Balita

Kiat Menghadapi Anak Pemalu dan Susah Berkawan

Kiat Menghadapi Anak Pemalu dan Susah Berkawan

Anak saya sangat pemalu dan susah sekali memiliki teman. Apakah saya perlu khawatir?

Meskipun wajar ditemui anak kecil yang pemalu, namun masalah ini kerap kali meresahkan hati para orang tua, terutama bagi mereka yang sangat menjunjung tinggi nilai sosialisasi. Apalagi kalau Bunda adalah tipe yang suka bergaul, aduh rasanya pasti gemas melihat si kecil selalu ngumpet di belakang punggung Anda dan menolak setiap kali dikenalkan ke teman sebayanya.

Penyebab sikap pemalu pada anak sendiri bermacam-macam, bisa jadi karena ia memiliki pengalaman hidup yang keras atau memang karena anak Bunda terlahir seperti itu. Bagi beberapa anak yang agak tua, situasi sosial dan keharusan berinteraksi dengan orang lain menjadi sesuatu yang cukup menakutkan. Mereka merasa resah dan tidak nyaman ketika harus mengobrol dengan orang asing, itulah mengapa mereka memutuskan menyendiri daripada memaksakan diri dalam pergaulan.

Apabila seorang anak memiliki cacat fisik atau menyandang kelainan tertentu, biasanya timbul rasa malu yang membuat mereka stres dan takut untuk berkawan. Itulah mengapa peran Bunda sangat dibutuhkan dalam membangkitkan rasa percaya diri sang buah hati. Namun, fakta yang paling umum terjadi di lapangan adalah anak pemalu biasanya memang terlahir sebagai seorang penyendiri dan sukar beradaptasi di lingkungan baru.

Apakah sikap pemalu anak dapat memberikan dampak negatif bagi anak?

Pada beberapa kasus, sikap pemalu dapat merugikan diri si kecil. Anak yang teramat pemalu seringkali susah beradaptasi di sekolah, taman bermain, dan lingkungan pergaulan baru lainnya. Semakin lama pola ini berlangsung, semakin susah bagi anak untuk berubah.

Rasa malu yang berlebihan dapat mengarah pada sikap anti sosial atau menarik diri dari pergaulan. Hasilnya, anak akan menjadi pribadi yang tertutup hingga di kemudian hari ia menginjak masa dewasa.

Nah, Bunda harus cermat mengamati apakah sikap pemalu anak itu ada hubungannya dengan rasa cemas berlebihan atau pola temperamen yang menyimpang. Apabila ada gejala yang jauh dari normal, maka segeralah ajak si kecil menemui bantuan ahli kesehatan mental khusus anak.

Saatnya anak beradaptasi!

Anak Bunda mungkin terlihat pemalu di masa-masa awal ia masuk sekolah. Namun, seiring berlalunya waktu, ia akan mulai menemukan kenyamanan bertemu dan perlahan mencari teman. Kebanyakan anak pemalu memiliki caranya sendiri dalam mengatasi rasa malu mereka. Mereka belajar bersikap ramah meski dalam hati mungkin sesekali timbul rasa cemas tidak disukai oleh orang lain.

Orang tua dapat membantu anak melalui fase ini dengan cara mengajak anak terlibat dalam situasi sosial baru dan menunjukkan caranya berinteraksi. Lakukan hal tersebut sewajarnya tanpa terkesan memaksa anak Bunda untuk berbicara atau memperkenalkan diri pada orang yang baru pertama kali ia temui.

Jangan sampai anak Anda minder karena merasa ditolak dalam pergaulan!

Pastinya semua anak ingin disukai oleh teman-temannya. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa beberapa anak bergerak terlalu lambat dalam hal mencari teman-teman baru. Mereka ingin sekali memiliki kawan naun selalu ditolak saat hendak masuk ke group tertentu.

Alasannya pun bermacam-macam mengapa si kecil ditolak dalam pergaulan. Bisa jadi karena cara berpakaian yang aneh, badan bau, obesitas, atau cara bicara yang gagap. Bahkan ketika remaja, secara tidak langsung kita menjauhi mereka yang memiliki sikap agresif dan pemarah. Tak peduli apa yang anak lakukan, terkadang impresi pertama menentukan posisinya dalam pergaulan.

Nah, mereka yang diabaikan ini kemudian memutuskan menghabiskan waktunya sendirian. Sebagai orang tua, Bunda harus mempersiapkan diri anak sebaik-baiknya sebelum melepaskannya dalam pergaulan. Pastikan ia memakai baju yang layak, bersih, wangi, dan jaga berat badan anak agar ia tidak sampai diledek oleh teman-temannya. Ajarkan pula nilai-nilai penting dalam bersosialiasi, seperti jangan menghina atau memukul orang lain. Jangan sampai anak memiliki kesulitan beradaptasi karena Bunda bersikap tidak acuh pada si kecil.

Anak merasa diabaikan

Bukannya ia ditolak dalam pergaulan, namun posisinya kerap kali dilupakan oleh teman-temannya karena anak kurang menonjol. Biasanya ia tidak diundang ke pesta ulang tahun temannya atau menjadi pilihan terakhir saat ada tugas kelompok.

Mereka biasanya kurang dalam hal kemampuan berinteraksi dan memiliki rasa percaya diri yang rendah saat harus berhadapan dengan orang lain. Penyebabnya tentu karena ia kurang pengalaman bersosialiasi. Itulah mengapa Bunda sebaiknya sering mengajak si kecil bertemu dengan orang baru sedari dini.

Kalau ia banyak menghabiskan waktu sendirian di rumah dengan membaca atau bermain komputer saja ya jelas ia akan kesulitan mencari teman. Undanglah anak teman Anda ke rumah agar bisa bermain dengan si kecil. Atau, sesekali ajak ia ikut ke dalam suatu komunitas hobi.

Untunglah, sikap pemalu pada anak dapat perlahan dikikis. Ia hanya memerlukan dukungan Bunda untuk melakukannya! Yuk, bantu anak dengan kiat berikut ini:

Empati pada si kecil!

Bersikaplah empati terhadap sikap pemalu si kecil dan jangan sesekali mempermalukannya di depan umum. Hal ini pentng sekali karena dengan mengakui apa yang anak rasakan tanpa memberikan penilaian negatif akan memberikan rasa aman pada diri anak.

Kalau Anda justru sering memarahinya untuk sering-sering keluar rumah dan bergaul maka hal itu justru akan membuat anak merasa rendah diri. Empati yang Bunda berikan juga sekaligus menjadi pelajaran spesial bagi si kecil. Ia akan belajar bahwa empati adalah salah satu modal penting dalam berinteraksi dengan orang lain.

Jadilah role model terbaik bagi anak Anda!

Cara terbaik untuk mengajarkan pentingnya bersosialiasi adalah dengan mempraktekannya sendiri! Sering-seringlah tersenyum pada kawan, ramah pada orang asing, serta tidak ragu menawarkan bantuan pada orang lain akan membuat anak merasa bahwa interaksi sosial itu sesuatu yang mudah dan menyenangkan.

Jangan memberi cap "pemalu" pada diri anak Anda!

"Aduh, maaf ya anak saya pemalu!". Hayo, seberapa sering Bunda berkata begitu saat si kecil menolak untuk diperkenalkan ke teman Anda? Melabeli anak dengan sebutan pemalu hanya akan membuat ia benar-benar percaya bahwa ia adalah seorang pemalu yang sukar diajak berkawan. Padahal, siapa tahu dalam hatinya ia hanya merasa cemas harus menjabat tangan orang asing. Akuilah rasa cemas yang ia miliki, tapi juga tegaskan bahwa rasa cemasnya itu pasti akan berlalu secepat kilat.

Jangan 'racuni' anak untuk selalu takut pada orang asing!

"Pokoknya jangan mau diajak pergi sama orang asing!"

"Kalau ada orang asing mengajak kamu ngobrol, jangan mau ya!"

Atas alasan keamanan diri anak, banyak orang tua menakut-nakuti buah hati mereka tentang betapa menakutkannya sosok orang asing itu. Alhasil, ia akan tumbuh menjadi pribadi penuh curiga yang takut untuk berinteraksi.

Sebaiknya, ajarkan si kecil bahwa ia harus selalu berada di dekat orang tua, guru, maupun pengasuh kepercayaan. Apabila orang-orang tersebut sedang berada di dekat anak, maka ia tidak perlu lagi khawatir dengan sosok yang tidak familiar baginya.

Baru kemudian ketika ia mulai sedikit lebih besar untuk berjalan kaki sendiri dari rumah ke sekolah, Bunda boleh membahas lebih lanjut cara-cara untuk mengamankan diri dari orang asing.


(Yusrina)