Balita

Perhatikan 15 Hal Ini Saat Mengunjungi Bayi Baru Lahir

Perhatikan 15 Hal Ini Saat Mengunjungi Bayi Baru Lahir

Ketika bayi lahir ke dunia, tentu Ayah dan Bunda akan repot mengurusnya. Seperti halnya yang dirasakan para orangtua umumnya, ada kekurangan tidur dan hal tidak menyenangkan lainnya, seiring usaha untuk membangun rasa percaya diri sebagi orangtua. Nah, ketika Bunda mau mengunjungi teman yang baru saja melahirkan, coba pikirkan, apa kehadiran tamu akan membantu atau malah membuat teman Anda terganggu? Nah, Ibupedia punya tips nih untuk Anda yang ingin mengunjungi pasangan yang baru memiliki bayi. Simak yuk!


  1. Bawakan makanan

    Bayi, betapapun lucunya, bisa membuat orangtua sangat kelelahan. Semua bayi harus sering disusui, menghabiskan 20 popok sehari, dan senang digendong. Merawat bayi baru lahir adalah pekerjaan penuh waktu yang melelahkan, dan banyak orangtua baru yang harus berjuang untuk mendapat waktu agar bisa masak, makan, dan bersih-bersih. Dan di situasi ini, para orangtua baru membutuhkan makanan yang sehat dan bernutrisi. Jadi waktu Bunda berencana mau mengunjungi teman yang baru melahirkan, bawalah makanan meski mereka mengatakan tidak menginginkan apapun.


  2. Bahas topik selain tentang bayi

    Ketika menjadi ibu baru, semua hidup Anda hanya tentang bayi. Kehidupan Anda terutama di 6 minggu pertama hanya tentang menyusui, mengganti popok, mencuci botol susu, dan memompa ASI. Ketika datang sebagai teman akan terasa menyenagkan bila Anda membahas hal lain. Jangan merasa bersalah membahas topik selain tentang bayi. Kemungkinan ibu jadi antusias untuk ngobrol dengan Anda.


  3. Gendong bayi ketika ditawarkan 

    Mungkin Anda tidak sabar menggendong bayi yang baru lahir, tapi idealnya Anda harus menunggu sampai ditawari untuk menggendong. Para ibu baru bisa merasa sulit untuk berkata tidak ketika teman dan keluarga berkunjung dan ingin menggendong bayinya, karena mereka merasa bersalah jika tidak membolehkan bayi digendong orang lain.

    Kalau Bunda benar-benar ingin menggendong bayi kecil tersebut, coba buatkan minuman untuk teman Anda yang baru melahirkan itu, dan kemudian tawarkan diri untuk menggendong bayi agar ia bisa minum dengan tenang. Mereka mungkin akan senang dengan hal ini karena mungkin mereka sudah lama tidak bisa minum minuman hangat dengan tenang tanpa diganggu bayi. Saat Bunda mau menggendong bayinya, pastikan teman Anda tahu kalau Anda sudah mencuci tangan agar ia tidak khawatir.

    Jika Anda tiba dan bayi sedang tidur, jangan bangunkan bayi, atau minta teman Anda untuk membangunkannya. Mereka mungkin butuh waktu lama untuk menidurkan bayi dan harus melawan rasa lelah seharian. Anda bisa menggendongnya lain waktu. Lagi pula, membangunkan bayi akan membuat teman Anda menjadi sangat jengkel.


  4. Tahu kapan harus menyerahkan si bayi

    Ini jadi satu hal sulit yang dihadapi ibu baru, tamu datang, menggendong bayi, dan tidak mau menyerahkan si bayi kembali ke ibu. Bahkan ada tamu yang membawa bayi ke ruangan lain agar bisa lebih lama menggendongnya. Percepat menggendong bayi dan lalu biarkan bayi bersama ibunya untuk menyusu dan merasa tenang.

    Atau beri kesempatan tamu lain untuk juga menggendong bayi baru lahir bila si ibu sudah mengizinkannya. Jika bayi mulai menangis saat Anda gendong, meski Anda baru saja menggendongnya, segera berikan ke ibu. Beberapa orangtua ada yang merasa senang bila Anda menenangkan bayi, tapi untuk yang lain bisa terasa sulit mendengar bayi menangis di gendongan orang lain.

    Tangisan bayi bisa membuat ibu baru merasa cemas dan tidak tenang, bahkan bisa meningkatkan detak jantung dan tekanan darah baik pada ibu dan bayi. Jadi pastikan Anda paham kapan waktunya menyerahkan kembali bayi ke ibu.


  5. Tunggu hingga diundang untuk datang

    Bayi yang baru lahir pasti sangat menggemaskan. Jari-jari kecil mereka, lengan yang masih mengkerut, dan mata yang indah ketika menatap Anda. Tapi itu tidak berarti Anda bisa langsung datang tanpa mengabarkan, terutama di hari-hari awal ketika bayi perlu berada di gendongan ibu sepanjang waktu. Tanpa tamu yang datang sebelum memberi kabar, orangtua baru sudah punya banyak hal untuk diurus. Jadi kalau memang belum diundang untuk datang menjenguk, Bunda bisa mengirim kartu, email, atau pesan ucapan selamat atas kelahiran si kecil, sebutkan bahwa Anda ingin melihat si bayi dan lalu tunggu hingga Anda diundang.

    Kenapa sebaiknya Anda datang saat diundang? Well, teman yang akan Anda kunjungi ini mungkin sedang berada dalam kondisi krisis, atau ketika Anda datang, ia sedang menggendong  bayi yang belum bisa ia tenangkan selama berjam-jam, dengan payudara penuh ASI merembes, dalam kondisi setengah telanjang, menderita baby blues atau depresi pasca melahirkan dengan rasa sangat malu atau khawatir jika Anda datang melihat ia dalam kondisi seperti itu. Ini bisa terasa seperti serangan privasi dan sungguh tidak kondusif untuk melakukan kunjungan terlalu awal.

    Jadi Bunda bisa membantu mengurangi jumlah tekanan yang mungkin dialami ibu baru dengan memastikan kunjungan Anda terencana dan Anda tiba tepat waktu, bahkan Anda bisa menelepon sebelum Anda pergi menjenguk untuk memastikan apa waktunya masih tepat untuk berkunjung atau tidak. Ketika menelepon, ini juga bisa menjadi kesempatan yang baik untuk bertanya apakah Anda boleh membawakan susu, roti, popok, atau barang penting lain yang mungkin sudah habis.


  6. Anggap seperti di rumah sendiri

    Saat mengunjungi teman yang baru melahirkan di rumahnya, jangan tunggu hingga Anda ditawari minum atau menunggu diberikan. Apalagi kalau di rumah itu mereka hanya tinggal berdua. Langsung saja menuju dapur dan tawarkan untuk membuat minuman untuk semua orang. Orangtua baru sudah cukup repot mengurus bayi, dan jangan repotkan mereka dengan menuntut menjadi tuan rumah yang baik. Anda bisa menolong mereka dengan ikut membantu. Tawarkan mereka minum, lihat apa mereka ingin diambilkan makanan dari dapur, dan bantu mereka sebisa mungkin.


  7. Tahu kapan Anda tidak boleh menjenguk bayi baru lahir

    Penting untuk diingat bahwa bayi baru lahir belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat dan rentan terhadap penyakit. Jika Anda merasa tidak dalam kondisi fit, meski hanya berupa hidung berair, jangan jenguk bayi tersebut dulu. Atur kembali kunjungan ketika Anda sudah sehat, jangan ambil risiko membuat bayi tertular.

    Bahkan ketika Anda sehat, Anda bisa membawa bakteri yang bisa membuat bayi sakit. Selalu cuci tangan sebelum memegang bayi dan hindari menciumnya, terutama di bibir, wajah, atau tangan yang sering masuk ke mulut bayi. Jangan masukkan jari Anda ke mulut bayi meski Anda sudah mencucinya.


  8. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah

    Jika Anda melihat tumpukan piring kotor di rumah teman Anda yang baru melahirkan, bawa ke tempat cuci piring dan bersihkan. Membuat dapurnya sedikit lebih bersih, merapikan ruang tamu, atau menyapu teras bisa memberi waktu bagi keluarga baru untuk menjalin ikatan yang sangat penting pada hari-hari awal. Orangtua baru tidak punya waktu dan energi yang cukup untuk membersihkan rumah.

    Mungkin ada beberapa ibu yang tidak suka jika Anda membersihkan rumah mereka, tapi ini tidak akan jadi masalah jika Anda mengenal baik mereka. Beberapa ibu juga bisa merasa bersalah bila membiarkan Anda membereskan rumahnya, jadi jika Anda ingin menawarkan diri untuk mencuci piring, sebaiknya katakan, “Saya senang kalau bisa membantu pekerjaan rumahmu agar kamu bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama bayi. Keberatan nggak kalau saya cuci piring kotormu?”  Dan sebaiknya hindari pertanyaan, “Saya bisa bantu apa?” karena ini berkesan sedikit menantang dan ibu baru tersebut pasti bingung untuk menjawabnya.

    Jika teman Anda ini punya anak yang lebih besar, akan melegakan bagi mereka jika Anda bisa bermain dengan anak tertuanya. Meski hanya dengan berinteraksi dengan si anak ketika berkunjung, mengajaknya ke taman, ke halaman belakang untuk bermain, atau apa saja agar anak yang lebih tua merasa mendapat perhatian istimewa juga selagi ibu dan ayahnya bisa fokus pada kebutuhan bayi yang sangat tinggi.


  9. Hanya katakan hal yang baik

    Jika Anda merasa bayi teman Anda cantik dan lucu, katakanlah. Puji juga teman Anda jika ia bisa mengerjakan semua tugas sebagai orangtua baru dengan baik. Tapi jangan coba memberikan saran tentang mengurus bayi kecuali jika diminta. Jika teman Anda berkata ia merasa lelah, ini bukan kesempatan untuk Anda memojokkannya, tapi cobalah berempati agar ia merasa dimengerti. Jika dimintai saran, Anda bisa bebas berbagi ide, tapi bukan dengan cara yang menghakimi.

    Semua orangtua berbeda, dan orangtua baru biasanya merasa kurang percaya diri, jadi lakukan yang Anda bisa untuk membantu membangun rasa percaya diri mereka  dengan kata-kata yang menenangkan. Anda juga perlu memahami kalau hari-hari awal menjalin ikatan dengan bayi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan ASI, dibutuhkan kerja keras, dukungan, dan dorongan. Jangan ceritakan betapa sulitnya masa menyusui yang pernah Anda alami, atau menyarankan mereka untuk beralih ke susu formula agar semua menjadi lebih mudah. 


  10. Pahami kondisi ibu

    Bila orangtua baru terlihat seperti zombie ketika Anda datang, jangan berharap Anda bisa bercakap-cakap banyak. Jangan bebani mereka dengan harus menjadi tuan rumah dan menemani Anda ngobrol. Bila Anda datang berkunjung dalam beberapa minggu pertama setelah kelahiran, Anda akan melihat ibu yang kesulitan menyusui dan semacamnya. Jadi hindari kata-kata negatif seperti “Jorok” atau “Ih, kotor banget sih.”

    Ketika mulai menyusui, payudara ibu sangat penuh atau bengkak dan membuat menyusui jadi sedikit sulit. Coba beri ia ruang dan privasi untuk menyusui. Ia mungkin merasa malu ketika ingin menyusui bayinya, tapi payudaranya sudah meneteskan ASI. Juga penting  untuk tidak berlama-lama ketika berkunjung.

    Tanyakan apakah ia ingin istirahat selama Anda berkunjung, karena kemungkinan ada banyak tamu yang datang, yang bisa membuat ibu kelelahan. Ia mungkin merasa bersalah jika harus menolak tamu. Beberapa ibu baru menerima tamu tanpa henti yang membuatnya sangat kelelahan tapi masih harus begadang di malam harinya.


  11. Berkunjung sebentar saja

    Sebagai aturan umum, kecuali Anda diberi izin untuk melakukan sebaliknya, satu jam adalah waktu maksimal yang Anda habiskan untuk mengunjungi bayi. Ini mungkin tidak terdengar lama, tapi setelah melahirkan dan mengalami kurang tidur, akan sangat sulit bersosialisasi, menghibur tamu, dan selalu tersenyum ke tamu yang datang. Beberapa orangtua mungkin memberitahu kalau tamu favoritnya adalah yang datang membawa makanan, membantu merapikan dapur, membuatkan minuman, menggendong bayi sebentar, lalu pulang. Orangtua masih harus menjalin kedekatan dengan bayi baru lahirnya, dan ini proses yang butuh waktu, jadi mereka akan membutuhkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga baru.


  12. Beri perhatian ke ibu, jangan hanya ke bayi

    Setelah kehamilan yang lama dan menguras emosi serta persalinan yang melelahkan, fokus semua orang hanya tertuju pada bayi dan ibu sering kali terlupakan. Pastikan Anda memberikan perhatian ke ibu bayi juga, tanyakan bagaimana perasaannya dan seperti apa pengalaman melahirkan yang ia alami.

    Penting untuk memastikan ibu dalam kondisi baik secara emosi setelah melahirkan karena depresi pasca persalinan sering terjadi. Jangan lupa periksa juga kondisi si ayah. Tanyakan apakah ada yang bisa Anda bantu.

    Di Cina ada tradisi ibu dan bayi baru lahir tinggal di rumah selama 1 bulan pertama. Kakek-nenek dan kerabat lain yang melakukan tugas rumah, memasak, dan mengerjakan pekerjaan domestik lainnya, untuk membuat ibu punya waktu menjalin kedekatan dengan si bayi baru lahir.

    Di beberapa negara Amerika Latin, ibu dirawat selama 40 hari, agar memberinya waktu untuk pulih dan menjalin kedekatan dengan bayi. Tradisi yang sama ada di India. Ibu tidak boleh masuk ke dapur dan kerabat yang akan memasak dan bersih-bersih rumah untuk keluarga.


  13. Hati-hati dengan pertanyaan yang Anda ajukan

    Ibu baru kadang sangat sensitif, dan bisa menganggap pertanyaan yang Anda ajukan terasa menyudutkan meski Anda tidak bermaksud demikian. Daripada bertanya, “Apa kamu menyusui?” ganti dengan kalimat, “Bayinya kelihatan sangat sehat.” Daripada bertanya, “Apa bayimu sudah tidur sepanjang malam?” cukup katakan, “Saya dulu merasa sangat lelah setelah lahir. Beri tahu kalau kamu mau tidur sebentar ya.” Daripada bertanya, “Apa kamu menerima epidural?” lebih baik katakan, “Apa kamu mau cerita tentang proses persalinanmu?”

    Yang perlu diingat, tidak semua ibu langsung merasa jatuh cinta pada bayinya. Ada kemungkinan ibu baru mengalami depresi atau kecemasan pasca persalinan yang bisa mengganggu hubungannya dengan si bayi. Pertanyaan yang mengasumsikan semua baik-baik saja bisa membuatnya merasa bersalah dan bersedih.

    Anda bisa tanyakan bagaimana perasaannya. Pastikan ia tahu kalau Anda orang yang tepat untuk dimintai bantuan bila ia membutuhkannya. Bila ibu memberitahu kalau ia merasa depresi, bujuk ia untuk berkonsultasi dengan konselor.


  14. Hindari berkomentar tentang kondisi rumah atau tubuh ibu

    Hal terakhir yang menjadi perhatian ibu baru adalah tentang kondisi rumah dan kondisi dirinya sendiri. Bukan komentar yang tepat bila Anda mengatakan, “Ih, ini rumah kaya abis kena tornado!” atau “Kok, payudaramu jadi besar sekali” atau “Kamu kelihatan capek banget.” Meski tidak layak diucapkan tapi ini sering terjadi. Sebagai gantinya Anda bisa katakan, “Si bayi sudah pintar menyusu ya.” Atau “Kamu terlihat sangat berkilau.”


  15. Bawakan hadiah

    Tanyakan ke ibu apa yang ia butuhkan dan apa yang perlu Anda beli sebelum datang berkunjung. Bisa jadi ibu minta dibelikan dot atau perlengkapan menyusui yang harganya tidak mahal. Membawa hadiah tidak berarti harus barang yang mahal. Bila merasa ragu, tanyakan merek popok yang digunakan bayi dan bawakan untuknya. Bila Anda membawa popok yang tidak cocok, si ibu harus berurusan dengan ruam di kulit bayi dan tentu ini akan semakin merepotkannya.

(Ismawati)