Balita

Parent-Led Schedule: Menyusun Jadwal Harian untuk Bayi

Parent-Led Schedule: Menyusun Jadwal Harian untuk Bayi

Bayi diberi jadwal harian? Hmm... terdengar sedikit aneh, namun sebenarnya bayi perlu juga, lho, Bunda, memperoleh jadwal harian dari Anda. Jadwal harian seperti apa yang dimaksud?

Maksudnya begini, Bunda. Anda dapat membuat agenda harian, semacam timetable yang sangat spesifik, yang mengatur kapan bayi Anda makan, main, dan tidur.  Dengan menerapkan jadwal rutin secara konsisten, baik orang tua maupun anak akan terbiasa melakukan rutinitas sesuai waktu dengan sendirinya.

Keuntungan lain dari pengaturan jadwal harian ini adalah bayi sangat terbantu dalam mengatur jam internal mereka. Di samping itu, bayi dilatih menggunakan struktur yang dibutuhkan untuk perkembangan mereka. Kunci dari semua ini adalah melakukan jadwal dengan sangat konsisten. Tapi, mungkinkah bayi bisa mematuhi jadwal yang disusun orang tuanya?

Menurut sejumlah pakar yang merekomendasikan jadwal harian untuk bayi, bayi bisa melakukan rutinitas harian. Para pakar ini telah melakukan observasi bertahun-tahun terhadap ritme alamiah bayi dan mereka berkesimpulan, jika hari-hari bayi terstruktur dan terjadwal, maka bayi akan memiliki pola rutin yang dapat membuatnya mudah tidur pada malam hari.

Tapi, masih menurut para pakar, Andalah yang berperan dalam mengatur jadwal harian ini, bukan Anda yang mengikuti keinginan si kecil. Andalah yang menentukan kapan waktunya si kecil tidur, makan, dan lainnya. Itu sebabnya, metode ini diberi nama parent-led schedule. 

“Jadwal tidur siang tidak dikalukan berdasarkan keinginan bayi Anda. Ketika Anda menetapkan jadwal tidur siang, maka pada saat itulah ia harus tidur. Mudah saja,” kata pakar jadwal harian bayi yang juga penulis, Gary Ezzo.

Senada dengan Ezzo, perawat yang beralih menjadi pakar perawatan anak, Gina Ford, mengungkapkan, parent-led schedule adalah jalan tengah di antara jadwal ketat menyusui empat jam di masa lampau dan jadwal menyusui saat itu juga atas permintaan bayi. 

Baik Ezzo maupun Ford menentang permintaan menyusui bayi seketika itu juga (on-demand feeding), di mana Anda mengikuti keinginan menyusu bayi yang tidak terstruktur (sesuka hati), tergantung kapan si kecil ingin menyusu.

Menurut kedua pakar ini, menyusui secara on-demand dapat menjadi masalah, karena kebanyakan orang tua pemula menginterpretasikan hampir seluruh tangisan bayi sebagai keinginan bayi menyusu. Padahal, belum tentu semua tangisan bayi berarti bayi kelaparan.

Ezzo dan Ford menyarankan orang tua lebih baik mencari tahu penyebab lainnya daripada asal menganggap si kecil menangis karena lapar.  On-demand feeding di mata kedua pakar tersebut juga akan membuat orang tua maupun bayi kelelahan. Karena itu, jadwal rutin menyusui bayi diperlukan agar bayi terbiasa menyusu pada waktunya.

Kedua pakar ini juga menyarankan orang tua menghindari menyusui atau mengayun-ayunkan bayi agar tertidur, karena bayi harus belajar tidur sendiri tanpa bantuan. Lalu, apa yang harus diperbuat orang tua?

Ezzo dan Ford merekomendasikan bayi diletakkan di dalam ranjang khusus bayi di kamarnya sendiri, tidak satu ranjang dengan orang tuanya. Namun Ford mengatakan boleh-boleh saja si kecil dibawa ke kamar Anda, tidur seranjang dengan Anda setelah pukul 10 malam untuk memudahkan menyusui di malam hari.

Kontroversial Namun Aman

Meski begitu, jadwal harian semacam ini masih menimbulkan kontroversi. The American Academy of Pediatrics (AAP) adalah salah satu yang menentang jadwal harian bayi yang diciptakan orang tua. Menurut AAP, “Jadwal menyusu terbaik adalah yang dirancang bayi itu sendiri.”

AAP justru lebih mendukung menyusu on demand, kapan pun bayi menunjukkan tanda-tanda kelaparan (seperti meningkatnya aktivitas, mulut mengecap, memasukkan jari, dan lainnya). Tangisan adalah indikator terakhir kelaparan, demikian menurut AAP.

AAP juga memberikan pedoman umum seberapa banyak bayi baru lahir harus menyusu, yakni 8-12 kali dalam periode 24 jam dan bayi sedikitnya disusui setiap empat jam, meski itu berarti harus membangunkannya.

Kendati kontroversial, namun jadwal harian bayi yang disusun orang tua adalah aman, dengan catatan Anda mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan bayi Anda. Misalnya, pada minggu-minggu pertama setelah kelahiran si kecil, sebaiknya Anda memahami betapa pentingnya membangun pola menyusui yang dapat membantu menaikkan berat badan bayi Anda.

Nah, jika Anda ingin menyusun jadwal harian untuk si kecil pada masa-masa awal setelah ia lahir, sebaiknya Anda tidak terlalu kaku. Jadwal yang terlalu kaku dapat membuat si kecil berisiko memiliki berat badan rendah dan dehidrasi.

Jangan pernah mencegah bayi menyusu atau tidur hanya karena Anda menganggap ini belum waktunya. Anda tidak ingin terjadi hal yang buruk pada buah hati Anda, bukan? Intinya, coba sesuaikan jadwal harian yang Anda buat dengan kondisi si kecil. Anda boleh saja menyusun jadwal, namun perhatikan pula kebutuhan bayi berdasarkan usianya.

Bagaimana Melakukannya?

Yang paling utama adalah menyusun skedul dengan baik. Para pakar parent-led schedules menyarankan mengawali menyusun rutinitas untuk bayi Anda sedini mungkin, misalnya ketika ia baru berusia beberapa hari atau beberapa minggu. 

Semua aktivitas bayi Anda diatur berdasarkan waktu yang telah Anda tetapkan: kapan ia bangun, tidur siang, makan, bermain, mandi, rutinitas di malam hari, saat tidur, dan sebagainya. Rutinitas ini harus disesuaikan dengan usia si bayi, namun Anda diharapkan tetap mematuhi apa yang telah Anda tetapkan itu.

Dalam bukunya yang berjudul The New Contented Little Baby Book, Ford menulis, pada usia 1 minggu, bayi sudah boleh mendapatkan skedul jam demi jam. Menurutnya, jika Anda tidak mematuhi jadwal tersebut, meski hanya setengah jam saja, semua jadwal bisa berantakan. “Kemungkinan jadwal malam juga berantakan,” tutur Ford.

Ford menekankan pola menyusui sebagai intinya. Di mata Ford, perencanaan menyusui siang hari dapat membantu bayi tidur lebih awal dan pulas di malam hari. Ia juga mengatakan, bayi baru lahir pun sebenarnya sudah bisa mengikuti jadwal menyusui tiga jam sekali, dengan catatan si kecil sehat dan memiliki berat badan normal.

Pada akhir minggu kedua, Ford beranggapan bahwa bayi hanya membutuhkan satu kali sesi menyusu di malam hari (di antara tengah malam hingga pukul 6 pagi), dengan catatan si kecil memperoleh cukup ASI pada siang hari dan beberapa saat sebelum tidur, serta memiliki berat badan normal saat lahir.

Kebalikannya, Ezzo justru menyarankan untuk mengabaikan waktu pada 7-10 hari pertama kelahirannya. Fokuskan pada kebutuhan bayi. Biarkan bayi kenyang setiap kali ia menyusu, sesuai keinginannya.  Menurut Ezzo, bayi perlahan-lahan –secara alamiah-- dapat mematuhi pola menyusu setiap 2,5-3 jam sekali.

Nah, Ezzo mengatakan, metode jadwal harian yang dia maksud adalah menerapkan jadwal harian yang Anda susun, namun tetap memperhatikan isyarat saat si kecil lapar. Mana yang harus diutamakan? Tentu saja isyarat lapar bayilah yang harus didahulukan.

Ezzo juga merekomendasikan Anda membiasakan melakukan pola ini secara konsisten: menyusui terlebih dahulu, kemudian bangun, baru setelah itu waktu tidur. Selalu lakukan pola itu sesuai urutan.


(Dini)