Balita

Berikut Karakter Generasi Alpha, Agar Resilient Siap Hadapi Masa Depan

Berikut Karakter Generasi Alpha, Agar Resilient Siap Hadapi Masa Depan

Dengan kemajuan teknologi dan informasi saat ini, kita tidak dapat memastikan seperti apa masa depan nantinya. Ini karena kita sekarang tinggal dalam VUCA world. VUCA yang merupakan singkatan dari Volatility (bergerak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambiguous (ambigu) sangat menggambarkan dunia masa depan di mana teknologi semakin maju, informasi sangat banyak dan tidak terbatas, persaingan semakin kompetitif, serta perubahan yang terjadi sangat cepat dan sulit terprediksi. Terbayang dong betapa sulitnya tantangan yang harus dihadapi si kecil untuk bertahan hidup dalam VUCA world?

Itulah kenapa kita harus membekali si kecil dengan karakter resilient. Kata resilient mungkin masih terdengar asing di telinga kita. Padahal karakter ini wajib dimiliki oleh setiap anak lho. Resilient merupakan kemampuan untuk menghadapi tantangan, serta memiliki mental untuk bangkit jika menemui kegagalan. Sifat anak ini bukan bawaan lahir lho, tetapi perlu diasah. Dan itu merupakan tugas kita para orang tua.

Menurut Psikolog Keluarga dari Rumah Dandelion Agstried Elisabeth dalam sesi talk show di Nutriclub Royal Lounge tanggal 12 Desember 2019 lalu di Pakuwon Mall Surabaya, ada 5 sifat yang dimiliki anak resilient, yaitu:

  1. Adaptif

    Pernah nggak terpikir untuk mengajak anak camping di tempat yang belum pernah ia datangi? Atau mungkin pernahkah Ibu terpikir untuk mengajak si kecil road trip selama belasan jam? Mungkin dalam hati, kita sebagai orang tua langsung membayangkan keribetan yang akan kita hadapi nanti, lalu urung merealisasikan keinginan tersebut.

    Kalau Ibu pernah mengalaminya, sayang sekali, karena hal ini dapat menghambat kemampuan si kecil menjadi adaptif. Sifat anak yang seperti ini tentu sangat dibutuhkan si kecil untuk mampu menghadapi dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat.

    Saat si kecil keluar dari zona nyamannya, ia akan belajar banyak hal, mulai dari bersosialisasi dan pastinya lebih berani. Jadi, jangan batasi si kecil lagi ya Bu untuk mencoba hal baru.

  2. Berani

    Siapa yang anaknya berani ambil risiko dan tak kenal takut? Sifat anak yang satu ini dapat terlihat dari kegiatannya sehari-hari lho. Misalnya si kecil berani main di monkey bars, padahal dia belum pernah mencoba sebelumnya. Saat melakukan ini mungkin kitalah yang merasa takut dan khawatir anak kenapa-kenapa. Daripada menyuruhnya berhenti, lebih baik kita menyemangatinya dengan mengatakan “Pegangan yang kuat ya, Nak.”

    Jangan sampai kekhawatiran kita menghambat perkembangan karakter berani dari si kecil ya Bu. Sifat anak ini sangat baik karena itu membuktikan kalau ia punya kepercayaan diri yang tinggi dalam menghadapi kesulitan.

  3. Mandiri

    Anak dengan sifat mandiri dapat mengandalkan diri sendiri dalam mengambil keputusan dan tidak bergantung pada orang lain. Tentu saja si kecil butuh kita untuk mendukungnya hingga bisa tumbuh mandiri.

    Salah satu caranya adalah dengan tidak buru-buru membantu si kecil melakukan sesuatu yang sudah bisa ia lakukan. Kita juga bisa melibatkan si kecil dalam kegiatan kita sehari-hari, misalnya meminta si kecil membereskan mainan, menyiram tanaman, dan sebagainya. Dengan begitu, karakter mandiri akan bertumbuh dan si kecil pun merasa bangga dan dihargai karena dapat melakukan semua dengan kemampuannya sendiri.

  4. Gigih

    Ibu mungkin sadar kalau anak jaman sekarang sulit sekali untuk bisa gigih dan fokus menyelesaikan sesuatu karena semuanya serba instan. Saat menemui tantangan, tak jarang si kecil melakukannya dengan buru-buru, tanpa konsentrasi, bahkan berusaha untuk mencari jalan pintas. Sifat anak seperti ini tentu bukanlah sesuatu yang kita harapkan melekat pada diri si kecil.

    Tidak mudah menyerah menghadapi tantangan merupakan sifat anak yang perlu kita bangun. Kita dapat menumbuhkannya lewat berbagai cara lho, salah satunya adalah dengan mengikutsertakan si kecil dalam aktivitas yang ia suka, misalnya berenang. Dukung si kecil untuk semangat belajar berenang, latihan terus menerus, dan melakukannya berulang-ulang sampai ia menguasai aktivitas tersebut.

  5. Banyak Akal

    Kalau si kecil sedang mengerjakan sesuatu, misalnya memakai sepatu, mencoba pakai baju sendiri, dan sebagainya, kita sebagai orang tua pasti ‘gatal’ ingin ikut membantu agar cepat selesai. Tindakan yang menurut kita baik ini ternyata tidak mendorong si kecil untuk punya banyak akal lho.

    Jadi coba deh tahan diri untuk tidak langsung membantu si kecil saat ia menghadapi tantangan. Dengan begitu, si kecil terdorong untuk mencari solusi dalam setiap tantangan yang dihadapi.

Ternyata penting sekali bukan karakter resilient untuk si kecil? Nutrilon Royal melalui kegiatan Royal Lounge yang diadakan tanggal 12 sampai 15 Desember 2019 lalu mengajak para orang tua mengenal lebih dalam lagi tentang karakter resilient.

Kegiatannya mencakup konsultasi private dengan para Psikolog Keluarga dari Rumah Dandelion dan Tiga Generasi, sharing session dengan Celebrity Mama Nadia Mulya serta Mom Influencer Cinfung, si kecil pun bisa mempraktekkan aktivitas yang dapat membentuk karakter resilient melalui permainan edukatif, dan para Ibu yang hadir juga dapat mengambil tes resiliensi selama acara berlangsung lho.

Semua kegiatan yang berlangsung sangat membantu orang tua untuk menjadikan si kecil resilient secara fisik dan mental, agar si kecil tangguh hadapi masa depan. Tak hanya itu, karakter resilient ini tidak hanya untuk si kecil. Kita sebagai orang tua juga harus resilient terlebih dahulu untuk jadikan si kecil resilient.

Simak yuk cara mengasah resiliensi pada anak lebih dalam lagi.

(Atalya / Dok. Nutriclub)