Kelahiran

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Botol Susu dan Dot Bayi

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Botol Susu dan Dot Bayi

Jika berencana untuk memberi anak ASI atau susu formula melalui botol, yang Anda butuhkan adalah botol susu beserta dotnya. Sederhana kan? Tapi bagian yang sulit adalah memilih yang sesuai untuk bayi Anda.

Beberapa bayi lebih menyukai jenis botol atau dot tertentu dan menolak menggunakan brand lain. Ada bayi yang kolik, kembung, dan gumohnya berkurang dengan menggunakan botol susu tertentu. Banyak juga botol yang dirancang untuk mencegah masalah ini agar udara bisa terlepas dari botol dengan lebih efektif. Atau bisa jadi bayi Anda tidak pilih-pilih botol susu, tapi Anda yang demikian, misalnya Anda tidak terlalu suka jika brand botol susu tertentu mudah bocor atau memiliki terlalu banyak bagian kecil yang harus dibersihkan.

Sebagai permulaan, belilah beberapa set botol susu dan dotnya. Anda bisa bertanya ke teman merek yang mereka rekomendasikan lalu cek review onlinenya. Setelah mengetahui botol susu dan dot yang Anda dan bayi sukai, mulailah membeli lagi sebagai persediaan.

Memperkenalkan botol susu pada bayi yang terbiasa minum ASI langsung dari payudara bisa menyulitkan. Bayi yang sudah terbiasa menyusu pada payudara yang lembut dan hangat bisa menolak botol yang dingin dan keras. Produsen botol susu menyadari masalah ini dan telah memperkenalkan banyak jenis botol susu dan dot yang dirancang mirip dengan sensasi menyusu langsung pada payudara. Tapi ingat, Anda tidak akan tahu mana yang cocok untuk bayi hingga mencobanya sendiri.

Nah, saat hendak memili botol susu dan dot, hal-hal berikut ini harus Anda perhatikan:

  1. Material Botol Susu

    Anda akan memerlukan botol susu jika Bunda tidak selalu menyusui anak langsung dari payudara. Dulu mungkin hanya tersedia satu jenis botol susu, yakni yang terbuat dari kaca. Kini pilihan botol susu sudah sangat beragam, ada botol susu dengan leher bengkok, botol susu dengan lapisan sekali pakai, botol susu lebar, botol susu dengan aliran alami, dan generasi berikutnya dari botol susu kaca.

    Botol susu yang bisa dipakai ulang memiliki dua jenis leher, leher lurus atau bengkok. Ada orang tua yang merasa botol susu berleher lurus lebih mudah digunakan bayi di masa peralihan dari payudara ke botol, ada juga yang merasa botol berleher bengkok meminimalisir masuknya udara selama menyusu. Untuk pilihan yang tepat, konsultasikan dengan dokter anak dan dengarkan bayi Anda.

    Munculnya kekhawatiran tentang bahan kimia pada botol susu plastik bayi, khususnya bahan kimia bisphenol-A (BPA) menciptakan peningkatan minat para orang tua pada botol susu kaca. Botol jenis ini harganya bisa lebih mahal, tapi tidak perlu diganti kecuali jika botol pecah atau retak. Anda bisa membeli pelindung silikon yang dipasang pada botol kaca yang mencegah pecah atau hancur jika terjatuh. Botol susu plastik tidak mudah pecah, tapi bisa rusak, jadi Anda perlu menggantinya secara teratur. Jika khawatir dengan BPA, selalu gunakan botol baru dengan label bebas BPA.

    Jumlah botol susu yang Anda butuhkan bisa bervariasi mulai dari 4 hingga 12, bergantung apakah Anda lebih sering menyusui atau menggunakan botol susu. Mulailah dari botol susu dengan kapasitas 4 ounce. Ukuran kecil cocok untuk jumlah ASI atau susu formula yang sedikit untuk bayi baru lahir. Ganti ke botol berkapasitas 8 atau 9 ounce pada usia 4 bulan atau ketika selera makan bayi meningkat.

  2. Dot

    Dot ditandai dengan ukuran dan rentang usia yang disarankan. Jangan khawatir jika bayi Anda tidak mengikuti panduan ini. Anda bisa mencoba beberapa ukuran dot berbeda untuk mengetahui mana yang paling sesuai untuk bayi.

    Saat memilih dot untuk botol susu, pastikan kalau dot tidak akan menyulitkan bayi menerima aliran susu atau malah punya aliran yang sangat deras sehingga membuatnya tersedak atau gumoh. ASI atau susu formula harus menetes teratur dari dot bukan tertuang mengalir. Ini bisa terjadi jika aliran terlalu cepat ke bayi, atau Anda telah menggunakan dot cukup lama dan lubangnya sudah pecah atau semakin lebar.

  3. Bentuk Dot

    Bentuk dot tradisional seperti bel atau kubah. Dot orthodontic, dirancang untuk mengakomodir langit-langit mulut dan gusi bayi, memiliki bagian seperti bohlam yang datar yang ditempatkan pada lidah bayi. Dot datar pada bagian atas dan dot lebar dikatakan lebih mirip dengan payudara ibu dan menjadi pilihan yang baik bila Anda berencana beralih dari menyusui ke botol susu.

  4. Bahan Pembuat Dot

    Anda bisa memilih dot lateks atau dot silikon. Dot lateks lebih lembut dan fleksibel, tapi tidak bertahan lama dan ada bayi yang alergi pada bahan ini. Dot silikon lebih keras tapi lebih awet.

  5. Dot Sekali Pakai

    Dot sekali pakai mudah dibawa saat bepergian. Biasanya produk ini dijual dalam kemasan dan sudah steril, jadi nyaman dipasangkan ke botol. Tapi kelemahannya hanya bisa digunakan untuk satu kali pakai, setelah itu harus dibuang.

  6. Ukuran Dan Aliran

    Dot memiliki ukuran dan aliran kecepatan mulai dari lambat hingga cepat. Bayi prematur dan baru lahir biasanya membutuhkan dot ukuran paling kecil dengan aliran paling lambat. Bayi akan berpindah ke ukuran yang lebih besar dan aliran lebih cepat ketika ia bertambah besar, bisa menghisap lebih efektif, dan minum lebih banyak ASI atau susu formula.

Beberapa tips lain yang perlu Bunda perhatikan:

  • Bayi baru lahir botol susunya perlu disterilkan, tapi Anda bisa hanya dengan mencuci botol susu di mesin pencuci piring. Beberapa orang tua hanya mensterilkan dot selama satu bulan pertama, tapi ada juga yang rajin mensterilkan dot sampai anaknya usia dua tahun. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mengetahui pendapat dari ahlinya.

  • ASI atau susu formula harus menetes, bukan mengalir. Jika cairan keluar mengalir deras, berarti itu waktunya untuk mengganti dot.

  • Jangan pernah menggunakan microwave untuk menghangatkan ASI atau susu formula. Setelah memanaskan ASI atau susu formula, periksa suhunya dengan meneteskannya di pergelangan tangan untuk memastikan suhunya sudah tepat. Suhu yang cocok untuk bayi biasanya suhu ruangan, bukan panas.

(Ismawati)