Balita

Memilih Makanan Kemasan Untuk Anak, Baiknya Harus Lebih Hati-Hati!

Memilih Makanan Kemasan Untuk Anak, Baiknya Harus Lebih Hati-Hati!

Memilih makanan kemasan untuk anak, ternyata tak boleh sembarangan, lho! Karena beberapa makanan tersebut memiliki kandungan yang kurang baik untuk anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun. 

Makanan kemasan anak umumnya tampak menarik dari bungkusnya, tapi sebelum membelinya, Parents sebaiknya perlu memeriksa dulu kandungan atau peringatan di kemasannya. Terlebih, baru-baru ini jagat maya sempat heboh karena ada sebuah ulasan yang mengatakan bahwa beberapa produk kemasan yang dijual di pasaran tidak disarankan dikonsumsi anak kecil.

Terutama oleh anak-anak di bawah 5 tahun. Nah, yang sangat disayangkan adalah peringatan ini ditulis dengan huruf yang cenderung sangat kecil pada label kemasan.

Sehingga bikin orang tua sering 'kecolongan', terutama saat kurang jeli membaca komposisi kemasan. Makanan dan minuman itu tersebar pada beragam produk seperti sirup, makanan ringan yang mengandung kacang, hingga minuman berbentuk jelly. Tentu saja makanan dan minuman tersebut pastinya sudah sangat akrab untuk anak-anak. 

Lalu bagaimana agar Parents bisa mengantisipasi bahaya kesehatan dengan memilih makanan kemasan yang aman?

Serba-serbi makanan kemasan yang beredar di pasaran


Melansir dari laman CNN Health, sebuah studi baru mengungkapkan makanan ringan untuk anak-anak yang ada di pasaran belum tentu punya nilai gizi yang baik. Biasanya kandungan paling banyak adalah, gula dengan nutrisi yang lebih rendah.

Studi tersebut rupanya telah mengamati hampir 6000 makanan kemasan anak yang ada, dan umumnya makanan kemasan anak ini punya tampilan menarik, dengan sistem promosi mereka yang sangat masif. Berangkat dari hal tersebut, maka orang tua disarankan perlu memilih makanan kemasan anak dengan ekstra hati-hati lagi.

Memilih makanan kemasan harus memperhatikan kandungan gizi di dalamnya


Kita tidak bisa membatasi makanan atau minuman yang beredar di pasaran, namun Ibu bisa mulai memilih makanan kemasan yang baik untuk asupan keluarga tercinta. Melansir dari laman Eating Well, berikut ini merupakan beberapa bahan makanan yang mungkin terkandung pada makanan kemasan dan sebaiknya dihindari saja:

1. Bisphenol A (BPA) dan phthalates

Produk kimia seperti Bisphenol A (BPA) dan phthalates biasanya tidak terkandung pada makanan atau minuman, tapi bisa jadi terkandung pada kemasan yang digunakan. Baru-baru ini, American Academy of Pediatrics menyerukan peraturan ketat mengenai pemakaian BPA dan phthalates pada kemasan apapun.

2. Pemanis buatan

Memilih makanan kemasan sebaiknya melihat kadar gula yang terkandung di dalamnya. Food and Drug Administration (FDA) di Amerika, sudah menyetujui penggunaan pemanis buatan dalam jumlah yang sedang untuk menambah rasa manis bagi makanan atau minuman.

Namun, banyak penelitian dan tenaga ahli kesehatan mengungkapkan tentang potensi bahaya dari mengonsumsi pemanis buatan, terutama yang ada pada makanan kemasan anak. Pemanis buatan ini, akan memengaruhi bakteri usus yang berperan penting pada pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan.

Memilih makanan kemasan dengan pemanis buatan, justru akan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 atau masalah kesehatan lainnya. Hingga saat ini, pemanis buatan atau pengganti gula yang masih dianggap aman adalah stevia karena terbuat dari tanaman asli.

3. Pewarna makanan


Makanan akan tampak menarik dan menggiurkan saat warnanya cerah, oleh karena itu banyak juga makanan kemasan anak yang mengandalkan pewarna makanan supaya banyak digemari anak-anak. Sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Science menyebutkan, beberapa anak-anak dengan perilaku hiperaktif tinggi cenderung tak mampu bersikap tenang saat sedang berada di sekolah.

Hal ini diketahui akibat mereka kerap mengonsumsi berbagai makanan kemasan anak dengan pewarna sintetis. Sebenarnya pewarna sintetis pada makanan tak baik diberikan oleh anak-anak dalam kondisi apapun. 

Karenanya, Parents harus lebih jeli dalam memilih makanan kemasan yang bebas pewarna atau yang menggunakan pewarna alami dari bahan makanan, seperti buah hingga sayuran.

4. Jus buah kemasan atau konsentrat

Memilih makanan kemasan juga harus memperhatikan kadar gula yang terkandung dalam produk tersebut. Buah yang utuh cenderung lebih sehat dan banyak manfaat, terutama bagi anak-anak.

Sementara itu, jus buah kemasan hadir dengan warna yang jauh lebih menarik, padahal gula yang ada pada produk tersebut dinilai sangat tinggi. Menurut American Heart Association, anak-anak dengan rentang usia 2-18 tahun boleh mengonsumsi gula tidak lebih dari 6 sendok teh gula setiap harinya.

Tips memilih makanan kemasan anak yang aman


Saat tiba waktunya untuk belanja bulanan, pasti Ibu sudah mempersiapkan produk apa saja yang sedang dibutuhkan. Berikut ini ada beberapa tips memilih makanan kemasan yang aman untuk anak-anak, dilansir melalui laman Purple Kaddu:

  • Perhatikan porsi yang tepat, terutama bila sedang berdiet
  • Pilih bahan paling minimum di antara beberapa merk
  • Pastikan memilih makanan kemasan dari bahan alami
  • Minuman olahan sebaiknya dihindari, terutama bila terkandung banyak gula
  • Hindari makanan dan minuman dengan zat pewarna atau pemanis buatan.

Memilih makanan kemasan untuk anak-anak perlu dilakukan sesering mungkin, supaya anak-anak terhindar dari berbagai macam penyakit dan kesehatannya terjaga dengan baik.

Makanan dan minuman yang harus dibatasi untuk anak-anak


Melansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa makanan dan minuman yang ada harus dibatasi konsumsinya untuk anak-anak, atau bila perlu Ibu harus mengetahui kapan usia yang tepat untuk memberikan makanan dan minuman tersebut. Berikut beberapa bahan makanan dan minuman yang punya aturan khusus dalam pemberiannya untuk anak-anak:

  • Anak-anak berusia di bawah 24 bulan sebaiknya tidak diberi tambahan gula atau garam
  • Pemberian madu sebelum 12 bulan dapat menyebabkan keracunan makanan serius pada anak (botulisme)
  • Anak-anak pada usia berapapun sebaiknya tidak diberikan minuman atau makanan yang tidak melalui tahap pasteurisasi, misalnya: susu, jus, yoghurt, atau keju
  • Minuman kemasan sebaiknya dibatasi, terutama bila anak-anak memiliki pola perilaku hiperaktif
  • Makanan dengan kandungan garam yang tinggi seperti makanan kaleng, daging olahan, hingga makanan beku
  • Ikan dengan merkuri tinggi (king makarel, marlin, todak, tuna, dsb)
  • Susu sapi murni sebaiknya dihindari jika anak belum berusia 12 bulan
  • Minuman jus kemasan tidak boleh diberikan untuk anak berusia kurang dari 1 tahun
  • Segala macam minuman mengandung kafein harus dihindari jika usia si kecil kurang dari 2 tahun.

 Editor: Aprilia