Balita

Cara Tepat Mengenali dan Mengatasi Alergi Susu Sapi Pada Si Kecil

Cara Tepat Mengenali dan Mengatasi Alergi Susu Sapi Pada Si Kecil

Alergi susu sapi sering dialami oleh bayi dan balita. Tapi masih banyak orang tua yang belum mengerti cara tepat mengenali gejala alergi susu sapi pada anak sehingga sering kali gejala alergi susu sapi ditangani dengan cara yang tidak tepat. Padahal hal itu dapat membuat perkembangan si kecil terganggu lho, Bu. Nah, beberapa waktu yang lalu, Ibupedia dan Nutriclub Indonesia berkesempatan membahas tuntas seputar alergi susu sapi bersama Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K), Fifi Alvianto sebagai influencer Mom dan Jean Girsang sebagai host dalam Instagram Live. Tapi, sebelum kita membahas lebih jauh tentang gejala dan cara menangani alergi susu sapi pada si kecil, ada baiknApakah Ibu yang memiliki alergi susu akan menurunkan riwayat alergi ke anaknya?ya kita mengenal tentang apa itu alergi susu sapi.

Apa Itu Alergi Susu Sapi?

Saat si kecil mengalami alergi susu sapi, itu artinya imunitas tubuhnya, yang biasanya secara normal mengusir kuman atau zat yang menginfeksi tubuh, justru menolak zat-zat penting untuk tubuh, termasuk susu sapi. Ini merupakan alergi yang paling sering terjadi pada anak usia dini, sekitar 2-7% bayi mengalami ini.

Gejala Alergi Susu Sapi

Saat alergi susu sapi menimpa si kecil, biasanya gejalanya akan langsung muncul saat anak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung susu sapi. Menurut Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K), gejala alergi susu sapi dapat terlihat dari hal-hal berikut ini:

  1. Gejala pada Pencernaan

    Si kecil biasanya akan mengalami diare. Namun, penyebab diare sehabis minum susu sapi ini tidak hanya disebabkan oleh alergi susu sapi, tapi juga karena intoleransi laktosa. Diare bisa dianggap sebagai salah satu gejala alergi susu sapi saat terdapat riwayat alergi dalam keluarga. Jadi, kalau Ayah, Ibu, atau saudara kandung memang memiliki riwayat alergi, kemungkinan besar si kecil juga akan mengalaminya. Diare yang berdarah juga sering menjadi gejala khas pada anak dengan alergi susu sapi. Pendarahan ini terjadi akibat peradangan pada usus yang menolak atau melawan zat pada susu sapi.

  2. Gejala pada Kulit

    Gejala alergi susu sapi yang di kulit bisa berupa dermatitis atopik atau ruam kemerahan yang biasanya muncul di pipi, bagian lipatan lengan atau lutut.

  3. Gejala pada Pernapasan

    Si kecil mengalami rinitis alergik atau pilek alergi yang disertai gatal pada hidung dan mata, bersin, keluar cairan dari hidung, hidung tersumbat sehingga harus bernapas melalui mulut, dan itu semua tidak disertai demam.

Nah, itu semua adalah gejala alergi susu sapi yang tampak pada anak. Gejala pada alergi ini biasanya akan berlanjut dan berulang, tidak hanya terjadi di periode waktu yang sebentar saja.

Tes untuk Mendeteksi Alergi

Selain mengamati gejala alergi susu sapi yang nampak pada si kecil, Ibu juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan tes untuk mendeteksi alergi, yaitu:

  1. Tes tusuk kulit (skin prick test)

    Pada tes ini, kulit si kecil akan ditetesi larutan yang berupa campuran antara cairan dan alergen, lalu ditusuk dengan jarum tipis, sehingga alergen tadi bisa terserap ke bawah kulit, dan dokter nantinya mengobservasi tanda alergi yang terlihat di kulit.

  2. Pemeriksaan kadar Imunoglobulin-E Spesifik

    Ini merupakan pemeriksaan darah di mana sampel darah anak akan diambil, lalu dianalisis di laboratorium untuk mengetahui respon Imunoglobulin-E dalam darah terhadap suatu alergen.

Baik itu tes tusuk kulit atau pemeriksaan kadar Imunoglobulin-E Spesifik, keduanya memiliki keakuratan yang sama.

Dampak Alergi Susu Sapi pada Si Kecil

Saat Ibu sudah mengetahui kalau si kecil positif alergi susu sapi, sebaiknya si kecil harus segera ditangani. Tapi tidak sedikit lho, Ibu yang tidak melakukan apa-apa pada gejala alergi yang muncul dan berharap kalau gejalanya akan sembuh sendiri. Padahal, Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K) mengatakan gejala alergi yang tidak segera ditangani bisa berdampak negatif pada si kecil.

“Coba bayangkan saja kalau anak alergi, tiap hari garuk-garuk tidak bisa tidur, lalu paginya ngantuk di sekolah dan dimarahin guru karena begadang. Padahal begadangnya karena sakit, hidung mampet, dan gatal. Orang tua juga pasti ikut nggak bisa tidur dan bekerja dengan fokus juga karena menemani anaknya. Itu adalah dampak alergi di jangka pendek”, ujar Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K).

Sedangkan untuk dampak alergi dalam jangka panjang adalah gejala yang makin parah.  Jadi, gejala pilek alergi atau dermatitis atopik yang tidak segera ditangani bisa berubah bentuk. Misalnya, pada sebagian besar anak yang alergi susu sapi akan menderita asma atau alergi di saluran napas di kemudian hari jika gejala awal alergi tidak segera ditangani.

Cara Mengatasi Alergi Susu Sapi

Lalu apa ya yang harus Ibu lakukan saat tahu si kecil menderita alergi susu sapi? Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K) meminta agar ibu berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu karena si kecil butuh waktu dan butuh obat untuk meredakan gejala yang sudah terlanjur muncul.

Selanjutnya, Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K) juga menyarankan agar pemberian susu sapi segera dihentikan dan menggantinya dengan alternatif susu lain, seperti Nutrilon Royal Soya. Banyak keunggulan yang dimiliki susu soya untuk menggantikan susu sapi buat si kecil. Selain harganya yang tidak terlalu mahal, rasanya juga lebih enak, dan juga mengandung prebiotik yang bagus untuk pencernaan.



Pertanyaan Terkait Alergi Susu Sapi yang Paling Sering Ditanyakan

Banyak pertanyaan seputar alergi susu sapi yang membuat khawatir orang tua. Agar Ibu bisa lebih jelas mengenal alergi susu sapi pada si kecil, simak yuk beberapa pertanyaan yang dijawab langsung oleh Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K) dalam sesi tanya jawab di Instagram Live beberapa waktu yang lalu.

  1. Apakah Ibu yang memiliki alergi susu akan menurunkan riwayat alergi ke anaknya?

    Salah satu faktor yang memicu alergi memang adalah faktor genetik atau keturunan. Biasanya kalau Ibunya alergi, seorang anak akan makin besar berisiko mengalami alergi (persentasenya sekitar 40-60%) dibanding jika Ayah atau saudara kandungnya mengalami alergi. Dan perlu diingat, pencetus alergi dan gejala alergi yang timbul antara Ibu dan si kecil tidak harus sama karena bisa saja berbeda. 10-15% anak juga tetap berisiko mengalami alergi meski Ayah dan Ibunya tidak menderita alergi. Ini bisa terjadi karena mungkin Ibu dan Ayah membawa sifat alergi di mana Kakek atau Neneknya yang menderita alergi. Jadi kita harus tetap waspada.

  2. Bisakah alergi susu sapi ditularkan melalui ASI?

    Terkadang saat Ibu mengonsumsi makanan dan minuman tertentu yang mengandung susu sapi, kandungan di dalam susu sapi bisa ditransfer melalui ASI dan ini membuat gejala alergi bisa muncul pada si kecil. Namun, kemungkinan terjadinya hal ini sangat kecil sekali. Saat anak menunjukkan gejala alergi, Ibu tidak perlu langsung pantang memakan apapun. Sebaiknya pastikan dulu pencetus alergi dan hindari pencetusnya saja.

  3. Saat si kecil positif mengalami alergi susu sapi, sampai umur berapa dia tidak boleh mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung susu sapi?

    Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K) mengatakan kalau Ibu bisa mencobanya saat si kecil berusia 1 tahun. Jika si kecil sudah toleran, Ibu bisa memperbolehkan si kecil makan dan minum yang mengandung susu sapi. Namun, kalau si kecil belum toleran, Ibu bisa mencoba lagi 6 bulan kemudian, dan seterusnya. Biasanya di usia 3 tahun, alergi susu sapi pada anak sudah bisa menghilang.

  4. Apakah alergi susu sapi dapat menghambat kenaikan berat badan si kecil karena ia tidak bisa mengonsumsi protein susu sapi?

    Pada anak yang memiliki alergi susu sapi biasanya mengalami peradangan pada usus. Peradangan tersebut akan mengganggu pencernaan dan penyerapan makanan, sehingga berat badan si kecil sulit sekali untuk naik apalagi jika si kecil mengalami diare.

    Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K) juga mengingatkan kalau protein tidak hanya bersumber dari susu sapi. Soya juga bisa menjadi alternatif sumber protein untuk si kecil. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang mengonsumsi soya memiliki perkembangan berat dan kemampuan kognitif yang sama seperti anak yang mengonsumsi susu sapi. Selain itu, Ibu juga bisa memberikan sumber makanan lain yang bisa menaikkan berat badan si kecil.

  5. Apakah si kecil perlu diberikan tambahan vitamin lain jika orang tua memberi susu soya?

    Prof. Dr. Zakiudin Munasir, Dr. SpA(K) menyarankan agar Ibu tidak memberikan susu soya biasa yang dibuat secara homemade. Sebaiknya pilih susu soya yang diformulasi seperti Nutrilon Royal Soya karena proses formulasi bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tidak baik untuk anak yang terkandung pada susu soya dan menambahkan bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh si kecil. Jadi si kecil tidak perlu tambahan vitamin karena nutrisinya sudah lengkap.

  6. Apakah benar konsumsi susu soya akan membuat anak menjadi lebih feminin?

    Adanya kandungan fitoestrogen dalam soya yang dianggap mirip dengan hormon estrogen sering menjadi kekhawatiran orang tua. Banyak yang bilang fitoestrogen ini membuat anak menjadi lebih feminin. Hal seperti ini tidak perlu dikhawatirkan jika Ibu memberikan si kecil Nutrilon Royal Soya karena kandungan fitoestrogen sudah di non-aktifkan.

Nah, bagaimana Bu? Sudah makin jelas kan tentang cara tepat mengenali dan mengatasi alergi susu sapi pada si kecil? Jika Ibu mau tahu info lebih lanjut tentang Nutrilon Royal Soya sebagai susu alternatif yang dapat membantu mengatasi alergi susu sapi pada si kecik, Ibu bisa langsung ke website Nutriclub atau Facebook dan Instagram Nutriclub Indonesia.

(Atalya / Dok. Freepik)