Kehamilan

Cairan Ketuban Berlebih pada Ibu Hamil

Cairan Ketuban Berlebih pada Ibu Hamil

Saat hamil, dalam rahim kita terdapat kantong berisi cairan ketuban. Cairan tak berwarna ini memegang peranan penting bagi perkembangan organ dalam (internal) buah hati Anda, seperti paru-paru dan ginjal. Di samping itu, cairan ketuban juga dapat melindungi bayi dari benturan ataupun infeksi, serta membuat bayi tetap hangat. Namun bagaimana jika cairan ketuban berlebih?

Bunda, perlu diingat bahwa volume cairan ketuban tidak boleh terlalu sedikit ataupun berlebih. Harus pas. Mengapa demikian? Sebab, terlalu banyak atau sedikit cairan ketuban dapat mempengaruhi kehamilan Anda. Kondisi air ketuban yang terlalu sedikit disebut oligohidramnion sedangkan jika berlebihan dinamakan polihidramnion.

Apa tanda-tanda polihidramnion? Untuk kasus ringan, Anda mungkin hanya merasakan sedikit gejala atau bahkan tidak menyadarinya sama sekali. Namun untuk kasus yang cukup parah, Anda mungkin merasa sangat tidak nyaman, misalnya napas tiba-tiba pendek ketika duduk atau berbaring, bengkak pada perut bagian bawah, kaki, maupun pergelangan kaki.

Gejala lain polihidramnion adalah sakit punggung, produksi urine berkurang, rahim membesar, sulit mendengar detak jantung maupun merasakan gerakan bayi. Duh, benar-benar tidak nyaman, ya?

Bunda mungkin bertanya-tanya, seberapa sering, sih, kasus polihidramnion terjadi pada bumil? Sebenarnya cukup jarang, kok, Bunda. Hanya sekitar 1% dari kehamilan. Meski begitu, kondisi ini patut diwaspadai, sebab dampak negatif polihidramnion terhadap kandungan maupun Anda sendiri cukup besar.

Bunda, polihidramnion dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, gangguan perkembangan janin, dan kelahiran mati (stillbirth). Selain pada janin, polihidramnion juga berbahaya untuk Anda sendiri, lho!

Kondisi cairan ketuban berlebih ini dapat mengakibatkan Anda mengalami tekanan darah tinggi, infeksi saluran kemih, placental abruption, ketuban pecah dini, prolaps tali pusat (suatu kondisi medis di mana tali pusat keluar lebih dulu dari bayi saat persalinan), operasi caesar (c-section), dan pendarahan hebat  pasca-melahirkan.

Bicara air ketuban, selama 14 minggu pertama kehamilan, cairan dialirkan dari sistem sirkulasi Anda menuju kantong ketuban. Kemudian pada awal trimester kedua, bayi Anda mulai menelan (minum) air ketuban, membawanya ke ginjal dan mengeluarkannya dalam bentuk urine.

Nah, nantinya urine ini akan diminum kembali oleh bayi Anda sehingga mendaur ulang volume cairan ketuban setiap beberapa jam sekali. Dan itu berarti banyak cairan ketuban yang sebenarnya urine bayi Anda sendiri!

Dengan kata lain, bayi memegang peranan penting dalam menjaga volume cairan ketuban tetap pas dalam kantong ketuban. Namun tentu saja, terkadang sistem ini tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga terjadilah kondisi oligohidramnion ataupun polihidramnion.

Pertanyaan berikutnya, berapa volume cairan ketuban yang pas? Dalam keadaan normal, volume air yang mengelilingi bayi ini memang bertambah mulai awal hingga trimester ketiga. Pada puncaknya, saat usia kandungan mencapai 34-36 minggu, cairan yang Bunda miliki sekitar 1-1,5 liter. Setelah itu, jumlah ini perlahan-lahan berkurang hingga Anda melahirkan.

Jika Anda merasakan tanda-tanda cairan ketuban berlebih, Anda bisa melakukan tes USG. Lewat alat tersebut Anda dapat melihat ukuran kantong ketuban dan cairannya. Ukuran normal amniotic fluid index (AFI) untuk trimester ketiga berkisar 5-25 cm. Jika lebih dari 25 cm, Anda harus mewaspadainya.

Apa Penyebabnya?

Sebenarnya, apa penyebab pasti polihidramnion? Para pakar belum mengetahui apa penyebab berbagai kasus polihidramnion. Tidak ada juga cara yang bisa mencegah bumil mengalami kondisi polihidramnion. Namun beberapa pemicu umum air ketuban berlebih adalah adanya kasus kesehatan lain, seperti berikut:

1. Bumil Diabetes 

Hati-hati, Bunda, jika Anda memiliki diabetes, Anda berpotensi memiliki cairan ketuban berlebih. Sekitar 10% wanita hamil dengan diabetes mengalami polihidramnion, khususnya pada trimester ketiga.

2. Hamil Bayi Kembar Dua atau Lebih

Sementara itu Anda juga berisiko memiliki cairan ketuban berlebih jika mengandung bayi kembar dua atau lebih. Dalam kasus ini, salah satu bayi biasanya kekurangan cairan ketuban, sementara kembarannya justru berlebihan.

3. Kelainan Genetik

Bayi dengan volume air ketuban tinggi cenderung memiliki kelainan genetik seperti sindrom Down (Down syndrome).

4. Kelainan Janin 

Dalam beberapa kasus (namun jarang), bayi dapat mengalami masalah medis atau cacat lahir yang menyebabkannya berhenti menelan cairan ketuban, sementara ginjalnya terus memproduksi urine dari cairan yang sudah dia telan sebelumnya.

Ini mungkin termasuk kondisi apapun yang membuat bayi kesulitan menelan, seperti aspyloric stenosis, bibir sumbing, gangguan pada langit-langit, atau penyumbatan di saluran gastrointestinal. Masalah neurologis tertentu, seperti cacat tabung saraf atau hidrosefalus, juga dapat menyebabkan bayi kesulitan menelan.

5. Anemia

Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, polihidramnion merupakan tanda bahwa bayi mengalami anemia cukup parah yang disebabkan inkompatibilitas atau ketidakcocokan rhesus, atau infeksi seperti penyakit kelima (fifth disease). Dalam kedua kasus, problem ini dapat diatasi dengan transfusi darah dalam rahim. Bayi dengan fifth disease mungkin saja pulih tanpa treatment apapun.

Apa Yang Terjadi Jika Didiagnosa Polihidramnion?

Jika Anda didiagnosa polihidramnion, dokter akan menyarankan Anda melakukan USG high-resolution untuk memeriksa kelainan-kelainan dan kemungkinan amniocentesis untuk mengetahui adanya kelainan genetik.

Anda mungkin pula perlu melakukan non stress test atau USG secara reguler hingga akhir kehamilan untuk mengetahui perkembangan bayi Anda. Selain itu, Anda juga akan dipantau apakah ada tanda-tanda persalinan prematur atau tidak. Dan jika sebelumnya Anda tidak pernah melakukan pemeriksaan diabetes gestasional, kemungkinan inilah saatnya Anda mencobanya.

Tak hanya itu, Anda akan diawasi betul oleh dokter atau bidan saat persalinan tiba. Karena cairan ketuban ekstra yang Anda miliki, Anda berisiko sangat tinggi mengalami prolaps tali pusat (umbilical cord prolapse, kondisi di mana tali pusat turun terlebih dulu saat pembukaan serviks) atau placental abruption ketika air ketuban Anda pecah. Keduanya membutuhkan c-section segera.

Bagaimana cara terbaik merawat bumil dengan polihidramnion? Untuk kasus ringan, kemungkinan  Anda tidak perlu perawatan khusus. Kondisi ini akan hilang dengan sendirinya. Treatment untuk kondisi yang mengawalinya seperti diabetes mungkin diperlukan. Namun jika Anda merasakan napas pendek atau sakit pada perut, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter Anda apakah boleh meminum obat untuk meringankan rasa sakit itu atau tidak.


(Dini)