Balita

Mengatasi Jerawat pada Bayi

Mengatasi Jerawat pada Bayi

Seorang bunda ada yang mengeluhkan bayinya memiliki bintil-bintil di bagian dagu. Kemungkinan bintil ini adalah jerawat. Jerawat pada bayi merupakan kondisi kulit yang tidak membahayakan kok Bun, dan ini bisa muncul sejak lahir hingga usia 7 bulan.

Jerawat pada bayi sangat wajar terjadi. Jerawat ini terlihat mirip dengan jerawat pada remaja. Bunda akan melihat benjolan berwarna putih atau merah, yang dikelilingi oleh kulit yang kemerahan. Bayi laki-laki lebih mudah terkena jerawat dibandingkan bayi perempuan.

Jerawat biasanya muncul di bagian pipi dan kadang di dahi, dagu, bahkan punggung. Kondisi ini mungkin terjadi saat si kecil kepanasan, atau bila kulitnya mengalami iritasi karena air liur, gumoh susu, kain yang bertekstur kasar, atau pakaian yang dicuci dengan deterjen yang tidak ramah untuk bayi.

Tapi Bunda perlu tahu, noda pada wajah bayi yang baru lahir bukanlah jerawat, ya Bunda. Benjolan kecil berwarna putih yang ada saat ia lahir dan hilang dalam beberapa minggu dinamakan milia. Milia tidak berhubungan dengan jerawat. Jika iritasi kulit terlihat menjadi bersisik atau muncul di mana-mana pada tubuh bayi, mungkin ia mengalami kondisi berbeda, seperti kelainan kulit di kepala bayi atau eczema.

Tak ada penyebab pasti terjadinya jerawat pada bayi. Para ahli kadang merujuk pada kondisi hormon yang bayi terima dari ibu pada akhir masa kehamilan sebagai penyebab timbulnya jerawat bayi. Tapi peneliti masih terus melakukan penelitian tentang faktor lain dan masih terpaku pada satu sebab ini.

Jika Anda menjalani pengobatan tertentu di masa menyusui, atau jika bayi Anda melakukan pengobatan khusus, ini juga bisa memicu terjadinya jerawat. Pada beberapa kasus, bayi bereaksi pada produk perawatan kulit, khususnya dengan kadar minyak tinggi yang bisa menyumbat pori-pori kulit.

Jerawat bayi biasanya akan hilang dalam beberapa minggu, tapi ada juga yang bertahan selama berbulan-bulan. Jika jerawat tidak juga hilang setelah 3 bulan, Anda perlu membicarakannya pada dokter. Dokter bisa meresepkan pengobatan kulit jika jerawat tidak juga hilang atau bertambah parah. Jerawat bayi yang menetap juga bisa menjadi pertanda anak Anda akan bermasalah dengan jerawat di masa remaja nanti.

Berikut ini beberapa langkah yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan pada jerawat si kecil: 

a. Cuci kulit bayi dengan sabun berformula ringan, karena jerawat bayi muncul disebabkan oleh minyak yang tersumbat akibat perubahan hormon di tubuh bayi Anda. Sangat penting untuk menjaga kulit bayi tetap bersih dan kering. Kadang yang menjadi masalah adalah sabun yang digunakan. Coba hentikan penggunaan sabun bayi untuk sementara waktu, lalu lihat apakah kondisinya membaik. Sebagai gantinya celupkan bola kapas di air hangat dan dengan lembut basuh muka bayi Anda. Air dan bola kapas akan membersihkan area kulit tanpa penambahan bahan kimia atau sumber iritasi lain. Bersihkan wajah bayi setidaknya sekali dalam sehari, lalu gunakan handuk dan beri tepukan lembut untuk mengeringkannya.

b. Hindari penggunaan lotion atau krim yang dapat menyebabkan pori-pori tersumbat. Hingga jerawat si kecil hilang, lebih baik Anda memilih pelembab bayi sekaligus pencuci muka daripada menggunakan lotion, kecuali bila bayi Anda memiliki kulit yang sangat kering. Jika punggung, leher, dan dada tidak menunjukkan tanda berjerawat, Anda bisa menggunakan lotion ringan di area ini.

c. Jaga agar bayi Anda tidak menggaruk wajahnya. Anda bisa mengenakan sarung pada kedua tangannya hingga jerawat berangsur hilang. Jerawat yang digaruk bisa menyebabkan infeksi dan mengakibatkan kondisi kulit yang lebih serius.

d. Segera keringkan wajah bayi kapanpun ia gumoh atau mengeluarkan air liur selama disusui atau diberi makan. Membiarkan kondisi lembab di area mulut dapat memperparah atau meningkatkan jerawat di bagian dagu. Penggunaan kain alas dada pada bayi akan sangat membantu untuk menjaga agar bajunya selalu kering.

e. Jika bayi Anda yang baru lahir memiliki jerawat, jangan lakukan yang berikut ini:

  1. Memencet atau memecahkan jerawat.
  2. Menggunakan pengobatan di area kulit yang kuat seperti benzoyl peroxide atau salicylic acid.
  3. Menggunakan lotion minyak pada area kulit bayi. Ini bisa membuat jerawat bertambah parah. Beberapa orangtua merasa terbantu mengatasi jerawat pada bayi mereka dengan menggunakan krim tanpa kandungan minyak. Saat anda mencobanya, pantau pengaruhnya pada kulit bayi, dan bersiap berhenti menggunakannya jika kondisinya bertambah parah.
  4. Menggunakan obat tanpa resep dokter.
  5. Menggosok jerawat. Jerawat bayi bukan dikarenakan adanya kotoran. Terlalu sering mencucinya dapat menyebabkan iritasi pada kulit, jadi jangan berlebihan saat membersihkannya.

f. Jika Bunda menyusui si kecil, coba ubah pola makan Anda. Beberapa wanita menyusui yang makan banyak buah melaporkan timbulnya jerawat pada bayi setelah mereka disusui. Kadang beberapa jenis buah memang menyebabkan masalah di kulit pada bayi yang baru lahir. Mintalah saran dari dokter bila Anda merasa menyusui menyebabkan bayi mengalami jerawat.

g. Tanyakan pada dokter tentang pengobatan jerawat bayi yang lebih kuat bila jerawat tidak juga hilang dalam 3 bulan, atau jerawat menjadi semakin parah dan menyebar ke area tubuh lain dengan cepat.

h. Coba gunakan bedak bayi. Beberapa ibu dengan bayi baru lahir yang mengalami jerawat merasa mengaplikasikan baby powder secara lembut di area kulit yang bermasalah dapat menghilangkan jerawat. Jika Anda ingin melakukan ini, gunakan bola kapas untuk menaburkan bedak, dan pastikan bedak tidak masuk ke bagian mata, mulut, atau telinga si kecil.

i. Bicarakan pada dokter bila bayi mengalami jerawat setelah mulai pengobatan tertentu. Beberapa resep obat dapat menyebabkan jerawat, dan dokter Anda akan menawarkan pengobatan alternatif yang tidak menyebabkan reaksi pada kulit.

j. Bersabarlah Bunda, meski Anda merasa terganggu melihat kulit buah hati yang bermasalah, bayi Anda mungkin tidak merasa demikian. Jerawat bayi biasanya hilang dalam 3 atau 7 minggu setelah kemunculannya.

(Ismawati)