Perkembangan motorik, hanyalah satu dari sekian banyaknya tahapan perkembangan anak. Di antaranya, adalah keharusan anak untuk menguasai dua bentuk perkembangan motorik, yaitu motorik kasar (gross motoric skill) dan halus (fine motoric skill), yang keduanya amat penting bagi tumbuh kembangnya dan melatihnya untuk hidup mandiri.
Sebelum kita mengulas lebih dalam, mari ketahui dulu, apa perbedaan antara motorik kasar dan motorik halus. Secara garis besar, motorik kasar adalah gerakan tubuh yang berhubungan dengan otot-otot besar (core muscles) seperti pada tungkai dan lengan, sebaliknya, motorik halus adalah yang berkaitan dengan otot yang lebih kecil, untuk mengerjakan sesuatu yang sifatnya lebih rumit.
Melatih Kemampuan Motorik Kasar Si Kecil
Tubuh kita bergerak menggunakan otot-otot besar untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Contoh dari bentuk motorik kasar atau gross motoric adalah berjalan melompat atau berlari. Termasuk di antaranya adalah koordinasi antara mata dan tangan seperti keahlian melempar dan menendang.
Apa pentingnya melatih motorik kasar dalam perkembangan anak? Seperti kalimat di atas, dibutuhkan kemampuan motorik kasar yang baik agar anak mampu melakukan aktivitas sehari-harinya. Gerakan-gerakan pada motorik kasar juga berfungsi untuk membuat tubuh anak menjadi lebih sehat, karena ia mampu bergerak dengan baik dan aktif bermain. Bermain nyatanya bukan sekadar ‘dunia anak’, ya, Bu, tapi bisa juga menjadi wadah untuk mengajarkan anak berkreasi dan berimajinasi. Bermain juga mengajarkan anak untuk berinteraksi juga mempermudah anak diterima oleh orang-orang di sekitarnya.
Motorik kasar juga akan mempengaruhi motorik halus, misalnya, kemampuan anak untuk bisa duduk dengan postur yang baik selama di kelas, membantu anak untuk bisa melakukan kegiatan belajar lainnya seperti menggambar, mewarnai atau menggunting kerajinan tangan.
Apa saja yang mesti dibangun untuk melatih perkembangan motorik kasar anak?
Bangun kekuatan serta daya tahan otot-otot tubuhnya dan bangun kemampuan anak untuk menggerakkan bagian tubuhnya dengan urutan yang sesuai. Anak mesti bisa mengontrol postur tubuhnya, memberi respons yang baik terhadap stimulasi, membangun keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Ada beberapa tanda-tanda jika si Kecil mengalami hambatan perkembangan motorik kasar. Misalnya, belum mencapai keahlian yang sesuai dengan usianya, gerakannya kaku, cepat capek ketika melakukan kegiatan fisik, tidak bisa duduk atau berdiri dengan tegap (postur tubuh buruk), atau anak tidak mampu mengikuti instruksi dalam kegiatan fisik.
Sekiranya terlihat ada hambatan dalam perkembangan anak seperti ini, maka mesti segera diatasi, ya, Bu. Karena terganggunya kemampuan motorik kasar pada anak bisa berdampak pada kesehariannya.
Selain berkonsultasi dengan dokter yang menangani masalah perkembangan anak, Ibu bisa memperbanyak kegiatan bermain yang bisa mengasah kemampuan motorik kasar anak.
Bermain balon sabun
Permainan ini cocok dimainkan bersama anak usia dua tahun. Bagilah tugas, Ibu yang menjadi peniup balon dan biarkan anak menikmati balon-balon yang berterbangan. Bermain balon tiup, melatih anak berlari, berputar, berjalan maju dan mundur, bahkan melompat untuk menggapai balon. Selain itu, bermain balon seperti ini juga baik untuk melatih keseimbangan tubuhnya.
Agar bermain menjadi lebih aman, pilih balon khusus untuk bermain, karena balon sabun buatan bisa membuat mata perih ketika tidak sengaja mengenai mata anak, dan juga memilih lokasi yang aman untuk berlarian.
Melompat di trampolin
Pada anak usia sekitar tiga hingga empat, salah satu gerakan yang umumnya sudah bisa dicapai adalah melompat-lompat. Nah, supaya latihannya menjadi lebih seru, yuk, ajak anak bermain trampolin. Nggak masalah kalau tidak punya di rumah, sekarang ini banyak sekali kok, trampolin yang tersedia di taman bermain, dan pastinya ada perlengkapan yang aman untuk anak.
Contoh permainan edukatif lainnya untuk perkembangan anak pada usia ini adalah engklek. Betul, ini adalah permainan tradisional yang murah meriah dan bisa dilakukan di dalam rumah. Pastikan Ibu membuat tanda yang dapat melatih anak melompat dengan satu atau dua kaki.
Bermain bola
Ini nih cara yang paling sederhana namun tidak kalah menyenangkan bagi anak. Dengan bola, Ibu bisa mengajak anak bermain lempar tangkap atau sepak bola. Agar anak lebih bersemangat, bisa menambahkan ring basket atau gawang mainan sebagai properti.
Melatih Perkembangan Motorik Halus Si Kecil
Keterampilan motorik halus melibatkan pergelangan tangan, pergelangan kaki dan jari. Motorik halus sangat memengaruhi hasil, kualitas dan kecepatan dalam mengerjakan tugas sehari-hari. Persis seperti motorik kasar, kemampuan motorik halus juga penting dalam perkembangan anak dan juga amat dibutuhkan untuk kegiatan harian, misalnya mengancingkan baju, menyikat gigi atau untuk kegiatan belajar seperti menempelkan kertas atau menulis.
Tanpa kemampuan motorik halus yang memadai, anak akan kesulitan untuk hidup mandiri. Contohnya, anak tidak bisa mengikat tali sepatu atau makan tanpa bantuan. Ketika di sekolah pun, anak akan sulit untuk menyelesaikan tugas, misalnya karena anak membutuhkan waktu yang lama untuk menulis dan mencatat. Lebih jauh, hal ini bisa membuat anak menjadi rendah diri.
Apa saja yang mesti dibangun untuk mengembangkan keterampilan motorik halus?
Untuk tubuh bisa bergerak dengan maksimal, dibutuhkan koordinasi yang baik antara mata dan tangan, misalnya untuk menulis. Belajar menggunakan fungsi tangan, baik itu salah satu atau kedua tangan sekaligus. Juga, latih kekuatan jari-jari anak.
Apa ciri anak mengalami hambatan perkembangan motorik halus? Misalnya, anak terlihat kesulitan untuk memegang alat tulis atau gunting. Untuk anak yang lebih besar, ciri yang bisa dikenali adalah anak kesulitan untuk menulis huruf, menggambar, atau tidak bisa mengikat tali sepatunya tanpa bantuan. Ada baiknya, Ibu turut aktif bertanya pada guru atau pengawas anak sekiranya anak mengalami hal seperti di atas, dan agar anak mendapat bimbingan tambahan untuk memperbaiki perkembangan anak di kelas.
Ayo, ajak anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan permainan berikut.
Membentuk lilin
Bermain lilin bisa membantu anak dalam berimajinasi. Misalnya, letakkan beberapa kartu bergambar cupcake di depannya, dan biarkan anak berusaha mengikuti bentuk cupcake tersebut dengan lilinnya. Manfaat lain bermain lilin adalah melatih anak mengenal tekstur, misalnya dengan menambahkan sesendok beras, atau bola-bola kecil di dalam lilin. Meremas-remas lilin juga membangun kekuatan tangan dan jari-jari anak.
Memindahkan isi toples
Yuk, manfaatkan kesukaan anak ‘membuat’ berantakan. Caranya, siapkan beberapa toples kosong dan beberapa toples yang sudah diisi, misalnya kancing berwarna-warni, pensil warna atau batu-batuan. Nah, ‘tugas’ anak adalah memindahkan benda-benda tersebut ke dalam toples kosong, baik itu dengan tangan kosong atau sendok.
Menghias kue
Untuk anak usia dua atau tiga tahun, permainan dijamin seru, deh, Bu. Tugas ibu adalah menyediakan cookies polos atau roti tawar, cokelat yang sudah dicairkan, meses dan edible pearl, lalu biarkan anak berkreasi menghias kuenya sendiri. Selain menghias, bermain dengan cetakan roti atau nasi juga seru, nih, Bu. Cara ini juga bisa dilakukan untuk mengatasi anak yang picky eater, yang bisa memengaruhi perkembangan anak.
Menyusun balok
Memiliki setumpuk balok berarti banyak permainan yang bisa dilakukan. Mulai dari membangun menara, jembatan atau rumah-rumahan, balok-balok juga bisa untuk mengajar anak memilahnya berdasarkan warna dan bentuk.
Mengajak mereka bermain adalah salah satu latihan dalam tahap perkembangan anak ini. Perlu untuk Ibu ingat, ketika anak bermain, mereka harus selalu dalam pengawasan orangtua. Selain itu, orangtua juga mesti ikut serta bermain dengan anak, bukan dibiarkan bermain sendiri. Bermain yang baik adalah sekaligus mengajari anak untuk berinteraksi. Tentu saja, ikuti aturan bermain yang baik, yaitu ‘sama-sama bermain, sehingga sama-sama senang’, atau, tidak ada mendominasi permainan.
Jika ingin anak bisa bergerak aktif, maka pastinya perlu menjaga asupannya. Nutrisi begitu penting untuk kesehatan dan perkembangan anak, terutama di usia sekitar dua tahun. Pada perkembangannya, jika tubuh anak tidak mendapatkan cukup makro nutrisi seperti karbohidrat, protein dan mikro nutrisi contohnya Vitamin A dan zinc, anak akan mudah sakit dan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan mental dan motorik. Jika nutrisinya terganggu pada kisaran ini, maka ke depannya akan sulit untuk diperbaiki.
Anak juga membutuhkan Omega 3 & 6, DHA untuk membantu proses berpikirnya, vitamin D dan kalsium untuk pertumbuhan tulang yang kuat. Tubuh anak juga membutuhkan beragam vitamin dan mineral lainnya seperti Vit A, C, zat besi dan zinc untuk mengoptimalkan pertumbuhan tubuhnya, serta FOS & GOS untuk kesehatan saluran pencernaannya agar penyerapan nutrisinya maksimal. Semua kebaikan tersebut bisa Ibu dapatkan di dalam susu PUREGROW Organic.
(Stephanie)