Asupan nutrisi anak kadang membuat orang tua frustasi. Kita sebagai orang tua pasti sering bertanya-tanya apa kebutuhan gizi anak sudah terpenuhi. Apalagi kalau si kecil selalu menolak makanan selain makanan kesukaannya. Atau apakah ia lebih memilih bermain daripada makan? Bila ini yang terjadi, Anda tidak sendirian Bun.
Banyak orang tua cemas karena anak yang tidak mau makan atau pilih-pilih makanan. Nah, coba deh beberapa strategi berikut untuk mencegah anak menolak makan atau pilih-pilih makanan. Simak yuk!
1. Hargai Selera Makan Anak
Bila anak tidak merasa lapar, jangan paksa ia untuk makan atau ngemil. Juga, jangan paksa anak untuk makan makanan tertentu atau menghabiskan nasi di piringnya. Ini hanya akan memicu penolakan terhadap makanan, selain itu, anak akan mengasosiasikan waktu makan dengan kecemasan dan frustrasi dan ia menjadi kurang sensitif pada petunjuk rasa lapar atau kenyang. Sajikan makanan dalam porsi kecil dan beri kesempatan si kecil untuk secara mandiri meminta lagi.
2.Bersabar Menawarkan Makanan Baru
Anak kecil sering menyentuh atau mencium makanan baru, memasukkannya sedikit ke mulut, lalu mengeluarkannya lagi. Anak mungkin perlu berulang kali ditunjukkan makanan baru sebelum ia akhirnya mau memakannya. Beri dorongan padanya dengan cara membahas warna, bentuk, aroma, dan tekstur makanan, bukan tentang rasanya yang enak. Sajikan makanan baru bersama dengan makanan yang jadi favorit anak.
3. Terapkan Rutinitas
Sajikan makanan dan cemilan di waktu yang sama setiap hari. Anda bisa berikan susu atau jus bersama makanan, dan tawarkan air putih diantara waktu makan dan ngemil. Tapi Bun, memberi anak jus, susu, atau cemilan sepanjang hari akan mengurangi seleranya untuk makan. Jadi secukupnya saja ya!
4. Jadikan Waktu Makan Menyenangkan
Sajikan brokoli dan sayuran lain dengan kuah kesukaan si kecil. Potong makanan jadi berbagai bentuk dengan pemotong kue. Tawarkan menu sarapan yang biasanya lebih menarik sebagai menu makan malam. Sajikan makanan dengan warna cerah.
5. Minta Bantuan Anak
Di supermarket, minta anak membantu memilih buah, sayuran, dan makanan sehat lainnya. Jangan beli makanan yang Anda tidak mau anak memakannya. Di rumah minta anak membantu membilas sayuran atau menyiapkan meja makan. Jangan lupa Bun, bila Anda makan berbagai makanan sehat, anak kemungkinan juga akan mengikutinya.
6. Makanan Penutup Bukan Hadiah
Menunda makanan penutup membuat anak berpikir kalau hidangan penutup jadi makanan yang terbaik, yang hanya meningkatkan selera anak pada makanan manis. Anda bisa pilih satu atau dua hari dalam seminggu menyajikan dessert, atau definisikan makanan penutup sebagai buah, yoghurt, atau pilihan sehat lainnya.
7. Hindari Gangguan
Matikan televisi dan gadget selama makan. Ini akan membantu anak fokus pada makan. Iklan televisi juga bisa mendorong anak menginginkan makanan berpemanis dan kurang bernutrisi.
Bunda, memasak makanan terpisah untuk anak setelah ia menolak makan bisa membuat ia pilih-pilih makanan. Minta anak tetap ada di meja makan saat waktu makan meski ia tidak mau makan. Tetap sajikan makanan sehat hingga ia merasa familiar dan menyukai makanan tersebut.
Konsultasikan ke dokter anak bila Anda cemas perkembangan dan pertumbuhan anak terganggu karena ia pilih-pilih makanan. Dokter bisa melihat grafik pertumbuhan dan perkembangan anak. Catat jenis dan jumlah makanan yang anak makan selama 3 hari agar dokter bisa menentukan masalahnya.
Alasan Kenapa Anak Suka Pilih-Pilih Makanan
Banyak orang bertanya-tanya, “Kenapa anak saya tidak mau makan?” Orangtua pasti tahu bagaimana frustrasinya ketika anak menolak mencicipi makanan baru. Rata-rata anak kadang melakukan ini, tapi ada beberapa yang selalu demikian. Ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menolak makan. Ini dia penjelasannya..
A. Kesehatan
Meski ini jadi alasan paling jelas kenapa anak tidak mau makan, kadang alasan kesehatan paling sering terlupakan. Ketika anak terlihat sakit, jelas selera makannya akan terpengaruh. Tapi kadang ada masalah kesehatan yang tidak terlihat, dua penyebab paling mungkin adalah refluks asam dan konstipasi. Keduanya sangat umum terjadi pada anak dan bisa mempengaruhi selera makan. Anak yang mengalami konstipasi harus diawasi asupan seratnya dan bila sudah ditangani, selera makannya bisa jadi membaik.
B. Panca indera
Bagi kebanyakan anak yang pilih-pilih makanan, proses sensorinya memiliki peran yang membuat anak menolak makanan. Bila sesuatu terasa jijik di mulut atau tangan, mereka tidak akan memakannya. Petunjuk kalau anak menolak makanan karena bersikap defensif adalah menggeliat atau terlihat takut oleh bau, sentuhan, atau rasa makanan tertentu. Aversi oral juga masuk kategori ini. Bila ada cedera fisik pada atau sekitar mulut atau tenggorokan anak merasa takut pada apapun yang masuk ke mulut karena sangat sensitif di area tersebut.
C. Rutinitas
Rutinitas makan dan waktu makan jadi hal penting untuk menciptakan kebiasaan makan yang sehat pada anak. Kita semua punya kebiasaan makan dan rutinitas yang nyaman diri sendiri sebagai orang dewasa. Kita sering menerapkan apa yang terasa nyaman bagi kita pada anak, tapi ini tidak selalu menjadi yang terbaik untuk si kecil. Misalnya, kalau Anda terbiasa makan di depan TV dan biasa hanya memilih makanan yang Anda sukai saja, pasti ini bukan jadi contoh rutinitas yang baik untuk si kecil kan? Nah, jadi jika anak tidak makan dengan baik atau tidak mau mencoba makanan baru, penyebabnya bisa jadi karena rutinitas yang kurang baik tersebut.
Bunda, penelitian juga menunjukkan jika kita sebagai orang tua menunjukkan kesukaan terhadap makanan tertentu, ini akan berpengaruh pada kesukaannya si kecil juga. Hal ini tidak mengejutkan karena kita pasti akan memasak makanan yang kita suka, jadi anak lebih familiar dengan makanan tersebut dibanding lainnya.
Familiar terhadap suatu makanan adalah kuncinya. Anak perlu dibiasakan melihat atau mencoba satu makanan baru lebih dari 10 kali sebelum mereka mau mencicipinya dengan sukarela. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membantu anak menikmati banyak jenis makanan:
Anda harus makan banyak jenis makanan sehat. Pastikan pilihannya sesuai dengan makanan yang Anda ingin anak makan dan nikmati.
Siapkan makanan bersama. Meminta anak membantu menyiapkan makanan bisa meningkatkan kemungkinan anak mencoba kreasinya. Minta anak membantu menakar, menuang, atau mengaduk.
Hindari menunjukkan rasa tidak suka atau jijik ketika mencoba makanan baru. Penelitian menunjukkan ibu yang menunjukkan dengan ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau kata kalau ia tidak ingin mencoba makanan baru cenderung memiliki anak yang menolak makanan baru. Singkatnya, anak kemungkinan kurang ingin mencoba hal baru bila Anda belum mencobanya. Dan bila Anda pilih-pilih makanan, maka anak kemungkinan meniru perilaku Anda seperti ia meniru cara Anda berbicara di telepon atau cara Anda melambaikan tangan padanya ketika berpisah.
Ingat Bun, kebiasaan makan anak tidak akan berubah dalam semalam, tapi langkah kecil yang Anda lakukan setiap hari bisa membantunya makan makanan yang sehat sepanjang hidupnya.
(Ismawati)