Balita

4 Ciri Anak Stunting dan Fakta di Baliknya

4 Ciri Anak Stunting dan Fakta di Baliknya

Anak yang kekurangan nutrisi seperti lemak, karbohidrat, dan protein bisa mengalami stunting. Kekurangan nutrisi sering terjadi bersamaan dengan infeksi kronis dan atau stres, yang berdampak pada tinggi badan anak. Pada kasus anak stunting, anak menjadi kecil tapi terlihat gemuk karena berat yang rendah terdistribusi pada rangka tubuh yang lebih pendek. Sering kali, orang tua menganggap anaknya sehat karena tampilan yang “chubby,” padahal tampilan anak yang “tembem” adalah gejala kurang nutrisi.

Sebanyak 50 persen anak di Asia Timur dan Asia Selatan mengalami stunting. UNICEF memperkirakan sekitar 39 persen anak di negara-negara berkembang mengalami stunting.

Selain nutrisi yang kurang, ada sejumlah penyebab lain anak stunting seperti infeksi kronis, parasit usus, berat lahir rendah, dan pada kasus yang jarang, stres yang ekstrim. Beberapa faktor ini saling mempengaruhi. Berat lahir rendah biasanya terkait dengan kekurangan nutrisi, dan nutrisi kurang terkait dengan infeksi kronis.

Satu konsekuensi serius dari anak stunting adalah masalah perkembangan kognitif. Ketika anak tidak menerima nutrisi yang dibutuhkan dari makanan, tubuh mengubah energi dengan membatasi aktivitas sosial dan perkembangan kognitif, anak stunting menjadi apatis dan tidak penasaran. Anak stunting tidak bisa mengembangkan kapasitas yang cukup untuk bermain dan belajar. Lalu tubuh anak stunting membatasi energi yang ada untuk pertumbuhan.

Untungnya, penelitian menemukan peningkatan pola makan setelah usia dua tahun bisa mengembalikan perkembangan anak stunting mendekati normal. Sebaliknya, kekurangan nutrisi setelah usia dua tahun bisa sama merusaknya seperti sebelum usia dua tahun. Tapi hal penting yang perlu diingat, setelah terjadi anak stunting, biasanya sifatnya permanen.


Penyebab anak stunting

Stunting berkembang selama periode yang panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua faktor berikut:

  • Keterbelakangan pertumbuhan intraurine

  • Tidak cukup proporsi protein untuk asupan kalori total

  • Perubahan hormon dipicu oleh hormon stres (seperti kortisol)

  • Sering mengalami infeksi di awal usia.


Gejala stunting

Berikut ciri-ciri anak stunting.

  1. Proporsi tubuh sepertinya normal tapi anak terlihat kecil untuk usianya

  2. Berat badan rendah untuk usianya

  3. Terlihat chubby (proporsi massa lemak dan tinggi badan tidak tepat)

  4. Pertumbuhan tulang tertunda.


Diagnosa anak stunting

Anak stunting diukur oleh indeks tinggi untuk usia dan dianggap terjadi stunting ketika tinggi untuk usia lebih dari dua standar di bawah standar WHO.

Anak usia lebih dari 2 tahun yang mengalami stunting mungkin tidak bisa mengejar pertumbuhan yang hilang. Anak dengan riwayat stunting berisiko penundaan kemampuan kognitif dan belajar.


Penyebab stunting pada janin

Ada sejumlah hal yang mengakibatkan stunting pada janin. Meski Anda sudah berusaha sebaik mungkin, beberapa penyebab stunting di luar kontrol kita. Sedang penyebab lainnya bisa dipengaruhi oleh kebiasaan dan pilihan personal.


  1. Anemia yang tidak terkontrol

    Stunting pada bayi yang ada di rahim juga disebut intrauterine growth restriction. Komplikasi ini bisa menimbulkan masalah pada kehamilan dan setelahnya, serta menyebabkan masalah potensial pada bayi Anda. Anemia yang tidak terkontrol jadi satu hal yang perlu diwaspadai untuk pertumbuhan dan kesehatan bayi.

    Anemia yang tidak terkontrol disebabkan oleh kurangnya zat besi. Selama hamil, tubuh sibuk memproduksi lebih banyak sel darah merah. Zat besi penting untuk menghasilkan sel darah merah, jadi bila Anda rendah zat besi, tubuh akan kesulitan memproduksi jumlah darah merah yang dibutuhkan. Kurangnya produksi bisa menyebabkan pertumbuhan lebih lambat pada janin.

    Ibu hamil minum vitamin kehamilan untuk melawan risiko kekurangan zat besi. Bila berat badan rendah sebelum kehamilan dan pola makan buruk, maka Anda sangat perlu memperhatikan asupan zat besi.

    Cara terbaik untuk memastikan Anda tidak mengalami anemia yang tidak terkontrol antara lain:

    • Beritahukan dokter bila Anda merasa sering letih berlebihan bahkan setelah banyak istirahat.

    • Makan makanan kaya zat besi dan folat seperti daging, ayam, serta sayuran hijau.

    • Bila mengalami anemia, tingkatkan asupan daging, ini cara terbaik membangun simpanan zat besi.

    • Minum vitamin kehamilan setiap hari.

    • Periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah Anda membutuhkan suplemen zat besi.

  2. Rokok dan alkohol

    Sebagai calon ibu, Anda tentu memikirkan kesehatan janin dan menjadikannya prioritas. Kebiasaan seperti merokok dan konsumsi alkohol bisa jadi hal yang tidak ingin Anda lakukan di 9 bulan ke depan.

    Merokok saat hamil dan setelah melahirkan, punya dampak besar pada pertumbuhan janin. Bila Anda merokok saat hamil, Anda membuat bayi berisiko mengalami banyak komplikasi. Jumlah oksigen untuk janin jadi terbatas ketika Anda merokok.

    Nikotin berbahaya untuk pertumbuhan janin karena memperlambat aliran darah ke plasenta. Merokok juga mengakibatkan peningkatan risiko berat lahir rendah, yang bisa menyebabkan bayi kesulitan selama proses kelahiran. Perokok pasif juga berbahaya, membuat bayi baru lahir mengalami asma dan alergi.

    Konsumsi alkohol terbukti menyebabkan stunting pada janin di dalam rahim. Tampilan wajah abnormal dan berat lahir rendah hanya beberapa risiko untuk anak yang menyerap alkohol melalui tali pusar sebelum lahir.


  3. Infeksi

    Ada banyak infeksi yang bisa menyebabkan stunting pada bayi. Satu alasan kenapa Anda menjalani tes urin selama kehamilan adalah untuk memeriksa bakteri yang bisa memicu infeksi yang menyebabkan masalah pertumbuhan pada janin.

    Infeksi saluran kemih bisa terjadi di kehamilan karena perubahan saluran urin. Pembesaran rahim bisa menyebabkan sumbatan pada urin dari kandung kemih, dan memicu infeksi. Bila Anda merasakan sakit selama buang air kecil, atau sering merasa perlu buang air kecil, mengalami demam, atau urin terlihat gelap, segera temui dokter.

    Antibiotik yang aman untuk kehamilan akan diresepkan untuk mencegah infeksi saluran kemih berkembang menjadi infeksi yang lebih berbahaya.

    Infeksi saluran kemih bisa memicu infeksi ginjal bila tidak ditangani. Gejala infeksi ginjal berupa mual, muntah, sakit ketika buang air kecil, dan darah di urin. Infeksi ginjal membutuhkan perawatan di rumah sakit karena risiko pada ibu dan kemungkinan berat lahir rendah pada bayi.


  4. Kekurangan vitamin D

    Kita semua mengira mendapat vitamin D yang cukup dari sinar matahari dan minum banyak susu. Tapi penelitian menunjukkan tiap orang perlu minum suplemen vitamin D untuk kesehatan yang baik dan menghindari banyak penyakit. Dan minum vitamin D jadi bagian penting saat hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama 9 bulan.

    Rendah asupan vitamin D bisa menyebabkan masalah serius pada bayi. Masalah pada bentuk kerangka dan stunting menjadi dua risiko pada bayi ketika di rahim. Dan bila vitamin D  rendah sat lahir, ada kemungkinan perkembangan tertunda dan perkembangan tulang yang buruk.


  5. Placenta previa

    Placenta previa tidak bisa dicegah tapi kebiasaan merokok membuat risikonya lebih tinggi. Ini jadi alasan untuk menghentikan kebiasaan merokok setelah tahu Anda hamil.

    Placenta previa bisa mempengaruhi berat janin. Karena plasenta tidak normal, bisa terjadi penurunan aliran darah dan oksigen. Anemia janin juga mungkin terjadi, yang jadi sebab kenapa Anda dan bayi perlu dimonitor sepanjang kehamilan bila kondisi ini diketahui selama USG.


  6. Pola makan buruk

    Wanita hamil dianjurkan mengonsumsi 2200 sampai 2900 kalori per hari. Bila Anda tidak mengonsumsi makanan yang cukup, pertumbuhan janin akan melambat. Berat lahir rendah, diabetes, dan masalah neurologikal nantinya bisa diakibatkan oleh pola makan ibu yang buruk.

    Kalori yang Anda konsumsi tidak hanya penting, jenis makanan yang Anda makan berperan penting dalam pertumbuhan janin juga. Pola makan seimbang saat hamil penting untuk kesehatan janin, pola makan kurang protein terbukti menyebabkan stunting pada perkembangan otak janin.


  7. Masalah genetik dan penyakit lainnya

    Ada banyak gangguan genetik yang bisa mempengaruhi pertumbuhan anak di dalam rahim dan setelahnya, seperti:

    • Noonan Syndrome, gangguan genetik yang menghalangi pertumbuhan normal, seperti karakteristik tinggi dan wajah.

    • Hypothyroidism: anak dengan kondisi ini sangat lambat pertumbuhannya karena kekurangan hormon tiroid. Proporsi tubuh biasanya normal tapi anak terlihat lebih kecil dari usia sebenarnya.

    • Turner Syndrome, terjadi hanya pada anak perempuan dan gejala sering terlihat saat lahir yakni tangan dan kaki bengkak. Hormon pertumbuhan bisa diberikan untuk membantu anak tumbuh lebih tinggi.

    • Beberapa masalah genetik terlihat saat lahir sedang lainnya mulai terlihat setelahnya. Semua bergantung pada penyebab dan faktor lingkungan, emosi, serta fisik. Dokter akan mengobservasi anak selama beberapa bulan. Ada sejumlah tes yang dilakukan seperti tes darah untuk mengetahui gangguan hormon dan kromosom untuk mengevaluasi masalah pada organ dan tulang.


Fakta penting tentang anak stunting

Satu indikator kunci dari kurang nutrisi adalah stunting, kondisi dimana anak jauh lebih pendek untuk usianya dibanding  yang seharusnya. Beirkut ini adalah fakta penting tentang stunting:


  1. Satu dari 4 anak di dunia adalah anak stunting

    Menurut PBB, di negara berkembang proporsi stunting bisa meningkat menjadi 1 dari 3 anak. WHO menyatakan stunting terjadi pada sekitar 162 juta anak di seluruh dunia.


  2. Anak stunting disebabkan oleh kesehatan dan nutrisi buruk ibu

    Selama 1000 hari pertama kehamilan ibu hingga usia anak 2 tahun sangat penting untuk perkembangan dan kesehatan keseluruhan anak. Di periode ini nutrisi yang baik membantu kesehatan hidup anak.

    Stunting pada 20 persen anak terjadi di rahim dari wanita yang kekurangan nutrisi. WHO menyatakan kontribusi ibu terhadap stunting bisa berupa jarak kelahiran pendek, komplikasi menyusui, serta penyakit infeksi yang parah.


  3. Stunting memberi dampak panjang pada anak

    Selama 1000 hari pertama jadi waktu penting untuk perkembangan anak. Efek stunting bisa berlangsung seumur hidup, beberapa berupa masalah perkembangan otak, IQ rendah, sistem kekebalan lemah, dan risiko lebih besar untuk penyakit serius seperti diabetes dan kanker nantinya. Masalah jadi semakin rumit ketika wanita yang mengalami kurang nutrisi menjadi ibu dan melahirkan anak yang kekurangan nutrisi.


  4. Pengaruh anak stunting pada pertumbuhan ekonomi

    Nutrisi yang baik penting untuk ekonomi yang baik. Bank dunia menyatakan investasi di program peningkatan nutrisi jauh lebih penting. Mengabaikan perkembangan nutrisi sebuah negara bisa memicu hilangnya produktivitas, karena status fisik dan perkembangan kognitif yang buruk.

    Penelitian menunjukkan hubungan kuat antara tinggi tenaga kerja dan produktivitas. Tulisan pada The Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition menyatakan penurunan tinggi orang dewasa karena anak stunting saat kecil terkait dengan 1,4 persen kerugian produktivitas pada tiap persen tinggi dewasa yang hilang.


  5. Stunting bisa dicegah

    Sekali stunting terjadi, tidak bisa dipulihkan. Tapi bila kondisi memadai untuk ibu selama hamil untuk mendapat nutrisi yang tepat, stunting bisa dicegah. Waktu terbaik untuk mencegah anak stunting adalah selama hamil dan dua tahun pertama usia anak. Anak stunting di usia awal memiliki dampak kesehatan, kognitif, dan fungsional hingga usia dewasa.


Penanganan anak stunting

Anak yang stunting bisa menerima tambahan nutrisi yang dibutuhkan untuk tulang dan jaringan tubuh. Tapi nutrisi tertentu harus diberikan sesuai dengan pola makan anak.

Penelitian yang diterbitkan The Journal of Nutrition menunjukkan setelah mengejar ketertinggalan gizi, anak yang pertumbuhannya stunting memiliki skor tes kognitif mirip dengan anak yang tidak stunting.

Pastikan Anda memenuhi kebutuhan gizi anak untuk mengatasi anak stunting:


  1. Kalori

    Pertumbuhan membutuhkan energi, ini sebabnya anak yang berat badannya kurang membutuhkan tambahan kalori untuk mengejar ketertinggalannya.  Tambahan kalori sesuai rekomendasi dokter bisa membantu pola pertumbuhan anak kembali ke yang seharusnya.


  2. Karbohidrat, protein, dan lemak

    Kalori tambahan bisa membantu pertumbuhan, tapi penting untuk memastikan kalori ini berasal dari gabungan karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk mendapat jumlah yang seimbang, makan anak perlu mengikuti panduan kesehatan. Juga ingat Bun, karbohidrat dan protein keduanya mengandung kalori per gram, dan tiap gram lemak mengandung 9 kalori.


  3. Zat besi

    Selama pertumbuhan, tubuh sangat bergantung pada zat besi, yang membantu mengalirkan oksigen ke sel tubuh. Sebuah tulisan di Canadian Medical Association Journal menunjukkan peningkatan asupan zat besi, baik melalui makanan dan suplemen nutrisi, bisa mendorong pertumbuhan pada anak yang kekurangan zat besi. Makanan kaya zat  besi antara lain daging, makanan laut, kacang-kacangan, sereal fortifikasi, dan sayuran berwarna hijau gelap.


  4. Zinc

    Peningkatan asupan zinc bisa membantu berat badan yang kurang. Daging sapi, bayam, serta udang jadi sumber zinc yang baik.


  5. Vitamin D

    Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium tubuh. Vitamin dari sinar matahari mendorong pembentukan dan pertumbuhan tulang yang sehat. Anda bisa bantu anak mendapat vitamin D yang dibutuhkan dengan meningkatkan waktu bermain di luar ruangan lebih banyak, dan memberikan makanan kaya vitamin D seperti produk susu dan jamur serta suplemen bila dibutuhkan.


Mencegah stunting

  • Di beberapa negara, penduduknya hanya mengandalkan satu hasil tani, seperti jagung, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Memastikan keluarga memperoleh variasi makanan untuk meningkatkan nutrisi yang vital jadi bagian penting untuk menurunkan stunting.

  • Kesehatan dan sanitasi yang buruk membuat anak berisiko lebih tinggi mengalami diare, malaria, dan masalah medis lainnya. Mencuci tangan dengan sabun, manajemen sampah yang baik, dan solusi kebersihan lain bisa mencegah stunting.

  • Tanpa penanganan medis yang tepat, penyakit infeksi bisa mempengaruhi pertumbuhan dan memicu stunting. Dengan membantu memperkuat sistem kesehatan, tingkat stunting bisa diturunkan.

  • Setelah bayi lahir, penting bagi ibu dan bayi menerima perawatan, dan bayi menerima ASI dari ibu. ASI memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi, dan memberi anak nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh. Meski berat lahir rendah bisa menyebabkan stunting, nutrisi yang baik dan perawatan selama 2 tahun pertama usia anak bisa mencegah stunting.


(Ismawati, Yusrina / Dok. Pixabay)