Balita

Sleep Training: Night Weaning, Tidur Nyenyak Tanpa Gangguan Lapar

Sleep Training: Night Weaning, Tidur Nyenyak Tanpa Gangguan Lapar

Bunda, bayi terbangun berkali-kali saat tidur malam adalah wajar. Biasanya mereka terbangun karena popoknya tebal –sehingga merasa basah dan tidak nyaman-- atau karena lapar. Dan sebagai bunda, mau tak mau Anda harus ikut terjaga dan memenuhi apa yang diinginkan sang buah hati.

Perubahan pola tidur seperti ini memang kerap membuat para bunda, khususnya bunda baru,  terkejut. Apalagi jika Anda adalah wanita bekerja, di mana Anda harus bangun pagi dan fit agar dapat bekerja dengan baik di kantor.

Agar bayi dapat tidur nyenyak tanpa diganggu rasa lapar, Anda dapat mencoba metode sleep training ini: night weaning (menyapih di malam hari). Tentu saja, penyapihan di malam hari ini tidak boleh dilakukan kepada bayi yang masih berusia sangat muda, karena dia masih belum siap untuk itu. Lalu, pada usia berapakah bayi Anda sudah siap disapih pada malam hari?

Tidak tentu, Bunda. Hal ini dikarenakan kesiapan bayi berbeda-beda. Namun yang jelas, di antara usia 4-6 bulan, mayoritas bayi sudah mendapat cukup kalori pada siang hari sehingga cukup untuk bekal selama 5-6 jam pada malam hari. Meski begitu, jarang sekali bayi yang masih sangat muda tidur dalam waktu cukup lama tanpa terbangun untuk makan (minum ASI).

Nah, jika Anda sudah mulai kembali bekerja setelah masa cuti melahirkan Anda habis, si kecil biasanya ingin setidaknya satu kali menyusu langsung pada Anda saat terbangun di malam hari (karena di siang hari Anda tidak bersamanya). Ini adalah cara bayi Anda mempererat ikatan antara anak dan bundanya. Atau jika bayi Anda sedang tumbuh gigi, demam, atau sedang mengalami perubahan perkembangan, biasanya dia akan lebih sering terjaga.

Karena alasan inilah maka proses menyapih di malam hari harus bertahap dan lembut. Tolong diingat ya Bunda, bayi Anda masih sangat muda dan butuh rasa nyaman, kedekatan, dan rasa aman dari Anda.

Bagaimana kita bisa tahu bayi kita sudah siap disapih pada malam hari? Patokannya begini, Bunda. Jika bayi Anda berusia 4-6 bulan, Anda mungkin sudah dapat memulai proses penyapihan pemberian makanan di sela-sela tidur malam. Tentu saja, bayi bisa saja terbangun kapan pun dia ingin, meski bukan untuk makan sekalipun. Bila bayi Anda terbiasa terbangun berkali-kali karena lapar, mungkin untuk menyapihnya agak sedikit sulit dan membutuhkan waktu yang lama sebelum dia benar-benar bisa terlepas dari aktivitas makan di malam hari.

Di satu sisi, Anda sulit menjaga kesehatan Anda sendiri karena Anda sangat kurang tidur. Nah, keputusan Anda melakukan night weaning sebenarnya tergantung dari bagaimana pola tidur anak di malam hari berdampak bagi Anda. Jika Anda sangat menikmati terbangun dan menyusui (atau menyiapkan susu dalam botol) di malam hari, maka tidak ada alasan bagi Anda untuk menyapihnya. Bayi Anda akan berhenti dengan sendirinya, kok, Bunda. Lain halnya jika pola tidur malam si kecil membuat Anda sangat lelah, dan secara fisik bayi Anda siap untuk perubahan, mungkin ini saatnya mencoba, Bunda.

Menurut dokter spesialis anak (DSA) Richard Ferber dalam bukunya yang berjudul Solve Your Child's Sleep Problems, pemberian makanan di malam hari yang tidak perlu dapat menyebabkan masalah tidur. Lebih lanjut Ferber mengatakan, jika bayi terbangun dan makan beberapa kali di sela-sela tidur malam, padahal sebenarnya dia hanya ingin diganti popoknya, ini akan menciptakan kebiasaan yang terus berulang setiap malam.

DSA lainnya, William Sears sedikit berseberangan dengan Ferber. Ia menekankan pentingnya pemberian makanan di malam hari sebagai sarana memperkuat ikatan antara orang tua dan anak. Sears meminta orang tua agar tidak serampangan menyapih anak di malam hari karena toh hal ini sebenarnya tidak mengganggu mereka.

Dalam bukunya yang berjudul Baby Sleep Book, Sears justru menawarkan strategi agar orang tua tidak terlalu terganggu saat si kecil bangun di malam hari. Caranya dengan tidur seranjang dengan si kecil sehingga saat anak terbangun, Bunda bisa segera menyusui tanpa harus mengangkatnya dari  boks bayi.

Namun tentu saja pada akhirnya pilihan ada di tangan Anda, apakah Anda sepakat dengan cara Ferber atau Sears. Jika Anda merasa Anda dan si kecil sudah siap melakukan night weaning, berikut langkah-langkah yang dapat Anda coba.

  1. Mulailah proses penyapihan di malam hari dengan pelan dan bertahap. Tetap berikan ASI dalam waktu singkat, bergantian untuk payudara kanan dan kiri. Atau jika menggunakan botol, buat susu dalam jumlah sedikit. Selain itu, cobalah memperpanjang interval makan si kecil dengan cara menepuk-nepuk atau menyamankan bayi dengan cara Anda sendiri saat ia terjaga, agar dia kembali tidur.
  2. Pastikan si kecil cukup makan sepanjang siang. Seiring pertumbuhan dan semakin aktifnya si kecil, dia akan minum ASI cukup banyak pada siang hari. Pastikan agar bayi Anda benar-benar cukup asupan makanannya sehingga Anda tidak khawatir saat memutuskan mengurangi menyusui di malam hari.
  3. Namun jika Anda masih khawatir asupan ASI buah hati Anda kurang untuk bekal di malam hari, berikan ekstra ASI di sore atau malam hari menjelang tidur sehingga dia tidak akan kelaparan di tengah malam. Anda bisa juga membangunkan sendiri si kecil satu kali di tengah malam untuk memberikan ASI “penutup” sebelum dia melanjutkan tidur hingga pagi.
  4. Jangan coba menyapih si kecil saat masa transisi, misalnya ketika Anda akan kembali bekerja atau saat akan berlibur. Jika Anda jarang di samping si kecil di siang hari, pastikan Anda memanjakan dia saat Anda tengah bersamanya. Dengan begitu, bayi Anda akan merasa tetap dekat dan nyaman dan bisa mengurangi kebiasaan bangun saat tidur malam.
  5. Minta bantuan pasangan Anda saat si kecil menangis di malam hari. Jika selalu Anda yang bangun menenangkannya, si kecil akan terbiasa mencium bau tubuh Anda dan aroma ASI sehingga dia akan terus merasa lapar saat terbangun.
  6. Pelan-pelan kurangi jatah menyusui. Kurangi setahap demi setahap, ya, Bunda? Coba tenangkan dan nyamankan si kecil ketika terbangun agar ia tertidur kembali. Katakan dengan lembut bahwa ini waktunya tidur, bukan makan. “Waktu makan sebentar lagi, kok. Sebentar lagi, kan, pagi. Sekarang tidur lagi, ya sayang.”  Mungkin si kecil belum mengerti apa yang Anda katakan, tapi lama kelamaan dia akan memahami maksud Anda, dan hanya dengan melihat Anda di sampingnya, si kecil sudah tenang dan dapat kembali tidur.
  7. Jika Anda mencoba mengurangi pemberian ASI di malam hari namun bayi Anda tetap menangis dan rewel selama beberapa malam berturut-turut, itu tandanya dia belum siap Anda sapih. Kembalilah ke rutinitas normal Anda dan si buah hati, dan coba menyapihnya lagi di malam hari dalam waktu 1-2 minggu ke depan.

(Dini)