sendiri. Beberapa orangtua yang menerapkan pendekatan ini merasa bayi mereka lebih mudah beradaptasi,  misalnya bayi lebih mudah tertidur di perjalanan, karena mereka tidak dilatih untuk mengikuti rutinitas yang statis.

Di sisi lain, ketika Anda tidak memiliki jadwal untuk aktifitas bayi, akan sulit pada bulan-bulan pertama untuk menentukan sebenarnya arti dari tangisan dan teriakan bayi. Apakah ia lapar, letih, atau merasa bosan? Kritik untuk pendekatan ini menyatakan, karena Anda sangat fokus pada penyesuaian dengan bayi dan merespon setiap petunjuk yang ia berikan, Anda tidak lagi punya waktu dan energi untuk diri sendiri.

Pendekatan Baby-led schedule cocok bagi para orangtua yang lebih suka mengikuti alur ketimbang memprediksikan semua hal, dan mereka yang bisa dan mampu merubah rutinitas untuk menyesuaikan dengan bayi. Penerapannya bisa dilakukan pada bayi manapun, tapi paling cocok pada bayi yang tidak konsisten mengikuti pola kegiatan kesehariannya.


(Ismawati)