Balita

Kiat Menghadapi Sikap Cuek pada Anak saat Disuruh

Kiat Menghadapi Sikap Cuek pada Anak saat Disuruh

Pernah tidak Bunda menyuruh si kecil untuk segera makan namun ia hanya menyahut "iya" tanpa benar-benar beranjak ke meja makan? Atau, saat Anda menyuruh anak untuk meletakkan mainannya, ia pura-pura tidak mendengarkan dan terus saja bermain?

Hmm, sikap cuek tersebut memang kerap kali terjadi dan membuat para orang tua merasa kesal. Namun, si kecil sebenarnya memiliki alasan di balik perilaku tersebut loh, Bun. Pasalnya, semakin anak tumbuh dewasa, ia akan makin mandiri dan mulai memiliki kekuasaan untuk memilah mana informasi yang ingin anak dengar dan mana yang bisa diabaikan.

Itulah mengapa, Roni Leiderman yang merupakan wakil dekan Family Centre di Universitas Fort Lauderdale ini menyarankan agar para orang tua sebisa mungkin tidak terpancing amarahnya. Tentu saja si kecil sesekali harus tetap mendengarkan perintah Bunda dan melakukan apa yang sudah disuruh.

Kuncinya adalah Anda harus menemukan cara untuk bisa bekerjasama dengan anak tanpa membatasi wilayah 'kekuasaan' barunya. Dalam arti lain, Bunda tetap harus menghargai pilihan-pilihan keputusan yang telah dibuat si kecil tanpa kemudian membebaskannya dari semua tanggung jawab!

Lalu, apa donk yang harus dilakukan saat anak mulai cuek? Jangan kuatir, Ibupedia punya beberapa kiat khusus yang dapat langsung Bunda praktekkan di rumah. Semoga berhasil!

Berikan perintah sesederhana mungkin

Bisa jadi kalimat yang Bunda lontarkan saat menyuruh anak melakukan suatu tugas itu terlampau sulit untuk diikuti. Entah karena rumit, terlalu panjang, atau terdiri dari beberapa tugas sekaligus.

Lebih baik perintah Bunda hanya terdiri dari dua atau tiga langkah saja. Misalnya, "Dek, tolong kamu ke kamar Bunda lalu ambil tisu di atas meja, ya?". Perintah yang terlalu panjang dan berbelit-belit hanya akan membuat sang buah hati malas lalu menunda-nunda mengerjakan pekerjaannya.

Perintah harus jelas dan realistis

Salah satu hal terpenting saat menyuruh anak adalah memberikan perintah yang jelas serta realistis untuk dilakukan.Suruhan seperti, "Ayo sana bereskan kamar kamu!" tidak hanya terlalu abstrak namun juga di luar kemampuan si kecil.

Kalau misalnya mainan si kecil berantakan di sana-sini, maka lebih baik Bunda memberikannya kotak kardus dan berujar, "Kumpulkan mainanmu di sini!". Atau ketika sang buah hati susah sekali diajak makan malam bersama, maka perintahkan dia dengan cara lain seperti, "Dek, sana cuci tangan kamu lalu kumpul di meja makan, ya!".

Anak pun akan perlahan belajar bahwa cuci tangan identik dengan makan. Begitupun saat Bunda ingin agar sang buah hati belajar ikut serta membantu pekerjaan rumah bersama sang ayah.

Kalau sekedar menyuruh, "Nak, tolong bereskan meja!" maka si kecil bisa-bisa cuma diam dan kembali asik dengan mainannya. Lebih baik berikan ia sebuah lap, kemoceng, atau pembersih meja lalu jelaskan apa yang harus ia lakukan di atas meja. Gagasan bersih-bersih itu memang luas sekali, oleh karena itu para orang tua membutuhkan kesabaran untuk mengajari si kecil setahap demi setahap.

Jangan lupa juga kalau anak-anak itu berbeda dengan orang dewasa. Ketika ia diam saja saat disuruh, bukan berarti ia mengabaikan perintah melainkan tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Cobalah bersikap realistis dan jangan keburu marah saat anak bersikap cuek terhadap perkataan Anda.

Selalu beri anak motivasi

Hayo, seberapa sering Anda berkata, "Soalnya Bunda suruh kamu begitu!" ketika si kecil bertanya mengapa ia harus melakukan suatu tugas. Hmm, bersikap tegas memang mampu membuat anak bersegera melakukan tugasnya, tapi tentu cara tersebut tidak sepenuhnya baik lho, Bun.

Jangan sampai dia melakukan sesuatu lantaran khawatir Anda marah. Daripada anak selalu merasa terbebani, berikan motivasi padanya untuk melakukan sesuatu karena sadar bahwa hal tersebut penting untuk dilakukan.

Anak-anak suka sekali pujian, itulah sebabnya mereka sering sekali mencari perhatian orang tua dengan berbagai macam hal. Mulai dari hasil gambar, nilai di sekolah, sampai kisah menolong temannya saat terjatuh.

Nah, pujian serta kata-kata penyemangat dari Bunda itu adalah hadiah tak ternilai bagi si kecil. Tak hanya membuat anak senang, motivasi juga dapat menjadi senjata Anda untuk menyuruh si kecil melakukan sesuatu. Pujilah anak ketika ia berhasil memakai sepatunya dengan cepat atau segera menjawab saat disuruh.

Cobalah untuk lebih memahami buah hati Anda

Jujur deh, kalau Bunda sedang dalam posisi asik mengobrol dengan teman lalu tiba-tiba ada orang yang mengganggu perbincangan dan menyuruh Anda melakukan sesuatu, terkadang timbul rasa sedikit kesal kan? Atau bisa juga Bunda kemudian berkata, "Iya sebentar lagi ya!" lantas meneruskan perbincangan seru dengan teman Anda.

Hal tersebut juga berlaku pada si kecil. Realitanya, anak tidak selalu penurut saat disuruh membersihkan tangan atau memunguti mainan yang berserakan di lantai. Sesekali berilah kelonggaran padanya, terlebih apabila raut mukanya tampak sebal sekali. Ulangi perintah Anda beberapa jam lagi ketika mood anak mulai tampak baikan.

Jangan lupa juga untuk memberikan anak peringatan agar tugasnya lebih cepat selesai. Misalnya saat anak terlalu malas saat disuruh mandi, coba katakan, "Kita pergi 10 menit lagi lho sayang, ayo cepat mandi!". Memberikan peringatan bahwa tugasnya harus cepat selesai diharapkan akan membuat anak lebih terpacu untuk bergerak.

Beri alternatif perintah selain, "Jangan!"

"Jangan main bola di dalam rumah!"

"Jangan makan permen terus nanti giginya ompong!"

"Tidak boleh keluar rumah nanti diculik hantu!"

Well, bisa jadi alasan mengapa anak seringkali mengabaikan perintah orang tua adalah karena ia merasa lelah dengan sekian banyak larangan. Lama-lama ia akan terbiasa dengan kata "jangan" atau "tidak boleh" sehingga tidak peduli lagi pada konsekuensi yang terjadi apabila anak melanggar perintah Anda.

Alih-alih melarang anak bermain bola di rumah, maka ajaklah anak ke taman dekat rumah untuk bermain bola sepak. Atau, ketika ia merengek minta permen, maka Bunda boleh menjawab, "Oke, sebentar ya!" lalu kembalilah dengan makanan lain yang lebih sehat seperti es isi buah potong.

Kesalahan para orang tua di Indonesia adalah menambahkan embel-embel hantu, penjahat, serta penderitaan lainya pada kalimat perintah dengan harapan membuat si kecil merasa takut dan segera melakukan perintah. Memang sih niatnya baik, namun jelas membohongi anak adalah perbuatan keliru yang kurang mendidik. Daripada berkata bahwa keluar rumah selepas petang akan membuatnya diculik setan, maka katakan saja bahwa kondisi malam hari kurang aman untuk anak kecil.

Jadilah role model yang baik

Anak-anak selalu memperhatikan perilaku orang tuanya. Bahkan, terkadang ia sampai berakting layaknya Bunda dengan mencoba make up atau memakai baju-baju di lemari Anda. Nah, sebagai role model, tentunya orang tua harus mencontohkan perilaku terbaik mereka.

Sungguh lucu kalau Bunda sibuk menyuruh si kecil memperhatikan perintah namun Bunda sendiri hanya berkata, "Hmm, hmmm" dengan tidak antusias saat anak bercerita tentang kejadian di sekolah. Yuk, sisihkan waktu dan dengarkan cerita anak dengan lebih tulus dan antusias! Kalau ia merasa didengarkan, maka dijamin ia juga akan lebih mendengarkan perkataan Bunda.

Kalau segala cara sudah dilakukan namun anak masih cuek saja, maka sebaiknya Anda membawa si kecil ke dokter. Terlebih apabila anak menunjukkan gejala seperti menghindari kontak mata atau memilih menjauh dari orang-orang di sekitarnya. Biasanya dokter akan merekomendasikan tes pendengaran atau tes lainnya untuk mengevaluasi perkembangan sang buah hati.


(Yusrina)