Balita

Leher Terpelintir (Torticollis) pada Bayi

Leher Terpelintir (Torticollis) pada Bayi

Torticollis berarti leher yang terpelintir. Kondisi ini sering dialami oleh anak. Bila anak Bunda mengalami kondisi ini, kepalanya akan miring ke satu arah sementara bagian dagu mengarah ke sisi yang berlawanan. Kadang torticollis disebut juga dengan wryneck. Meski terlihat menyakitkan, kondisi ini biasanya tidak sesakit yang Bunda bayangkan.

Bayi yang terlahir dengan kondisi ini dinamakan congenital torticollis. Ada juga kondisi yang disebut acquired torticollis yang bisa berkembang pada waktu setelah bayi dilahirkan. Pada beberapa kasus acquired torticollis, dagu mengarah ke arah yang sama seperti kepala.

Sekitar 1 dari 250 bayi lahir dengan kondisi torticollis. Sebanyak 10 hingga 20 persen bayi yang mengalami torticollis juga mengalami hip dysplasia, di mana sendi pada pinggang mengalami pembentukan yang tidak sempurna.

Congenital tortiollis paling sering disebabkan oleh otot yang ketat penghubung tulang dada dan tulang selangka pada tengkorak yang dinamakan sternocleidomastoid. Kondisi seperti ini biasa disebut dengan istilah congenital muscular torticollis. Otot yang ketat ini kemungkinan akan berkembang karena posisi bayi Anda di uterus dengan kepala terpelintir ke satu arah atau karena otot mengalami kerusakan saat lahir.

Congenital torticollis yang disebabkan oleh ketidaknormalan tulang pada leher atau cervical vertebrae merupakan kondisi yang jarang terjadi. Tulang mungkin tidak terbentuk dengan baik, melebur menjadi satu, atau kombinasi keduanya. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom Klippel-Feil.

Sangat penting untuk diketahui apakah sindrom Klippel-Feil yang menyebabkan masalah pada leher bayi. Karena banyak bayi dengan sindrom ini mengalami masalah lain, terutama dengan pendengaran dan ginjal. Latihan perenggangan yang disarankan untuk muscular torticollis tidak hanya tidak efektif tapi berpotensi membahayakan bagi anak dengan sindrom Klippel-Feil.

Pada kasus yang juga jarang terjadi, congenital torticollis bisa disebabkan oleh faktor turunan. Atau bisa saja merupakan hasil dari kondisi yang lebih serius seperti tumor pada otak atau urat saraf tulang belakang yang merusak sistem saraf atau otot. Jika si kecil mengalami ini, Bunda akan melihatnya menahan kepalanya pada satu sisi dan terbatas ketika menggerakan lehernya. Tanda lainnya adalah benjolan kecil pada sisi lehernya.

Congenital muscular torticollis biasanya terdiagnosa dalam dua bulan pertama kelahiran bayi. Meski orangtua tidak menyadarinya, dokter anak akan mengetahui hal ini. Bayi dengan torticollis juga bisa berkembang menjadi positional plagiocephaly atau bentuk kepala yang tidak simetris karena mereka sering tidur dengan kepala mengarah ke satu sisi.

Sebagai tambahan pemeriksaan fisik, dokter kemungkinan membutuhkan panyinaran sinar X pada leher untuk menentukan bentuk torticollis yang dialami anak Anda. Dokter juga akan melakukan rangkaian tes lainnya, seperti USG untuk pinggang dan ginjal, tergantung pada jenis torticollis yang diderita.

Dokter anak Anda akan memberi rujukan pada ahli terapi fisik atau ahli bedah ortopedi. Congenital muscular torticollis biasanya dirawat dengan latihan perenggangan dan positioning. Anda perlu melakukan latihan ini pada bayi sebanyak beberapa kali dalam sehari. Gerakannya tidaklah rumit, tapi pastikan Anda mengerti dan nyaman melakukannya sebelum meninggalkan ruang dokter atau ahli terapi.

Jika bayi Anda mengalami muscular torticollis, Anda perlu memberikan kesempatan sebanyak mungkin agar ia menggerakkan kepalanya ke arah lain yang biasanya tidak ia lakukan.

Jika ia mengalami kesulitan menolehkan kepala ke kanan, misalnya, Anda dapat membaringkannya di saat mengganti popok sedangkan Anda berdiri di sisi kanannya. Atau tempatkan ia di tempat tidur sehingga ia harus menoleh ke arah kanan untuk melihat orang yang mendekatinya. Penting juga untuk memberikan bayi Anda banyak waktu untuk tengkurap saat ia terjaga loh Bunda, untuk membantu mengembangkan otot di lehernya.

Selama muscular torticollis pada bayi Anda terdeteksi cukup dini, idealnya pada usia 2 atau 3 bulan, dan Anda mengikuti program perenggangan yang disarankan, Anda mungkin dapat melihat perubahan positif dalam hitungan minggu. Kondisi in akan pulih sepenuhnya pada usia anak mencapai 1 tahun.

Jika otot tidak juga berubah ke posisi panjang yang normal dan bayi Anda tidak mengalami gerakan yang normal saat ia berumur 18 bulan, Anda akan dirujuk ke ahli bedah ortopedi, yang akan merekomendasikan pembedahan untuk memanjangkan otot. Pembedahan akan dilakukan pada sekitar 15 persen kasus seperti ini.

(Ismawati)