Balita

Dianggap Pengganti ASI: Alasan Susu Kental Manis Tidak Boleh Dikonsumsi Bayi

Dianggap Pengganti ASI: Alasan Susu Kental Manis Tidak Boleh Dikonsumsi Bayi

Miris banget! Beberapa waktu lalu, Ibumin sempat melihat postingan di sosial media mengenai seorang bayi yang diberikan susu kental manis oleh sang Ibu. Kondisi ini mengakibatkan catatan ukuran berat badan dan tinggi badan bayi tersebut terbilang cukup buruk.

Baru ketahuan, ternyata saat MPASI 6 bulan, bayi tersebut juga tidak diberikan menu MPASI yang benar dan sesuai. Ibumin jadi menyayangkan, ternyata masih ada saja orang tua yang menganggap bahwa susu kental manis merupakan pengganti susu untuk anak.

Yes! Kata ‘susu’ pada susu kental manis ini memang bikin orang tua jadi salah paham ya, Bu. Sehingga, sering menganggap susu kental manis jadi alternatif susu yang murah meriah.

Ibumin akui, jika melihat dari komposisinya memang terdapat kandungan susu kental manis untuk anak. Tapi sangat sedikit, bahkan lebih tinggi kandungan gulanya dan rendah protein. Jadi, sama sekali nggak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi si kecil.

Apa itu susu kental manis?


Susu kental manis atau yang biasa dikenal dengan singkatan SKM, merupakan produk yang terbuat dari sedikit kandungan susu. Di mana kemudian, produk ini proses dan dikurangi kadar airnya.

Lalu kenapa teksturnya bisa kental? Karena setelah airnya dikurangi, proses selanjutnya akan ditambahkan gula dan bahan pengental. Mengutip Bon Appetite, tujuan utama penambahan gula pada susu kental manis ini adalah untuk memperpanjang umur simpan, sehingga susu kental manis bisa disimpan di rak suhu ruangan selama bertahun-tahun.

Fungsi gula sendiri, mencegah pertumbuhan mikroorganisme di dalam susu kental manis. Serta membantu mengentalkan susu secara alami.

Tapi, yang menjadi masalah adalah apabila susu kental manis diberikan pada bayi dan balita. Mengingat kandungan gulanya cukup tinggi, di mana konsumsi gula untuk bayi maupun balita sangat penting dibatasi.

Komposisi susu kental manis yang biasanya terdapat pada produk yang dijual di pasaran:

  • 40-50% komposisi SKM didominasi gula
  • Kadar lemak susu biasanya 8% sementara kandungan proteinnya hanya 6.5%
  • Bukan pengganti ASI dan tidak cocok dikonsumsi oleh bayi sampai 12 bulan (balita perlu waspada)
  • Bukan untuk diseduh atau diminum langsung
  • Bukan merupakan sumber gizi utama!

Bahaya susu kental manis untuk anak


Dikutip dari website Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) perlu diketahui bahwa Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman tahun 2015 yang menyebutkan bahwa, batasan konsumsi gula pada anak sebaiknya tidak lebih dari 10% total kebutuhan kalori.

Misalnya, jika di dalam susu kental manis tertera komposisi satu takar porsi (4 sdm), memasok 130kkal, dengan komposisi gula tambahan 19 gram dan protein 1 gram. Itu artinya jika dikonversikan dalam kalori, 19 gram gula sama dengan 76kkal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kandungan gula dalam 1 porsi susu kental manis dapat dikatakan lebih dari 50% total kalorinya. Jelas hal ini melebihi batas yang direkomendasikan oleh WHO. Inilah yang membuat susu kental manis sangat tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh bayi dan balita.  

Selain itu, terdapat pula bahaya susu kental manis untuk anak diantaranya adalah:

  • Anak berisiko mengalami stunting atau gagal tumbuh
  • Obesitas, akibat asupan gula berlebih
  • Anak mengalami kerusakan gigi dan mengalami gigi berlubang. Didukung dengan kebersihan gigi dan mulutnya yang kurang terjaga
  • Rentan mengalami penyakit degeneratif seperti jantung atau diabetes
  • Berisiko mengalami resistensi insulin
  • Berisiko mengalami gangguan menstruasi ketika remaja.

Edukasi sekitar, SKM bukanlah pengganti ASI atau susu formula


Yes! Sekali lagi, susu kental manis bukanlah minuman pengganti ASI maupun susu formula. Sehingga, agar kejadian serupa tidak terulang, penting untuk menginformasikan hal ini pada keluarga dan kerabat.

Mengutip dari Pregnancy Food Checker para ahli menyarankan susu kental manis sebaiknya tidak diberikan pada bayi di bawah usia 12 bulan. Sebab, susu kental manis memiliki kandungan gula yang sangat tinggi.

Untuk itu, dalam menambahkan susu kental manis pada makanan si kecil, Ibu wajib mengawasi batasannya. Namun, alangkah lebih baik tetap berikan si kecil ASI hingga ia berusia 2 tahun.

Selain itu, Ibu juga wajib memperhatikan komposisi gula dan pengawet lainnya dalam tiap kemasan makanan yang hendak diberikan pada si kecil. Perlu diingat kembali, meski dinamakan ‘susu’ kental manis, namun dikutip dari CNN Indonesia pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan, produsen susu kental manis sudah tidak boleh memvisualisasikan gambar susu dan anak balita di kemasannya.

Ini karena, susu kental manis dianggap bukan produk susu. Karena tinggi kandungan gula, dan tidak setara kandungan gizinya dengan susu formula ataupun susu sapi lainnya.

Nah, semoga penjelasan di atas bisa makin membukakan mata kita mengenai susu kental manis yang tidak boleh dikonsumsi anak-anak ya Bu. Yuk, mulai selektif lagi dalam memberikan serta menyajikan makanan ataupun minuman yang lebih ramah buat si kecil!