Ibupedia

Mengenal Siklus Tidur Bayi

Mengenal Siklus Tidur Bayi
Mengenal Siklus Tidur Bayi

Anda mungkin penasaran tentang berapa lama bayi perlu tidur atau tahapan tidur apa saja yang dialami bayi. Yuk pahami siklus tidur bayi agar bisa membantu Anda mengatasi masalah tidur yang dialaminya.

Siklus Tidur Pada Bayi

Tidur terjadi dalam dua tahap yang berbeda yang merefleksikan tingkat aktivitas otak yang  berbeda pula. Aktivitas otak selama tidur diukur menggunakan electroencephalogram (EEG) yang bisa menunjukkan pola otak dan tahap tidur berbeda yang dilalui. Penelitian menunjukkan kalau otak manusia masih aktif selama tidur dan tahap serta proses tertentu yang terjadi selama tidur penting untuk fisik, mental, dan emosional.

Tiap siklus tidur dicirikan oleh jenis aktivitas gelombang otak yang berbeda. Siklus tidur terdiri dari non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). 

Tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement) 

NREM dibagi menjadi 4 tahap yang berlangsung dari rasa kantuk dan tidur ringan hingga tidur dalam:

  • Tahap 1 (tidur ringan)

  • Tahap 2

  • Tahap 3 dan 4 (tidur dalam)

Kadang saat rasa kantuk ke tidur lebih dalam, hentakan tiba-tiba atau sensasi jatuh bisa dialami dan membuat kita kembali terjaga. Ini cukup normal dan membedong bayi bisa membantu mengatasinya.

Siklus tidur NREM dan REM terjadi berulang kali selama tidur malam. Tahap 1, 2, 3, dan 4 diikuti oleh tidur REM. Siklus tidur yang lengkap, mulai dari awal tahap 1 hingga akhir tidur REM, biasanya butuh waktu sekitar 1,5 jam pada orang dewasa dan 60 menit pada bayi usia 6 bulan.

Pola tidur meningkat dari tahap 1 ke tahap 4 lalu berubah kembali ke tahap 3, diikuti oleh tahap 2. Dari titik ini, tidur kembali ke tahap REM. Setelah tahap ini, tidur kembali ke tahap 2, tahap 3 dan tahap 4 dan proses ini berulang sekitar 4 hingga 5 kali.

Tidur tahap 1 adalah fase transisi antara terjaga dan tidur dan merupakan tidur ringan. Bayi bisa dengan mudah terbangun saat tidur ringan. Tahap ini dimulai tepat saat tertidur dan sebanyak 5 hingga 10 persen dari total waktu tidur. Wajar bila kita terbangun selama fase tidur ini tapi  bisa jadi masalah pada anak kecil dan bayi yang tidak bisa menenangkan diri untuk kembali tidur tapi membutuhkan bantuan dari orang tua, menyusu, atau apapun untuk membuat mereka kembali tertidur. Kembali tidur adalah perilaku yang perlu dipelajari dan melatih si kecil belajar kembali tidur secara mandiri menjadi hal penting untuk mencegah masalah tidur.

Tahap tidur 2 adalah tidur ringan dan porsinya 50 persen dari total tidur. Mudah membangunkan seseorang atau terbangun dari tahap tidur ini. Ketika Anda masuk di tidur tahap 3, akan sulit untuk terbangun atau membangunkan orang lain. Bila Anda membangunkan orang di tahap ini, mereka tidak bisa mengingatnya.

Pada tahap tidur 4 detak jantung dan nafas melambat, tekanan darah turun, tubuh diam, gerakan otot dan gerakan mata berhenti, suhu tubuh juga berhenti. Tidur dalam terjadi ketika anak mengalami teror malam, tidur sambil berjalan, atau mengompol.

Tidur REM 

Selama tidur REM otak terjaga dan sangat aktif tapi di kondisi bermimpi. Bila terbangun selama fase tidur ini, Anda masih bisa mengingat mimpi. Selama tidur REM, bola mata bergerak dengan cepat, tekanan darah meningkat, detak jantung dan nafas jadi cepat dan tidak teratur. Otot tubuh menjadi lumpuh, juga terjadi kejang pada tangan dan kaki.

Penelitian telah menunjukkan kalau tidur REM penting untuk proses mental, penyimpanan informasi, dan transfer peristiwa dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Tidur REM biasanya terjadi setelah satu atau dua siklus tidur non-REM dan terjadi tiap 90 menit pada orang dewasa dan satu jam pada anak kecil. Kita bermimpi beberapa kali dalam semalam, periode REM pertama berlangsung  sekitar 5 menit, lalu meningkat jadi lebih lama.

Kebutuhan Tidur Bayi

Bunda, bayi butuh lebih banyak tidur dibanding orang dewasa. Dalam periode 24 jam, rata-rata bayi baru lahir tidur selama 16 jam. Di usia 3 bulan, bayi butuh tidur sekitar 15 jam dalam sehari.

Bayi tidak akan tidur lama dalam sekali waktu, termasuk di malam hari. Awalnya ia perlu bangun untuk menyusu. Dari usia baru lahir hingga 3 bulan, bayi akan tidur di siklus tidur-terjaga sepanjang hari, dengan durasi lebih lama di malam hari.

Panjang siklus tidur ini bergantung pada bayi. Ia mungkin tidur selama dua jam sepanjang siang hari, dan 4 hingga 6 jam di malam hari. Kembar identik memiliki pola tidur yang mirip tapi kembar non identik pola tidurnya tidak sama.

Bayi Bermimpi

Bayi mengalami tidur mimpi lebih banyak dibanding orang dewasa. Diperkirakan bayi prematur menghabiskan sekitar 80 persen tidur dalam tidur REM dan sekitar 50 persen pada bayi cukup umur. Tidur mimpi orang dewasa hanya sekitar 20 persen dari total tidur. Jadi ketika mimpi Anda antara satu hingga dua jam semalam, bayi baru lahir bermimpi hingga 8 jam. Ketika berumur satu tahun, tidur mimpi akan berkurang menjadi sekitar sepertiga dari total tidurnya.

Sebenarnya bayi sudah mengalami tidur REM ketika ia berada di dalam rahim, ketika Anda hamil 6 atau 7 bulan. Selama tidur REM, mata bayi bergerak maju mundur di bawah kelopak mata, sedang tubuhnya tetap diam.

Pada tidur dalam, bayi akan bernafas dalam dan teratur, kadang dengan tarikan nafas dalam. Ia akan diam berbaring, tapi bisa menggerakkan lengan atau kaki dan gerakan menghisap dengan mulut. Setelah bulan pertama tidur mimpi akan perlahan menjadi lebih kontinu.

Tidur dan Menyusui

Tiap bayi berbeda, tapi kebanyakan bayi bisa tidur tanpa menyusu selama malam hari mulai dari usia sekitar 6 bulan. Beberapa bayi akan berhenti meminta menyusu di malam hari lebih awal dari ini. Bicaralah pada dokter bila Anda ingin tahu apakah si kecil bisa tidak lagi menyusu di malam hari pada tahap ini.

Bila mengira bayi Anda siap untuk tidur tanpa menyusu, rutinitas waktu tidur yang konsisten akan membantunya memahami perbedaan antara menyusu dan tidur. Mulai dengan memisahkan antara menyusu dan tidur. Coba pastikan bayi tidak tertidur selama menyusu. Anda perlu memperhitungkan waktu menyusu terakhir di awal rutinitas waktu tidur. Bila melihat ia mengantuk saat menyusu, akhiri sesi menyusu dan selesaikan rutinitas waktu tidur sebelum membaringkannya di tempat tidur dalam kondisi mengantuk tapi masih terjaga. Bila bayi menyusu lebih dari sekali dalam semalam, Anda bisa berikan air putih ketika ia terbangun atau tidurkan ia kembali dengan menepuk-nepuk punggungnya perlahan.

(Ismawati)