Kelahiran

7 Jenis Penghilang Rasa Sakit Selama Persalinan. Mana Yang Anda Pilih?

7 Jenis Penghilang Rasa Sakit Selama Persalinan. Mana Yang Anda Pilih?

Penghilang rasa sakit saat persalinan memang belum terlalu banyak digunakan di Indonesia. Tapi, tahukah Bunda, ternyata banyak calon ibu di Amerika memilih obat penghilang rasa sakit untuk membantu mereka menjalani persalinan. Tapi tidak semua dari mereka membuat keputusan ini sebelum proses persalinan berlangsung lho Bun. Ada juga yang meminta obat penghilang rasa sakit saat persalinan sudah dimulai dan ada kondisi yang diluar prediksi sang ibu. Sedangkan beberapa ibu lainnya mengaku kalau mereka meminta obat tersebut saat persalinan mereka memakan waktu yang sangat lama dan rumit.

Yang perlu Bunda ingat, rasa tidak nyaman yang dialami selama persalinan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita lain dan antara tiap kelahiran. Tak ada wanita yang bisa memperkirakan rasa sakit seperti apa yang akan ia rasakan selama persalinan atau bagaimana cara untuk mengatasinya. Ada beberapa wanita yang berhasil melakukan teknik pernafasan dan relaksasi, tapi ada juga yang gagal.

Banyak jenis pengobatan yang bisa mengurangi rasa sakit selama persalinan. Epidural dan anestesi spinal menjadi dua hal yang umum digunakan, tapi sebenarnya masih ada beberapa pilihan lain yang bisa Anda pertimbangkan. Jika Bunda tertarik untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu untuk memutuskan mana yang terbaik untuk Anda dan si kecil. 

Kalau Bunda penasaran, Ibupedia punya list obat penghilang rasa sakit yang bisa digunakan selama persalinan. Yuk pelajari kelebihan dan kekurangan obat-obat berikut ini.

  1. Epidural

    Epidural merupakan anelgesik regional yang bisa digunakan selama persalinan. Penggunaan obat anestetik yang lebih kuat atau lebih banyak bisa digunakan sesaat sebelum menjalani bedah sesar atau sebelum melakukan persalinan vaginal yang membutuhkan penggunaan alat forceps atau vakum. Anda akan diminta untuk duduk atau berbaring miring dengan sedikit menekuk punggung selama prosedur pemberian epidural. Obat kemudian disuntikkan ke bagian luar tulang belakang di punggung bagian bawah. Awalnya Anda akan diberi sedikit dosis obat untuk memastikan posisi epidural sudah tepat. Jika Anda tidak mengalami masalah apapun, baru akan diberi dosis penuh. Dibutuhkan waktu sekitar 10-20 menit hingga obat bekerja.

    Epidural biasanya menghilangkan rasa sakit di tubuh bagian bawah tanpa memperlambat persalinan. Penggunaannya bisa terus-menerus dilakukan selama persalinan. Walaupun Bunda menggunakan epidural, Anda akan tetap tersadar. Kombinasi antara epidural dan anestesi spinal membuat otot Anda cukup kuat untuk berjalan-jalan selama proses persalinan. Epidural biasanya hanya memiliki efek samping sedikit atau tidak ada sama sekali pada bayi.

    Epidural mungkin hanya memberi efek pada satu sisi tubuh saja. Selain itu, epidural dapat mengurangi tekanan darah Anda, yang bisa melambatkan detak jantung bayi. Jika anestesi mempengaruhi dinding dada, Anda bisa merasakan sensasi kesulitan bernafas untuk sesaat. Bunda juga mungkin akan menggunakan kateter karena anestesi epidural bisa mengurangi kemampuan Anda untuk mengosongkan kantung kemih. Demam dan rasa gatal bisa juga Anda rasakan. Walaupun Bunda bisa tetap bergerak selama mendapat epidural, sebaiknya Anda tetap berada di tempat tidur selama persalinan. Anda bisa mengalami sakit kepala berat ketika berada pada posisi tegak setelah beberapa hari melahirkan, tapi hal ini jarang terjadi.

  2. Anestesi Spinal

    Anestesi spinal merupakan jenis anelgesik regional yang biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit sesaat sebelum melahirkan. Anestesi spinal dengan obat anelgesik yang lebih kuat sering digunakan sebelum Bunda melakukan pembedahan sesar. Obat ini juga bisa digunakan jika kelahiran vaginal Bunda membutuhkan penggunaan forceps atau vakum. Anda akan diminta untuk duduk atau berbaring miring selama prosedur ini. Obat disuntikkan ke kantong cairan di bawah tulang punggung di tubuh bagian bawah dan biasanya bekerja dalam beberapa menit. Anestesi spinal umumnya dikombinasikan dengan epidural selama persalinan.

    Anestesi spinal secara keseluruhan menghilangkan rasa sakit pada tubuh bagian bawah selama sekitar satu atau dua jam. Obat biasanya diberikan hanya sekali dalam dosis kecil dan Anda akan tetap tersadar. Anestesi spinal biasanya tidak berdampak negatif pada bayi. Tapi anestesi spinal mungkin akan menurunkan tekanan darah Anda, yang bisa melambatkan detak jantung bayi.

    Jika anestesi mempengaruhi dinding dada, Anda bisa merasakan sensasi kesulitan bernafas untuk beberapa saat. Sama seperti menggunakan epidural, Bunda akan memerlukan kateter karena anestesi spinal berpengaruh pada pengosongan kandung kemih. Anda juga akan merasakan gatal. Pada kasus yang jarang terjadi, rasa sakit kepala berat bisa dialami saat posisi tubuh tegak beberapa hari setelah melahirkan.

  3. Narkotik 

    Berbagai jenis narkotik, yang dikenal dengan opioids bisa digunakan untuk mengurangi rasa sakit selama persalinan. Narkotik akan disuntikkan ke otot atau diberikan melalui infus. Jika diberikan melalui infus, Anda bisa mengontrol dosis yang diberikan. Obat akan bereaksi dalam beberapa menit. Narkotik akan mengurangi persepsi rasa sakit selama 2 hingga 6 jam dan membuat Anda beristirahat. Tapi narkotik tidak sepenuhnya menghilangkan rasa sakit. Anda kemungkinan akan merasa mengantuk dan mual, serta menimbulkan masalah pernafasan baik untuk Anda maupun bayi.

  4. Injeksi Anestetik Lokal

    Anestetik lokal memang bukan untuk menghilangkan rasa sakit persalinan tapi bisa digunakan untuk membuat mati rasa area vaginal saat Anda mendapat irisan untuk memperluas jalan keluar pada vagina (episiotomy) atau memperbaiki sobekan setelah melahirkan. Obat akan disuntikkan ke perineum atau lapisan vaginal dan bereaksi dengan cepat.

    Anestetik local akan mengebalkan area tertentu untuk sementara waktu. Jarang ditemukan dampak negatifnya pada bayi maupun ibu. Tapi anestetik lokal tidak menghilangkan rasa sakit dari kontraksi. Reaksi alergi bisa muncul dan pada kasus yang jarang terjadi. Penyuntikan obat juga bisa mengakibatkan penurunan tekanan darah.

  5. Blok Pudendal

    Blok pudendal bisa digunakan sesaat sebelum melahirkan untuk menahan rasa sakit antara vagina dan anus (perineum). Anestetik lokal akan disuntikkan ke dinding vagina dan bekerja dalam 10 hingga 20 menit. Blok pudendal menghilangkan rasa sakit di vagina bagian bawah dan perineum hingga 1 jam. Jarang ditemukan efek samping pada ibu maupun bayi. Tapi blok pudendal mungkin tidak bereaksi pada satu sisi perineum. Reaksi alergi juga mungkin terjadi. Selain itu, blok pudendal bisa menyebabkan infeksi di area suntikan, dan penyuntikan obat ini bisa mengurangi tekanan darah.

  6. Obat Penenang

    Pada kasus yang jarang terjadi, obat penenang digunakan untuk menghilangkan kecemasan dan menghilangkan kesadaran di tahap awal persalinan atau sebelum bedah sesar. Obat penenang bisa disuntikkan ke otot atau diberikan melalui infus dan bekerja dalam 10 hingga 20 menit. Obat penenang akan menghilangkan kesadaran selama 3 hingga 4 jam, tapi tidak sepenuhnya menghilangkan rasa sakit. Penggunaannya akan mengakibatkan rasa kantuk, penurunan memori, dan mengurangi aktivitas bayi selama kelahiran.

  7. Oksida Nitrogen

    Oksida nitrogen berbentuk gas tanpa rasa maupun bau. Ini bisa menjadi anelgesik pernafasan yang bisa digunakan selama persalinan. Pemberiannya melalui masker di wajah. Setelah memakai masker tersebut, oksida nitrogen akan bekerja satu menit kemudian. Penggunaannya bisa mengurangi persepsi rasa sakit, dan ini bisa digunakan sebentar-sebentar atau terus-menerus selama persalinan.

Jika Anda memerlukan perbaikan luka sobekan setelah melahirkan, Anda dapat menggunakan oksida nitrogen sebagai suplemen untuk anestetik lokal. Penggunaannya memberi Anda kontrol terhadap pengaturan rasa sakit. Tapi jika Anda terlalu mengantuk, Anda tidak akan bisa terus memegangi masker di wajah dan berhenti menghirup anelgesiknya. Nitrogen oksida tidak memiliki efek negatif pada bayi, namun tidak sepenuhnya menghilangkan rasa sakit. Efek samping lainnya, Anda bisa mengalami pusing serta mual.

(Ismawati)