Balita

Bisa Mengancam Nyawa, Ini Bahaya Pelampung Leher Bayi Menurut FDA

Bisa Mengancam Nyawa, Ini Bahaya Pelampung Leher Bayi Menurut FDA

Baru-baru ini The U.S. Food and Drug Administration (FDA) memberikan pernyataan soal larangan keras penggunaan pelampung leher bayi saat hendak berenang. Hal ini karena adanya kasus seorang bayi meninggal dan seorang lainnya mengalami cedera leher akibat pelampung bayi tersebut.

Sebenarnya penggunaan pelampung leher bayi sudah lama menjadi perdebatan para dokter. Sebab pelampung leher bayi dapat meningkatkan risiko bayi mengalami cedera, terutama pada bayi dengan keterlambatan perkembangan atau kebutuhan khusus, seperti spina bifida, atrofi otot tulang belakang (SMA) tipe 1, down syndrome atau cerebral palsy.

Bahkan para dokter juga mengatakan pelampung leher bayi dapat meningkatkan risiko bayi mengalami kematian dan cedera serius lainnya. Terbukti dengan adanya kasus yang dirilis oleh FDA tersebut.

Lalu mengapa pelampung leher bayi berbahaya? Adakah solusi yang tepat agar bayi dapat berenang dengan aman, meskipun tanpa bantuan pelampung leher bayi? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ya Bu!

Mengapa pelampung leher bayi berbahaya? 

Menurut FDA pelampung leher bayi merupakan pelampung plastik yang dapat dikenakan pada leher bayi ketika hendak berenang. Tujuannya agar bayi bisa mengapung bebas, menggerakkan tubuhnya tanpa arahan dari orang tuanya.

Pelampung leher bayi dirancang untuk menopang kepala bayi sementara tubuh mereka bergerak bebas di dalam air. Pelampung leher bayi biasa digunakan untuk bayi dengan keterlambatan perkembangan secara fisik.

FDA menyadari bahwa beberapa produsen mengklaim produk ini mungkin dapat mendukung hal tersebut. Sayangnya, keamanan dan efektivitas pelampung leher bayi untuk terapi fisik sendiri masih belum ditetapkan.

Namun, bukan berarti penggunaan pelampung leher bayi tidak bebas risiko. Sebab, menurut FDA pelampung leher bayi bisa meningkatkan risiko seperti:

  • Kematian mendadak karena tenggelam dan mati lemas
  • Leher bayi tegang dan memengaruhi pertumbuhan tulang belakang bayi
  • Berisiko tinggi mengakibatkan cedera pada leher bayi
  • Mempersempit ruang gerak bayi, seperti kesulitan menoleh, berekspresi, atau menyentuh bagian kepala dengan tangannya
  • Penggunaan pelampung leher bayi terlalu ketat bisa membuat bayi menjadi kesulitan bernapas berujung kematian mendadak
  • Bayi berisiko tenggelam ketika pelampungnya tidak sengaja mengempis
  • Bayi mungkin merasa tidak nyaman karena kesulitan melakukan sesuatu
  • Bayi dengan kebutuhan khusus seperti spina bifida atau SMA Tipe 1 mungkin berisiko lebih tinggi mengalami cedera serius.

FDA bahkan mengatakan, akibat penggunaan pelampung leher bayi baru-baru ini ada bayi yang meninggal dan satu bayi yang dirawat di rumah sakit karena cedera. Meskipun dalam kedua kasus ini, sang bayi memang tidak dipantau secara khusus oleh orang tua saat sedang berenang.

Namun, FDA percaya bahwa kematian atau cedera serius dari pelampung leher bayi memang jarang terjadi. Akan tetapi para dokter, orang tua, dan pengasuh harus menyadari bahwa peristiwa ini sangat mungkin terjadi pada si kecil. Mungkin juga terdapat beberapa kasus lain yang belum dilaporkan ke FDA.

Cara agar bayi bisa berenang dengan aman

Jika melansir WebMD menurut dokter anak, Sarah Denny, MD, yang bekerja di emergency department at Nationwide Children's Hospital, Columbus, Ohio, penggunaan pelampung leher bayi juga bisa memberikan rasa aman yang salah. Risikonya bayi bisa tenggelam.

Lagi pula, menurut Sarah pelampung leher bayi bukanlah perangkat yang disetujui oleh para penjaga pantai di Amerika Serikat. Mengenai cara agar bayi bisa berenang dengan aman dengan atau tanpa melampung, Sarah mengatakan kepekaan dan keterlibatan orang tua dalam mengawasi adalah kunci utamanya.

"Setiap kali bayi berada di dalam air, kami ingin orang tua melakukan pengawasan yang ketat,'' tegas Sarah.

Namun, melansir Parents berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan agar si kecil bisa aman berenang dengan atau tanpa pelampung leher bayi:

  • Jangan lengah dan tetap awasi si kecil. Usahakan untuk selalu menopang tubuh bayi dengan tangan kita. Bayi tetap bisa tenggelam meskipun dalam kolam cetek sekalipun
  • Waspadalah terhadap kolam tiup. Sangat mudah bagi bayi untuk membungkuk dan jatuh lebih dulu ke titik-titik air yang lembut ini. Awasi dengan hati-hati, kosongkan kolam kecil setelah digunakan, dan pagari kolam renang besar.
  • Disarankan agar tidak menggunakan pelampung leher bayi. Karena hanya akan memberikan rasa aman palsu dan dapat dengan mudah tertusuk atau mengempis sehingga berbahaya bagi bayi.
  • Pastikan kolam renang rumah dikelilingi oleh pagar empat sisi yang tingginya minimal 4 kaki dan memiliki gerbang pengaman anak.
  • Mengajari anak berenang setelah usia 12 bulan. Sementara menunggu usia yang tepat, Ibu bisa mengajak si kecil untuk berendam di bak mandi bayi atau kolam karet kecil di rumah
  • Pastikan suhu kolam renang cukup hangat, yaitu sekitar 32 derajat Celsius.
  • Jangan ragu berikan anak pujian dan tunjukan ekspresi senang kepadanya. Hal ini bertujuan agar ia bisa ikut merasa senang dan merasa aman saat bermain di dalam air.
  • Durasi berenang usahakan tidak lebih dari 30 menit saat pertama kali berenang. Ibu bisa tingkatkan durasinya sesuai dengan kemampuan anak.

Setelah mengetahui risiko dan pelampung leher bayi berbahaya bagi anak, ada baiknya pikir ulang untuk mengenakan pelampung tersebut pada si kecil ya Bu. Pastikan anak sudah cukup umur untuk diajak berenang, jangan lupa tetap awasi si kecil dengan ketat selama bermain di dalam air untuk menghindari risiko bayi tenggelam ya Bu!


Editor: Atalya