Balita

Bayi Selalu Muntah Setelah Menyusu? Hati-hati Stenosis Pilorus!

Bayi Selalu Muntah Setelah Menyusu? Hati-hati Stenosis Pilorus!

Mengapa bayi terpaksa muntah sehabis mengonsumsi ASI/susu formula?

Semua bayi yang baru lahir pastilah pernah mengalami muntah atau bersendawa hingga keluar cairan. Namun, muntah yang keluar karena paksaan merupakan gejala dari stenosis pilorus. Stenosis pilorus adalah suatu kondisi dimana terjadi penyempitan di bagian ujung lambung yang merupakan tempat makanan keluar menuju usus halus. Akibat dari penyempitan ini, hanya sedikit saja isi lambung yg bisa masuk ke usus si kecil. Alhasil, kelebihan isi lambung akan dimuntahkan sehingga sang buah hati akan mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

Stenosis pilorus cukup jarang ditemui dan gejalanya sendiri biasanya muncul pada saat si kecil berusia 2-6 minggu. Tentu muntah disini berbeda dari sekedar menyemburkan makanan yang memang umum dilakukan oleh bayi ya, Bun. Sebab, selain muntah hebat, bayi Bunda juga akan terus-menerus terlihat gelisah, sering lapar, namun buang air besarnya tidak teratur.

Jika Bunda mendapati si kecil muntah terus menerus, maka segeralah mencari pertolongan medis. Biasanya dokter akan melakukan berbagai tahap pemeriksaan sebelum akhirnya diputuskan apakah anak mengalami stenosis pilorus. Kalau sudah ditentukan, maka dokter akan melakukan operasi  untuk melebarkan daerah yg menyempit tersebut.

Seberapa umum stenosis pilorus terjadi pada bayi?

Sekitar 1 dari 500 bayi pernah mengalami stenosis pirolis, namun penyakit ini jarang ditemukan pada bayi berusia lebih dari 6 bulan. Kondisi ini juga lebih sering terjadi pada anak berjenis kelamin laki-laki (terutama anak sulung lelaki) dan berasal dari ras kulit putih. Bayi perempuan dan berasal dari ras Asia, Hispanik, maupun kulit hitam lebih jarang terkena stenosis pilorus. Bayi juga lebih rentan terkena penyakit ini apabila memiliki orang tua dengan riwayat penyakit yang sama.

Apakah ada gejala lain dari stenosis pilorus?

Berikut adalah gejala yang mungkin muncul apabila si kecil mengalami stenosis pilorus:

  • Turunnya berat badan secara signifikan.
  • Rasa lapar yang terus menerus.
  • Bayi menunjukkan gejala dehidrasi seperti mulut yang kering, lethargy, serta memakai popok selama 6 jam tanpa basah sekalipun.
  • Perut yang membengkak.
  • Jarang buang air.
  • Terjadinya kontraksi perut. Sesaat setelah bayi makan atau sebelum ia muntah, Bunda mungkin mendapati terjadinya kontraksi di bagian atas perut sang buah hati. Hal ini disebabkan oleh otot perut yang berusaha menekan makanan melalui pilorus.
  • Si kecil juga mungkin akan menunjukkan keengganan untuk menyusu atau tiba-tiba terlihat gelisah sesaat sebelum muntah.

Penanganan apa yang akan diberikan dokter pada si kecil?

Setelah memeriksa gejala serta kesehatan anak Bunda secara keseluruhan, maka dokter akan melakukan pengecekan dengan ultrasound di area perut si kecil. Prosedur tersebut berlangsung cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit, jadi Bunda tidak perlu khawatir sang buah hati akan menolak penanganan tersebut.

Dokter juga mungkin akan melakukan tes darah untuk mengecek apakah buah hati Anda memiliki level elektrolit yang normal. Selain itu, pengecekan menggunakan barium x-ray juga mungkin dilakukan. Bayi Anda akan diberikan cairan berisi barium untuk diminum kemudian difoto untuk mengetahui pergerakan pilorus di dalam tubuhnya.

Apabila setelah melalui berbagai tes si kecil didiagnosa memiliki stenosis pilorus, maka ia perlu menjalani operasi. Operasi tersebut disebut dengan pyloromyotomy dan prosedurnya melibatkan sedikit sayatan di bagian otot pilorus anak. Operasi tersebut cukup untuk membuka katup sehingga fungsi tubuhnya dapat berjalan normal kembali. Sebelum dioperasi, sang buah hati akan menghabiskan 24 jam di dalam intravenuos tube (IV) serta makan dan minum dalam bentuk cairan. Hal tersebut dilakukan untuk membersihkan perut anak sebelum operasi.

Seberapa tinggi resiko operasi stenosis pilorus?

Pyloromyotomy merupakan operasi yang terbilang umum dilakukan pada bayi, jadi para dokter sudah banyak berlatih menangani pasien. Itu berarti, operasi ini terbilang aman dan memiliki tingkat resiko kecil.

Berapa lama waktu yang diperlukan sebelum anak diperbolehkan pulang?

Setelah operasi, biasanya si kecil hanya membutuhkan sehari atau dua hari sebelum akhirnya diperbolehkan pulang. Umumnya IV boleh dicopot sehari setelah operasi dan anak mulai mengonsumsi elektrolit oral seperti Pedialyte, Infalyte, atau ReVital. Si kecil juga akan mengalami nyeri di bagian perut pasca operasi.

Bayi Anda boleh menyusu secara normal kembali setelah lewat beberapa hari pasca operasi. Jangan kaget saat mendapati si kecil sesekali bersendawa. Sehabis menjalani operasi, umumnya bayi akan sesekali hilang kesadaran. Kejadian tersebut memang nampak menakutkan, namun Bunda tidak perlu khawatir.

Apabila bayi Anda masih saja muntah lebih dari seminggu pasca operasi, maka segeralah membawa si kecil ke dokter. Meskipun kemungkinan terjadinya hanya 1 sampai 2 persen saja, namun bisa jadi anak Anda memerlukan prosedur operasi untuk kali kedua.

Apakah stenosis pilorus memiliki efek jangka panjang?

Tenang saja Bun, setelah operasi dilakukan, stenosis pilorus nyaris tidak memiliki efek samping apapun. Seharusnya setelah melalui penanganan yang tepat, maka pilorus anak sudah dapat berfungsi normal kemali.

(Yusrina)