Balita

Yang Harus Dilakukan Jika Anak Melihat Orang Tua Berhubungan Intim

Yang Harus Dilakukan Jika Anak Melihat Orang Tua Berhubungan Intim

Anak-anak sudah tidur lelap di kamar mereka. Anda dan pasangan masih terjaga dan sedang menghabiskan waktu untuk intim bersama. Tapi tiba-tiba kaki kecil melangkah masuk ke dalam kamar. Anda melihat si kecil di pintu kamar menatap Anda berdua dengan ekspresi tanda tanya, “Bunda sama Ayah lagi ngapain?”
Ini seperti kejadian paling buruk sepanjang hidup, tapi jangan bereaksi berlebihan. Berikut yang harus Anda lakukan ketika si kecil memergoki Anda dan pasangan sedang berhubungan seks.   

1. Kunci Pintu Kamar 

Bunda, orang tua bisa menghindari insiden ini dengan menggunakan kunci pada kamar tidur mereka. Ketika anak sudah bisa keluar dari kamar sendiri di malam hari, kunci pintu di kamar Anda menjadi batasan keamanan untuk anak dan memberi orang tua keamanan sekaligus kenyamanan selama berhubungan seks.    

2. Kurangi Penjelasan Rinci

Tapi bagaimana bila si kecil sudah terlanjur masuk ke kamar tidur yang tidak dikunci saat Anda berhubungan intim? Mulailah dengan mengambil nafas sejenak untuk menjernihkan pikiran. Pada situasi yang memalukan, insting pertama kemungkinan bukan respons yang terbaik. Di kondisi ini Anda akan mudah mengatakan sesuatu yang salah atau berlebihan. Sebaiknya luangkan waktu sejenak untuk tenang sebelum mulai menjelaskan.

Kemudian, jangan berasumsi anak Anda melihat semuanya. Anak usia prasekolah mungkin tidak menyadari apa yang terjadi, jadi memberi penjelasan yang terlalu detail dan panjang hanya akan membuat mereka bingung.

Kebanyakan anak usia 3 sampai 4 tahun tidak mengerti meski mereka melihat sesuatu. Untungnya dengan begitu orang tua bisa melontarkan jawaban sederhana seperti, “Bunda dan Ayah berpelukan karena kita saling mencintai,” sebagai respons pada batita atau anak yang lebih kecil.    

3. Bicara Tentang Seks Pada Anak

Untuk anak lebih dari usia 5 tahun, berikan penjelasan sesuai umurnya. Anak di usia ini mungkin sudah tahu dan berpikir tentang seks lebih dari yang disadari orang tua. Jadi orang tua perlu membahas topik ini secara jujur.

Seperti pada dialog orang tua dan anak tentang seks, tujuan orang tua adalah menjawab dengan jujur tanpa berlebihan. Lakukan ini dalam percakapan yang pendek dan menenangkan setelah insiden anak masuk ke kamar orang tua, idealnya keesokan harinya. 

Anda yang memulai pembicaraan ini, menunggu anak membuka pembicaraan seolah tanggung jawab ada pada anak, bukan pada Anda. Kadang anak terlalu malu atau gugup untuk membahasnya dan menunggu orang tua membuka pembicaraan.

Ingat Bun, sekarang bukan waktunya untuk memperkenalkan istilah atau konsep baru yang membingungkan. Posisikan diri Anda sebagai anak. Ingat bagaimana anak merasakan situasi apapun. Ingatkan kembali informasi yang anak sudah ketahui dengan mengatakan seperti, “Kakak ingat kan waktu kita bahas tentang membuat bayi?”

Situasi akan lebih mudah diatasi bila anak sudah mendapat pendidikan seputar seks, yang seharusnya terjadi pada awal usia sekolah dasar. Bila anak berusia lebih dari 8 tahun dan Anda tak pernah bicara tentang seks dengannya, berarti Anda menunggu terlalu lama.   

4. Pagi Hari Setelah Insiden

Anda sudah siap untuk membahas insiden ini? Di pagi hari setelah insiden, luangkan waktu dengan anak, tanpa saudara kandungnya, teman, televisi, dan gangguan lain. Mulai dengan mengatakan, “Semalam waktu Kakak masuk ke kamar Bunda, maaf ya. Sebenarnya ada kunci kamar tapi Bunda ga mengunci pintu.”

Memulai dengan permintaan maaf membuat anak tahu ia tidak melakukan kesalahan dengan masuk ke kamar Anda. Karena anak mungkin ketakutan dengan apa yang ia lihat, akan lebih baik jika menggambarkan seks sebagai bagian yang normal dari pernikahan.

Anda bisa katakan, “Ini yang dilakukan ayah dan ibu di seluruh dunia,”  membuatnya jadi universal dan kurang menakutkan. Gunakan bahasa sederhana dan jawab pertanyaan yang ia ajukan tanpa memberi informasi tambahan atau menjawab yang tidak ditanyakan. Bicaralah pada anak dengan bahasa yang nyaman dan membuat Anda nyaman. Bila Anda gugup, itu membuat anak merasa topik ini buruk dan tidak boleh dibicarakan.

Berikut saran yang bisa Anda terapkan berdasarkan usia anak:   

A. Anak Usia Batita

Anak usia ini kadang mengira sesuatu yang jahat atau menakutkan sedang terjadi, dan ini perlu diatasi. Anak mengira Ayah menyakiti Bunda. Jelaskan kalau Anda dan pasangan sedang menikmati momen pribadi dan tidak saling menyakiti, dan cukupkan penjelasan sampai disitu, kecuali anak punya lebih banyak pertanyaan.  

B. Anak Usia Sekolah Dasar

Anak usia ini memiliki rasa penasaran tentang seks, tapi di waktu yang sama mereka menghindari pembicaraan tentang ini. Selalu ikuti panduan anak tentang apa yang bisa mereka atasi. Bila mereka merasa terlalu tidak nyaman untuk bicara tentang seks, lakukan di lain waktu.

C. Anak Usia 10-14 Tahun

Di usia ini, kebanyakan anak tahu apa yang terjadi. Kadang mereka berteriak jijik saat mendapati orang tua sedang intim. Ini waktu yang tepat untuk memberi tahu anak kalau seks adalah hal pribadi dan terjadi pada hubungan orang dewasa.   

D. Anak Usia Remaja

Anak usia lebih besar kadang terhibur melihat orang tua bersikap mesra. Tapi bila hubungan intim ini terjadi di depan mata mereka, akan timbul rasa tidak nyaman dan kecemasan pada anak. Remaja bisa lebih baik mengatasi hal ini.  Tapi bila Anda bertanya, pasti mereka menjawab tidak mau melihat orang tua sedang berhubungan seks.

Sekarang  ini orang tua tidak hanya cemas tentang anak melihat orang tuanya di momen yang pribadi, mereka juga harus menjelaskan banyak hal yang terjadi di dalam atau di luar rumah, seperti pornografi.

Rata-rata anak melihat pornografi di usia 10 tahun. Pornografi ada dimana-mana dan naif rasanya bila berpikir anak Anda tidak melihatnya. Beri tahu anak tentang pornografi sebelum ia melakukan atau melihatnya sendiri. Berikan penjelasan, “Kadang orang melihat gambar atau video orang berhubungan seks, ini disebut pornografi. Ini bukan untuk anak-anak. Kamu belum siap untuk melihat hal seperti ini.”  

Bagaimanapun cara Anda bicara tentang seks, yang terpenting tidak bersikap emosional. Berikan informasi yang sesuai dan terka apa yang menjadi pertanyaan yang tidak diungkapkan anak.

Ambil langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terjadi lagi, selain menggunakan kunci di pintu kamar, minta anak mengetuk pintu, mainkan musik lembut atau TV di malam hari, dan jadwalkan waktu pribadi orang tua agar anak tahu untuk tidak mengganggu Anda.

Jangan merasa bersalah berlebihan, anak bisa merasakan rasa malu Anda dan menyimpulkan kalau seks hal yang memalukan. Tapi jangan juga tutupi kemesraan Anda dan pasangan. Bersikap kasih sayang di depan anak bisa jadi hal yang baik. Anak perlu tahu ada cinta secara fisik dan keintiman. Orang tua menjadi contoh untuk mengungkapkannya dengan cara yang sehat. Jadi tetap beri pelukan dan berpegangan tangan dengan pasangan di depan anak-anak.

    

(Ismawati)