Balita

Tips Agar Si Kecil Aman di Rumah

Tips Agar Si Kecil Aman di Rumah

Banyak orang tua menjaga betul bagaimana interaksi anak dengan dunia luar, khususnya terhadap orang asing. Tidak berlebihan jika orang tua akhirnya selalu menitipkan pesan pada anak agar berhati-hati berbicara dengan orang yang tidak dikenal. Wajar juga jika banyak orang tua prihatin dengan maraknya kekerasan yang kerap menimpa anak-anak, sehingga sangat memproteksi buah hatinya saat berada di luar rumah. 

Namun tahukah Bunda, selain bahaya di luar rumah, ada bahaya lain yang juga dapat mengancam keselamatan buah hati Anda dan itu ada di dalam rumah kita sendiri?

Beberapa pakar mengungkapkan, rumah dapat memunculkan berbagai ketidaknyamanan bagi anak-anak, khususnya yang berusia 1-4 tahun. Anak-anak di usia tersebut lebih sering celaka karena terkena api (kompor), ketumpahan air panas, tersedak, terkena racun, atau jatuh di dalam rumah daripada akibat kekerasan yang dilakukan orang asing.

Menurut data Consumer Product Safety Commission (CPSC), sekitar 2,5 juta anak-anak terluka atau terbunuh setiap tahunnya karena bahaya yang mengintai di dalam rumah mereka sendiri. Itu sebabnya, Bunda, Anda perlu memastikan kondisi rumah aman untuk anak-anak Anda.

Aman yang dimaksud adalah anak bisa bebas bermain dan bereksplorasi tanpa khawatir akan terjatuh, terkena sengatan listrik, jatuh dari tempat tidur, terpeleset di kamar mandi, jatuh tenggelam di kolam renang rumah, jatuh dari tangga, ataupun hal-hal membahayakan lainnya.

Tugas Anda dan pasangan adalah menyiapkan kondisi rumah yang ramah bagi bayi dan balita Anda, mulai sebelum bayi lahir, sebelum si kecil merangkak, dan sebelum bayi Anda menjelma menjadi balita dan dapat memanjat. Perhatikan betul semua hal yang dapat membahayakan si kecil, mulai ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi.

Apa saja yang harus Anda perhatikan agar rumah menjadi tempat tinggal sekaligus tempat yang aman bagi si kecil dalam mengeksplorasi lingkungannya? Berikut beberapa tips singkatnya.

1. Pasang Pengaman

Agar Anda tenang dan si kecil bebas berkeliaran di dalam rumah, Anda dapat menggunakan alat-alat pengaman seperti gembok (untuk memastikan lemari-lemari tidak dapat dibuka si kecil), pintu atau pagar di dekat tangga, alat penutup colokan listrik, dan sebagainya. Anda bisa juga memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini, seperti kamera pemantau bayi untuk membantu mempermudah pengawasan terhadap si kecil.

Namun, betapapun canggihnya alat-alat pengaman tersebut, Bunda tetap harus ingat bahwa alat terbaik adalah pengawasan langsung dari Anda. Tak ada alat yang mampu menggantikan kecermatan mata dan telinga Anda. Alat-alat hanyalah sebagai sarana untuk membantu memudahkan pengawasan Anda.

Sesuaikan juga alat pengaman dengan usia si kecil. Misalnya, pintu kecil di dekat tangga memang bisa melindungi bayi di bawah 1 tahun. Namun bagi anak usia 2 tahun, pintu seperti itu justru menjadi sasaran empuk untuk permainan panjat-memanjat. Karenanya, Anda harus cermat dan berhati-hati dalam menentukan alat apa yang tepat sesuai usia si kecil.

2. Lihat dari Sudut Pandang Anak

Cara paling efektif memastikan keselamatan si kecil di dalam rumah adalah dengan melihat dari sudut pandang anak. Cobalah memposisikan diri sebagai si kecil. Jangan malu untuk merangkak dan melihat-lihat sekitar dari bawah, seperti dilakukan buah hati Anda.

Lihatlah apa yang kemungkinan menarik perhatian bayi Anda. Ke mana kira-kira dia akan merangkak? Dari situ Anda bisa melihat apakah dari posisi seperti si kecil Anda cukup aman dari jangkauan lemari, laci, atau benda-benda lain yang bisa membuat Anda terluka. Jika posisi laci bisa dijangkau si kecil, pastikan agar laci itu tidak membuatnya terbentur atau pastikan laci itu terkunci rapat sehingga si kecil tak dapat membukanya.

Jika anak Anda sudah bisa berjalan dan memanjat, Anda harus kembali memposisikan diri sebagai orang yang baru bisa berjalan dan memanjat, kemudian evaluasilah hal-hal apa saja yang dapat membahayakannya ketika memanjat atau berjalan. Misalnya memastikan sofa Anda cukup kuat untuk dinaiki sehingga si kecil tidak akan terjungkal saat mencoba memanjatnya.

Anda juga perlu berhati-hati meletakkan benda-benda yang mengandung racun atau bahaya lain, semisal produk pembersih, obat-obatan, vitamin, atau pisau. Pastikan barang-barang itu diletakkan jauh dari jangkauan anak-anak atau dalam laci yang terkunci rapat.  

Selain itu, Anda harus memasang mata baik-baik terhadap objek-objek kecil yang dapat membuatnya tersedak. Kumpulkan koin, kancing, manik-manik, klip kertas, dan objek kecil lainnya dalam satu tempat dan letakkan di tempat yang tidak dapat dijangkau si kecil. Jangan biarkan benda-benda tersebut berserakan di laci, lemari bawah, atau lantai.

Berhati-hati pulalah ketika sedang ada tamu, terutama yang menginap. Terkadang tamu tidak tahu bahwa Anda menerapkan standard yang tinggi terhadap keselamatan anak sehingga mereka meletakkan obat-obatan, lipstik, atau barang lain sembarangan. Jaga si kecil agar tidak meraih barang-barang tersebut.

3. Perhatikan Stop Kontak atau Benda-benda Bermuatan Listrik

Bunda, ketika bayi sudah bisa merangkak atau berjalan, tentu dia akan mencoba memegang atau meraih sesuatu yang baru. Stop kontak adalah salah satu hal yang sangat menarik perhatian bayi, batita, atau balita Anda. Karena itu Bunda perlu sigap mengamankan stop kontak atau barang-barang elektronik lain yang dapat membahayakan keselamatan jiwa si kecil.

Anda dapat melapisi stop kontak dengan alat penutup sehingga aman bagi bayi. Pastikan pula kabel-kabel listrik tidak menjulur terlalu panjang sehingga mudah diraih anak-anak. 

4. Berhati-hati Memasang Perabot

Berdasarkan laporan CPSC, sedikitnya 5 ribu anak di bawah usia 10 tahun dilarikan ke UGD tiap tahun karena kecelakaan di dalam rumah, seperti tertimpa televisi, rak buku, dan perabot rumah tangga lainnya. Sekitar enam orang tewas karena kasus yang sama, kebanyakan anak-anak di bawah usia 5 tahun. Menyedihkan sekali, ya, Bunda?

Nah, supaya risiko tertimpa perabot di dalam rumah dapat diminimalisasi, Anda sebaiknya berhati-hati ketika memasang atau meletakkan perabot. Rak buku besar dan berat, laci, meja rias, lemari pakaian adalah bahaya yang sangat nyata. Pastikan barang-barang berat nan berbahaya ini dipasang sesuai aturan. Jika perlu perabot-perabot tersebut dipaku sekuat-kuatnya di dinding.

Agar rak atau lemari tidak mudah terguling, pastikan rak bagian bawah diisi barang-barang yang lebih berat dibandingkan yang di atas sehingga beban terpusat di bawah. Televisi dan lampu hias juga perlu Anda waspadai karena anak bisa saja mendorong-dorong atau menarik hingga terjatuh. Karena itu letakkan televisi dan lampu di tempat yang tidak dapat dijangkau anak.

Berhati-hati juga saat membuka tutup lemari, rak, atau meja rias. Jika tidak sedang dipakai, tutup dan kuncilah. Pastikan Anda menutup penuh kabinet, jangan setengah terbuka, karena anak bisa saja menariknya dan mengakibatkan laci terguling. Ujung perabot –yang biasanya lancip-- juga membahayakan bagi bayi dan balita Anda. Karena itu sebaiknya Anda melapisi ujung-ujung tersebut sehingga tidak lagi runcing.

5. Waspadai Anak Tenggelam

Menurut CPSC, sekitar 115 anak di bawah usia 5 tahun tenggelam tiap tahun di dalam rumah mereka sendiri. Bak mandi, toilet, atau ember besar sekalipun berpotensi bahaya bagi si kecil. Kebanyakan kasus bayi meninggal karena tenggelam terjadi di bak mandi (bathtub).

Karena itu, Anda perlu mengawasi si kecil selama berada di kamar mandi. Jangan pernah meninggalkan si kecil sendirian, apalagi ketika sedang berada di bak mandi. Selalu sikat pula lantai kamar mandi atau dasar bathtub agar si kecil tidak terpeleset. Anda perlu memperhatikan pula pemakaian air panas di bathtub. Jika Anda sudah selesai menggunakannya, segera kuras agar tidak mencelakai si kecil.

6. Hati-hati Bahaya Api

Data Federal Emergency Management Agency (FEMA) menyebutkan, hampir 2.500 anak terluka atau meninggal karena kebakaran di dalam rumah. Lebih dari setengahnya adalah balita. Karena itulah, Bunda harus lebih berhati-hati terhadap perkakas yang berhubungan dengan api, misalnya kompor. Jauhkan anak saat memasak agar tidak terkena api kompor.

7. Periksa Tirai dan Jendela

Tirai dengan model tali dapat membahayakan si kecil. Kebanyakan balita senang menarik-narik tali tirai dan melilitkannya ke tubuh. Waspadai bahaya permainan ini, ya Bunda. Salah satunya, tali dapat mencekik leher buah hati Anda. Agar aman, Anda bisa menggulung talinya sehingga tidak dapat diraih si kecil.  Perhatikan pula jendela Anda, khususnya jika berada di lantai atas. Pastikan jendela tertutup rapat sehingga tidak dapat dibuka buah hati Anda. 


(Dini)