Balita

Sudah Amankah Mainan Anak Anda?

Sudah Amankah Mainan Anak Anda?

Ada jutaan mainan anak di luar sana, dan ratusan mainan baru dikeluarkan ke pasaran setiap tahun. Mainan seharusnya jadi benda yang menyenangkan dan jadi bagian penting dari perkembangan anak. Tapi tiap tahun, banyak anak dirawat di rumah sakit karena cedera akibat mainan. Tersedak jadi kecelakaan yang paling sering terjadi pada anak usia kurang dari 3 tahun, karena mereka cenderung memasukkan benda ke dalam mulut.

Penarikan mainan dan produk anak lainnya dari pasaran cukup membuat siapapun merasa waswas. Meski Anda tidak bisa melindungi si kecil dari setiap bahaya, ada banyak cara untuk membuatnya aman. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan terkait keamanan mainan anak:

  1. Periksa Nomor Produk

    Banyak penarikan produk mainan dilakukan pada mainan yang dibuat pada rentang waktu tertentu atau yang diproduksi di pabrik tertentu. Pabrik pembuat menggunakan nomor produk untuk mengidentifikasi dimana mainan dibuat. Bila mengira salah satu mainan anak sudah ditarik dari peredaran, cari nomor produk di mainan anak dan periksa di website pabrik pembuat. Biasanya nomor produk tercantum pada bagian yang tak terlihat seperti di bawah mainan. Hubungi pabrik pembuat bila Anda kesulitan menemukan nomor produk,.

  2. Jangan Lagi Gunakan Mainan Yang Telah Ditarik Dari Peredaran

    Bila salah satu mainan anak masuk daftar penarikan, segera buang atau ikuti instruksi penarikan. Biasanya Anda bisa mengirim kembali mainan ke pabrik untuk memperoleh pengganti yang lebih aman atau kompensasi. Bila usia anak masih bayi, cukup mudah mengalihkan dan menjauhkannya dari mainan tanpa ia menyadarinya. Menjanjikan mainan baru bisa menenangkan kemarahan batita atau anak usia prasekolah yang tidak mau menyerahkan mainan kesukaannya.

  3. Buang Mainan Yang Rusak Atau Mainan Bermagnet Yang Tidak Lagi Berfungsi

    Mainan bermagnet sering jadi subjek penarikan karena magnet kecil di dalam mainan bisa terlepas. Anak yang menelan magnet bisa mengalami kondisi yang mengancam keselamatan. Bila anak memiliki mainan bermagnet, selalu periksa apakah ada tanda kerusakan, ganti yang sudah buruk kondisinya dan awasi anak ketika memainkannya.

  4. Bahaya Timbal Pada Mainan Anak

    Penggunaan cat timbal telah dilarang di Amerika sejak tahun 1978. Jadi bila Anda membeli mainan dari pengrajin yang menggunakan material yang dibeli di Amerika atau dari perusahaan mainan yang memproduksi mainan di Amerika, Anda bisa pastikan produk tersebut bebas timbal. Para pengrajin mainan harus memenuhi standar keamanan yang sama seperti pabrik besar.

    Timbal bisa ditemukan pada selain mainan. Timbal ada pada kaca mata hitam untuk batita, pakaian, bahkan pada alas liur bayi. Timbal kadang digunakan sebagai pemberi warna atau agar produk tetap stabil. Jadi segera buang alas liur yang rusak atau rontok untuk memastikan bayi Anda tidak menelannya.

    Bunda, anak tidak menunjukkan gejala fisik yang jelas pada paparan timbal, bahkan pada tingkat yang cukup tinggi hingga nantinya menyebabkan masalah belajar dan perilaku. Bila khawatir anak terpapar timbal, minta dokter untuk melakukan tes darah pada anak. Prosedurnya mudah dan cepat dan bisa dilakukan di lab atau tempat praktek dokter, Anda bisa memperoleh hasilnya dalam beberapa hari.

  5. Penyimpanan Mainan

    Tidak cukup hanya dengan membeli mainan yang aman, juga penting menyimpan mainan anak di tempat yang aman. Muncul laporan kematian dan kerusakan otak sebagai akibat kepala atau leher anak tertimpa tutup peti mainan yang terbuat dari kayu. Anak juga sulit bernafas setelah masuk ke peti tempat mainan untuk bersembunyi. Cara terbaik untuk menjaga keamanan anak adalah melepas tutup dari peti penyimpanan mainan. Bila tidak mau melepasnya, Anda bisa pasang penopang pegas yang bisa menahan tutup tetap terbuka.

Memang pabrik pembuat mainan mengikuti panduan tertentu dan mencantumkan usia spesifik pengguna mainan yang mereka produksi. Tapi mungkin yang paling penting yang bisa dilakukan orang tua adalah mengawasi anak saat bermain. Berikut beberapa panduan umum untuk diingat ketika berbelanja mainan:

  • Mainan yang terbuat dari kain harus diberi label tahan api.

  • Boneka berbahan lembut harus bisa dicuci.

  • Mainan bercat harus menggunakan cat bebas timbal.

  • Material seni seperti cat warna harus bebas racun.

Hindari mainan tua, bahkan yang diwariskan dari teman atau keluarga. Mainan ini memang memiliki nilai sentimentil dan ekonomis dari segi harga,  tapi kemungkinan tidak memenuhi standar keamanan dan karena sudah sering dipakai sebelumnya kemungkinan mainan sudah rusak atau jadi berbahaya.

Pastikan mainan tidak terlalu bising untuk anak. Suara dari rattle, mainan pencet yang mengeluarkan bunyi, dan mainan musik bisa terlalu bising seperti klakson mobil atau lebih keras bila anak memegang langsung di telinga dan menyebabkan kerusakan telinga.

Setelah membeli mainan yang aman, penting untuk memastikan anak tahu cara menggunakannya. Cara terbaik melakukannya adalah mengawasi ketika anak bermain. Bermain bersama anak mengajarkan bagaimana bermain dengan aman sambil bersenang-senang. Orang tua harus:

  • Mengajarkan anak membereskan mainan.

  • Memeriksa mainan secara teratur untuk memastikan tidak rusak. Mainan yang terbuat kayu tidak boleh memiliki serpihan, sepeda dan mainan luar ruangan tidak boleh berkarat, mainan boneka yang lunak tidak boleh ada keliman yang rusak atau jahitan yang terlepas.

  • Buang mainan yang rusak atau segera perbaiki.

  • Simpan mainan untuk luar ruangan ketika tidak digunakan agar tidak terpapar hujan atau panas.

Banyak barang yang bukan mainan yang menarik bagi anak. Jauhkan anak dari kembang api, korek api, gunting tajam, dan balon yang bisa menimbulkan bahaya tersedak. Dan pastikan untuk menjaga kebersihan mainan. Beberapa mainan plastik bisa dibersihkan di mesin cuci piring, tapi baca arahan dari pabrik pembuat lebih dulu. Pilihan lain adalah dengan campuran sabun anti bakteri atau deterjen cuci piring ringan dengan air panas yang dimasukkan ke  botol semprot, gunakan untuk membersihkan mainan, bilas setelahnya.

Untuk keamanan anak Anda juga perlu pastikan memilih mainan sesuai usia anak. Kebanyakan mainan mencantumkan stiker usia yang dianjurkan yang bisa digunakan sebagai panduan memilih mainan. Realistis tentang kemampuan dan tingkat kematangan anak ketika memilih mainan. Mainan yang memiliki bagian kecil tidak akan cocok untuk anak usia di bawah 4 tahun dan anak usia 6 tahun sekalipun belum bisa memainkannya. Bila anak Anda berusia 3 tahun dan masih memasukkan benda ke mulut, tunggu untuk memberinya mainan dengan bagian kecil.

Pastikan mainan dibuat dengan baik. Mainan bekas dari kerabat kemungkinan tidak lagi layak pakai yang bisa menimbulkan bahaya. Periksa semua mainan yang baru maupun yang lama untuk mengecek kancing, baterai, benang, pita, mata, dan bagian plastik yang bisa mudah lepas atau tertelan. Pastikan bagian ekor boneka terjahit dengan baik dan jahitan cukup kuat. Tidak boleh ada pinggir mainan yang tajam dan cat yang mengelupas.

Terakhir, pastikan anak siap secara fisik untuk menggunakan mainan ya Bun. Misalnya orangtua membeli sepeda satu ukuran lebih besar agar tidak perlu membeli yang baru tahun depan. Hal ini bisa memicu cedera serius bila anak tidak memiliki kemampuan fisik untuk mengontrol sepeda berukuran lebih besar.

(Ismawati)