Balita

Membentuk Perilaku Jujur Pada Buah Hati Anda

Membentuk Perilaku Jujur Pada Buah Hati Anda

Mengajari buah hati Anda mengenai nilai-nilai kejujuran bisa jadi merupakan salah satu hal yang tidak mudah. Lalu kapan kiranya waktu yang tepat bagi Anda, para orangtua bisa mulai mengajarkan nilai-nilai kejujuran pada buah hati Anda.

Menurut para ahli usia yang tepat untuk menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai kejujuran pada buah hati Anda adalah pada saat si kecilberusia 3-4 tahun. Pada usia tersebut,buah hati Anda sudah mulai bisa membedakan dan memilah sesuatu hal mana yang merupakan kebohongan atau kejujuran.Anda pun sudah harus mulai waspada, karena pada saat si kecil sudah mulai memasuki usia tersebut ia akan sangat rentan melakukan kebohongan.

Jane Nelsen, penulis bukuseri Positive Discipline mengatakan bahwa “pada usia tersebut buah hati Anda rentan sekali melakukan kebohongan, hal ini dilakukan karena ia sering merasa takut akan hukuman yang Anda berikan jika ia ketahuan  melakukan sebuah kesalahan atau takut mengecewakan Anda karena apa yang Anda harapkan terjadi pada si kecil tidak tercapai atau terpenuhi”.

Walau memang pada usia 3-4 tahun si kecil sudah bisa membedakan mana perilaku benar dan salah. Namun, buah hati Anda yang berusia 3-4 tahun belum cukup mempunyai kesadaran bahwa berbohong adalah perilaku yang tidak baik.

Bagi si kecil melakukan kesalahan berarti ia akan mendapatkan hukuman dan menyembunyikan kesalahan yang telah ia lakukan adalah cara terbaik agar ia bisa terhindar dari hukuman Anda. Jadi bila Anda ingin menanamkan kejujuran pada diri buah hati Anda, usahakanlah untuk menciptakan lingkungan yang membuat si kecil nyaman dan aman bila dia mengatakan hal yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataannya yang si kecil sampaikan merupakan sebuah kesalahan.

Janganlah langsung membentak dan memarahi si kecil, apalagi langsung memberikan hukuman pada buah hati Anda. Hal tersebut bukanlah tindakan efektif untuk mengajarkan nilai kejujuran pada buah hati Anda.

Justru sebaliknya, hal tersebut malah akan menjadi awalan dan pemicu untuk melakukan kebohongan pada diri buah hati Anda. Jika begitu, lihatlah Anda secara tidak langsung malah mengajarkan si kecil untuk berperilaku berbohong. 

Jika Anda ingin membentuk karakter si kecil agar menjadi pribadi yang selalu jujur pada kondisi apapun maka, perhatikanlah hal-hal berikut ini

1. Mulailah dari diri Anda.Cara yang paling baik untuk menanamkan nilai kejujuran pada diri buah hati Anda tentu saja dimulai dari diri Anda sendiri. Seperti yang kita tahu, orangtua adalah contoh yang nyata bagi buah hatinya.

Jadi mulai sekarang Anda harus mulai menanamkan sikap jujur dan tidak berbohong dalam situasi apapun pada diri Anda terlebih dahulu, karena sikap Anda akan sepenuhnya ditiru dan dijadikan pedoman oleh si kecil di rumah.

2. Ajarilah si kecil bahwa berbohong tidak menyelesaikan masalah.Kita semua pernah melakukan kesalahan. Jadi jangan langsung memarahi si kecil bila Anda mendapati kaca jendela rumah Anda pecah karena tendangan bola si kecil. Tanyakanlah terlebih dahulu pada buah hati Anda, bagaimana kaca jendela rumah itu bisa pecah.

Jika buah hati Anda mengatakan alasan-alasan yang aneh untuk menutupi kesalahannya tersebut, beritahukanlah bahwa apa yang si kecil sampaikan terdengar seperti ingin menutupi sesuatu hal. Bila ia mengelak, maka berilah peringatan bahwa tidak masalah jika kaca jendela tersebut pecah, walau memang sebenarnya  cukup membuat masalah.

Namun hal itu tidak akan membuat si kecil dihukum atau dimarahi oleh Anda, apabila ia mau berterusterang mengenai hal yang sebenarnya terjadi. Jika si kecil mau berterusterang pada Anda maka Anda akan membiarkan masalah kaca jendela tersebut selesai dan tak ada hukuman untuk dia. Dengan begitu si kecil akan menyadari bahwa ia akan lebih dihargai bila bersikap jujur.

3. Hindari melabeli si kecil dengan sebutan pembohong. Jangan pernah sekalipun Anda berkata atau menyebut bahwa si kecil adalah pembohong, apalagi mengatakan hal tersebut dihadapan orang lain. Hal tersebut akan sangat tertanam dalam benak dan pikiran buah hati Anda dan hanya akan menimbulkan permasalahan baru yaitu si kecil malah akan menjadi lebih tertutup mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

Jadi berhati-hatilah dengan sikap dan kata-kata Anda terhadap si kecil, lebih baik Anda memberitahukan dengan halus mengenai sikap berbohong si kecil yang tidak Anda sukai. Gunakanlah kata-kata penuh kasih agar si kecil tidak merasa terhakimi dan mau terbuka mengenai sikap berbohongnya pada Anda. Dengan begitu si kecil akan lebih bisa terbuka dan berkata jujur pada Anda.

4. Cari tahu alasan mengapa si kecil berbohong. Cari tahu lah apa penyebab si kecil melakukan kebohongan. Bila Anda tahu penyebab mengapa si kecil melakukan kebohongan tersebut, peringatkanlah si kecil dengan halus bahwa apa yang dilakukannya tersebut bukanlah hal baik.

Jujur dalam melakukan sesuatu hal lebih penting jika dibandingkan berbohong untuk mencapai sesuatu hal. Hal tersebut malah akan merusak sesuatu yang telah diraihnya.

5. Berikanlah pujian jika si kecil bersikap jujur pada Anda.Berikanlah pujian pada buah hati Anda bila ia terlihat bersikap jujur pada Anda. Dengan memberikan pujian pada si kecil atas apa yang telah dia lakukan, ia akan merasa dihargai oleh Anda ketika ia bersikap jujur pada Anda.

6. Jangan lupa untuk mengingatkan dan menanamkan kepada buah hati Anda agar tetap bersikap hormat dan santun ketika mengatakan hal jujur pada orang lain. Hal ini sangat penting sekali untuk selalu Anda ingatkan dan tanamkan sedari dini. Memang bersikap jujur dan apa adanya sangatlah penting dan merupakan sebuah keharusan. Namun bukan berarti si kecil boleh Anda ijinkan untuk bersikap kasar apalagi sampai menyakiti hati orang lain. Kita tahu bersikap jujur terkadang menyakitkan, tapi berkata kasar dan berkata jujur akan sesuatu hal  adalah sesuatu yang sangat berbeda jauh.

Ajarkanlah si kecil sedari dini untuk mengungkapkan pendapatnya dengan memakai kata-kata positif yang lebih bisa diterima oleh orang lain dan tidak memakai kata-kata yang bisa menyakiti hati orang lain. Misalnya saja, ketika si kecil tidak menyukai makanan yang disajikan oleh teman Andapada saat Anda berkunjung ke rumah teman lama, bukankah lebih enak jika si kecil berkata “Mama, aku boleh mintaroti isi selai tidak? Aku lebih suka roti”, bila dibandingkan dengan “Mama makanan tante ini tidak enak, pahit”.

Bersikap jujur bukan berarti si kecil harus melupakan sikap menghargai dan menyakiti orang lain ya. Berikanlah terus pengertian dan pengetahuan bahwa bersikap jujur harus pula menghargai perasaan orang lain. Jangan malah menimbulkan permasalahan baru dengan berkata kasar pada saat mengungkapkan pendapatnya.


(Wati)