Kelahiran

Waspadai Darah Keluar Pasca Melahirkan, Bisa Jadi Postpartum Hemorrhage (PPH)

Waspadai Darah Keluar Pasca Melahirkan, Bisa Jadi Postpartum Hemorrhage (PPH)

Keluarnya darah pasca melahirkan sebenarnya wajar terjadi pada Anda, para ibu yang baru saja melewati masa persalinan. Darah yang keluar pasca melahirkan berasal dari proses terlepasnya plasenta dari dinding rahim Anda.

Setelah si kecil lahir dengan selamat, plasenta dalam rahim tersebut lepas dan ikut keluar bersama dengan janin Anda. Plasenta yang terlepas tersebut menyebabkan pembuluh darah pada rahim terbuka dan mengalirkan darah terus menerus sampai rahim kembali menutup pembuluh darah itu secara alami dengan sendirinya melalui proses kontraksi.

Walaupun darah yang keluar pada proses pelepasan plasenta ini cukup banyak, tetapi hal tersebut sebenarnya tidak berpengaruh sama sekali pada kesehatan Anda yang baru melahirkan, mengingat pada masa kehamilan darah dalam tubuh Anda, para ibu hamil mengalami peningkatan sekitar 50 persen dari keadaan darah Anda sebelum masa kehamilan.

Seperti yang telah kita ketahui, pembuluh darah yang terbuka karena proses terlepasnya plasenta  memang akan kembali menutup dengan sendirinya karena bantuan kontraksi alami. Kontraksi yang bisa membantu menutup pembuluh darah pada rahim ini ternyata memerlukan bantuan hormon oksitosin  untuk bekerja.

Maka dari itu, bila tim medis yang menangani proses kelahiran Anda melihat hormon oksitosin  dalam tubuh Anda kurang mencukupi untuk melakukan kontraksi penutupan maka mereka akan memberikan suntikan hormon oksitosin  pada tubuh Anda untuk membantu mempercepat terjadinya kontraksi pada rahim Anda. Sehingga pendarahan bisa dihindari.

Selain pemberian dengan suntikan, ternyata diketahui bahwa hormon oksitosin bisa muncul secara alami ketika Anda tengah menyusui. Maka semakin cepat Anda menyusui si kecil, semakin banyak pula hormon oksitosin yang Anda produksi sehingga akan semakin cepat pula pembuluh darah yang terbuka tadi menjadi tertutup. Sehingga pendarahan yang Anda alami pun akan dengan segera berkurang dan berhenti.

Namun tidak semua wanita berhasil menjalani proses pelepasan plasenta tersebut dengan lancar, ada pula wanita yang mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan dan harus mendapatkan penanganan medis lebih lanjut karena hal tersebut.

Pendarahan hebat pasca melahirkan atau yang lebih dikenal dengan istilah postpartum hemorrhage (PPH), memang masih jarang terjadi pada wanita. Penelitian menyatakan hanya sekitar 6 persen wanita di dunia ini yang mengalami PPH pasca masa persalinan.

Pendarahan pasca melahirkan ini biasanya disebabkan karena bagian leher rahim robek pada saat persalinan atau bisa juga karena adanya robekan hebat pada bagian vagina atau perineum Anda pada saat melahirkan. Rahim yang terobek hebat juga bisa menjadi penyebab adanya PPH pasca melahirkan. Namun rahim yang robek adalah salah satu kejadian langka pada wanita, tapi ada tetap harus waspada pada hal tersebut.

Jenis PPH sendiri ada dua macam jenis, PPH yang pertama yaitu jika pendarahan terjadi dalam kurun waktu 24 jam setelah melahirkan, maka ini disebut PPH tahap awal dan jika pendarahan terjadi dalam kurun waktu beberapa hari atau beberapa minggu setelah melahirkan maka ini disebut PPH tahap ke-2 atau lanjutan.

Hal lain yang bisa menjadi penyebab adanya pendarahan hebat pasca melahirkan yaitu, adanya kelainan penggumpalan darah dalam tubuh Anda. Pengggumpalan darah ini mungkin terjadi pada masa kehamilan karena adanya komplikasi dari penyakit-penyakit seperti preeclampsia yang cukup serius, HELLP sindrom atau abrupsi plasenta dalam rahim. Hal-hal tersebut bisa memicu adanya penggumpalan darah pada tubuh Anda dan menyebabkan pendarahan hebat pasca melahirkan.

Bila Anda telah didiagnosa mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan biasanya dokter akan melakukan hal-hal berikut ini untuk menghentikan PPH yang Anda alami, yaitu:

  • Mengingat otot-otot rahim Anda melemah setelah melahirkan, tim medis yang menangani proses persalinan Anda akan mulai memijat rahim Anda agar otot-otot rahim Anda menjadi rileks dan kembali kuat. Sehingga rahim Anda bisa melakukan kontraksi untuk menutup pembuluh darah yang terbuka karena proses terlepasnya plasenta tadi.
  • Selain itu, tim medis biasanya akan memasukan alat untuk mengosongkan kandung kemih Anda bila memang mereka melihat kandung kemih Anda dalam keadaan penuh dengan cairan. Hal ini dilakukan karena kandung kemih yang penuh bisa menghambat rahim melakukan kontraksi penutupan pembuluh darah yang terbuka di rahim.
  • Bila plasenta tidak juga keluar setelah buah hati Anda keluar dengan selamat, maka tim medis yang menangani Anda akan segera mengeluarkannya dengan cara manual yaitu dengan menariknya lewat vagina Anda. Anda tak usah khawatir karena sebelum menarik plasenta keluar, tim medis akan melakukan berbagai macam prosedur untuk memastikan keamanan dan keselamatan Anda.
  • Jika setelah plasenta dikeluarkan, darah masih banyak keluar dari tubuh Anda maka tim medis akan memberikan hormon oksitosin untuk membantu terjadinya proses kontraksi sehingga pembuluh darah yang terbuka dirahim segera tertutup secara alami, dan bila hormon oksitosin yang diberikan tidak langsung memberikan pengaruh tim medis pun akan memberikan pijatan di area rahim Anda untuk membantu mempercepat terjadinya proses kontraksi pada rahim.
  • Jika hal tadi tidak menghentikan pendarahan pada rahim Anda, tindakan berikutnya, tim medis akan memberikan Anda obat penahan nyeri dan memeriksa apakah Anda mengalami robekan hebat pada saat proses pelepasan plasenta tadi. Jika memang benar terjadi tim medis akan memeriksa rahim Anda secara menyeluruh apakah ada sisa-sisa plasenta didalam rahim Anda. Bila ada, tim medis akan melakukan tindakan kuret untuk membersihkan rahim Anda.
  • Setelah dilakukan pembersihan, jalan terakhir untuk menghentikan pendarahan hebat pada rahim Anda yaitu dengan jalan operasi.

(Wati)