Balita

Ini Alasan Kenapa Ibu Harus Tetap Menyusui Anak Meski Sedang Sakit

Ini Alasan Kenapa Ibu Harus Tetap Menyusui Anak Meski Sedang Sakit

Jika Anda sedang flu tapi tidak terlalu berat, teruslah menyusui Bun. ASI memberi antibodi pelawan penyakit yang membantu membangun sistem kekebalan bayi. Tapi jika mulai merasakan gejala flu berat, ambil langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari bakteri. Pilihan paling aman adalah dengan memerah ASI dan meminta bantuan seseorang memberi ASI melalui botol susu pada bayi Anda.

Cara Mencegah Penularan Flu Dari Ibu Menyusui Ke Anaknya

Ketika sedang flu, Anda perlu membatasi kontak dengan bayi. Jika tidak memungkinkan untuk meminta orang lain memberi ASI atau susu formula melalui botol, coba batasi paparan bayi terhadap bakteri dengan cara lain, seperti:

  • Kenakan masker wajah.

  • Jika Anda tidak mengenakan masker wajah, bersin atau batuk ke siku atau tissu, bukan ke wajah bayi.  Setelah bersin di tissu, segera buang tissu dan cuci kembali tangan Anda.

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum menyentuh atau menggendong bayi

  • Cuci payudara dengan sabun berformula ringan dan bilas secara merata dengan air hangat sebelum menyusui.

  • Jangan berbagi alat makan, gelas minum, lap, handuk, tempat tidur, bantal, atau selimut hingga gejala Anda mereda selama setidaknya 5 hari.

  • Tempatkan selimut bersih dan kering antara Anda dan bayi kapanpun Anda menggendong atau menyusuinya. Selalu kenakan selimut yang bersih.

Anda boleh minum obat untuk meredakan flu saat menyusui. Biasanya dokter akan meresepkan obat yang aman dikonsumsi selama menyusui. Bila Anda terpapar virus flu dan mengonsumsi obat yang diresepkan dokter sebagai pencegahan, Anda bisa dengan aman menyusui selama tidak ada gejala aneh yang muncul.

Amankah Tetap Menyusui Bayi Saat Ibu Flu?

Bunda, jarang sekali proses menyusui harus terhenti karena suatu penyakit yang diderita ibu, termasuk flu. Hanya ada beberapa penyakit yang sangat serius yang mengharuskan Bunda berhenti menyusui untuk sementara waktu atau secara permanen, seperti HIV dan HTLV-1.

Jika Bunda mengalami penyakit biasa seperti demam, sakit tenggorokan, flu, mastitis dan sejenisnya, Anda masih bisa terus menyusui. Ingatkan dokter bahwa Anda sedang menyusui, jadi ia akan meresepkan obatyang aman untuk ibu menyusui. Kebanyakan obat aman untuk diminum selama menyusui, tapi jika memang ada obat yang tidak aman diresepkan, Anda bisa mencari obat alternatif yang aman untuk ibu menyusui.

Amankah Tetap Menyusui Bayi Saat Ibu Keracunan Makanan?

Bila Bunda mengalami keracunan makanan, tetaplah menyusui. Selama gejala terbatas pada saluran gastrointestinal (muntah, diare, kram perut), menyusui bisa terus dilakukan karena tidak ada resiko negatif yang berpengaruh ke bayi. Efek samping keracunan makanan paling parah adalah septicemia, di mana bakteri masuk ke aliran darah dan Bunda harus dirawat di rumah sakit. Pada kondisi ini, Bunda tetap dapat menyusui lho meski menerima terapi antibiotik. Menyusui adalah hal yang paling aman untuk bayi. Jika organisme penyebab infeksi menular misalnya infeksi streptococcal kelompok A yang menyebabkan sakit parah pada ibu, menyusui masih bisa dilanjutkan setelah dihentikan sementara waktu selama 24 jam pertama terapi maternal.

Menyusui Saat Sakit

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk bayi ketika sakit adalah terus menyusuinya. Ketika Anda mengalami penyakit menular seperti demam, flu, atau virus ringan lain, bayi terpapar pada penyakit tersebut sebelum Anda mengetahui diri Anda sakit. ASI tidak akan menularkan penyakit ke bayi, tapi ASI memiliki antibodi di dalamnya yang spesifik pada penyakit Anda, yang akan membantu mencegah bayi terkena sakit atau jika ia sakit, ia tidak akan sakit separah Anda.

Tidak menyusui selama sakit justru akan membuat bayi sakit lebih parah, menghilangkan rasa nyaman, dan mengurangi nutrisi penting dari menyusui yang dibutuhkan buah hati Anda. Saat Anda putuskan untuk stop menyusu saat sakit, produksi ASI bisa menurun, apalagi kalau Anda tidak menjaganya dengan lupa meminum cairan yang cukup banyak. Kadang obat juga bisa menyebabkan persediaan ASI berkurang. Untuk menghindari penurunan produksi ASI, minumlah banyak cairan untuk menghindari dehidrasi, lanjutkan menyusui sesering mungkin dan hindari atau batasi obat yang cenderung mengurangi produksi ASI.

Bagaimana Jika Bayi Sakit? Bolehkah Terus Menyusuinya?

Bila bayi Anda yang terkena flu, Anda harus tetap menyusuinya. Menyusui menjadi hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk membantunya selama sakit. Bayi perlu lebih banyak cairan ketika sakit, dan ASI menjadi bentuk cairan terbaik untuknya karena membantu membangun sistem kekebalan tubuh.

Jika bayi terlalu sakit untuk menyusu, tawarkan ASI dari botol atau alat tetes. Bila bayi juga minum susu formula, pastikan ia mendapat jumlah yang cukup. Bayi membutuhkan lebih banyak cairan ketika sakit, terutama jika muncul gejala dehidrasi.

Bayi Yang Sakit Berisiko Alami Dehidrasi

Jika bayi mengalami dehidrasi, berarti ia tidak memiliki cukup cairan di tubuh. Bayi dan anak kecil rentan mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa, dan bisa terjadi jika bayi kurang minum cairan dan kehilangan cairan melalu muntah, diare, demam, atau berkeringat. Dehidrasi bisa bersifat ringan dan mudah diatasi, menengah, dan parah serta mengancam keselamatan.

Tanda berikut ini menjadi indikasi bayi mengalami dehidrasi:

  • Lesu

  • Lebih dari 6 jam tidak buang air kecil

  • Bibir dan mulut kering

  • Urin terlihat lebih gelap dan berbau lebih kuat dibanding biasanya

  • Tak mengeluarkan air mata saat menangis

Sedangkan tanda berikut mengindikasikan bayi mengalami dehidrasi berat:

  • Tangan dan kaki terasa dingin dan muncul bercak

  • Mata cekung

  • Sangat rewel

  • Ubun-ubun cekung

Jika mengira si kecil menunjukkan tanda dehidrasi serius, segara bawa ke unit gawat darurat karena ia perlu menerima cairan melalui infus. Atau teleponlah dokter untuk meminta saran. Dokter biasanya perlu memeriksa bayi untuk memastikan kondisinya. Jika bayi mengalami dehidrasi ringan, dokter akan menyarankan untuk memberinya lebih banyak cairan. Untuk bayi usia kurang dari 3 bulan, dokter akan meminta ibu selalu menyusuinya atau memberi susu formula lebih sering.

Bila bayi berumur lebih dari 3 bulan, dokter bisa merekomendasikan cairan khusus, sebagai tambahan dari ASI atau susu formula, untuk menggantikan elektrolit yang hilang dari tubuh. Cairan elektrolit ini bisa dibeli di apotek. Dokter bisa memberi instruksi penggunaannya berdasarkan usia dan berat badan bayi, tapi panduan umum untuk jumlah total larutan yang harus didapat selama 3 hingga 4 jam adalah 5 sendok makan per pound berat badan bayi. Jadi misalnya bayi Anda memiliki berat badan 15 pound, ini sama dengan 75 sendok makan atau sekitar 1,5 gelas.

(Ismawati)