Kehamilan

8 Persiapan Ibu Hamil Sebelum Melahirkan

8 Persiapan Ibu Hamil Sebelum Melahirkan

Kehamilan selama 40 minggu terasa seperti waktu yang lama ya? Saat dijalani, 40 minggu kehamilan sungguh tidak terasa lho Bu. Sebelum terlambat menyadarinya, Ibu bisa memaksimalkan waktu 40 minggu tersebut untuk melakukan beragam persiapan ibu hamil sebelum melahirkan.

Apa saja yang bisa Ibu lakukan selama 40 minggu tersebut? Berikut ini beberapa persiapan ibu hamil sebelum melahirkan yang penting untuk diperhatikan.

  1. Mempelajari Proses Persalinan

    Proses persalinan bisa menjadi hal yang menakutkan, sehingga Ibu mungkin ingin menjauhkannya dari pikiran Anda hingga saatnya tiba. Tapi jangan lakukan ini ya Bu! Ibu hamil yang mempelajari proses persalinan selama masa kehamilan biasanya akan lebih aktif saat menjalani proses persalinan.

    Jadi jangan ragu untuk ikut birth class sebagai persiapan ibu hamil sebelum melahirkan, di mana Ibu bisa belajar tentang tahapan persalinan, teknik pernafasan, serta memahami pilihan bantuan medis yang bisa digunakan selama proses melahirkan.

    Ibu juga bisa belajar tentang proses persalinan dengan menonton video di YouTube. Banyak pilihan video persalinan yang bisa ditonton, seperti proses melahirkan secara alami, melahirkan di dalam air, melahirkan dengan penggunaan epidural, melahirkan melalui operasi caesar, dan masih banyak lagi.

    Tapi Ibu harus ingat, biarpun Anda telah mempelajari banyak hal tentang proses persalinan sebagai persiapan ibu hamil sebelum melahirkan, ini tidak berarti Anda bisa memiliki kontrol penuh selama persalinan Anda sendiri.

    Banyak hal yang akan terjadi selama persalinan dan tidak ada seorangpun yang bisa memprediksinya. Semakin Anda memahami dan menerima ketidakpastian ini, akan semakin baik pula proses persalinan yang akan Ibu jalani.

    Daripada menargetkan untuk mengalami proses persalinan yang sempurna, lebih baik bekali diri dengan pengetahuan dan pemahaman bahwa setiap proses persalinan itu berbeda-beda. Lalu siapkan diri Ibu untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi selama persalinan.

  2. Berdiskusi dengan Suami

    Ngobrol dan curhat dengan suami selama kehamilan juga penting untuk dilakukan. Ibu bisa bicara tentang apa yang Ibu harapkan dari Ayah selama ia menjadi pendamping persalinan. Pastikan juga Ibu berdiskusi dengan Ayah tentang rencana rutinitas yang akan dijalani begitu bayi lahir. Misalnya, berdiskusi mengenai keputusan kembali bekerja atau resign, dan lain sebagainya. 

    Ibu jangan berasumsi kalau suami bisa memahami seberapa besar bayi baru lahir akan mengubah kehidupan Anda berdua. Suami bahkan mungkin tidak tahu kalau perannya sangat penting saat si kecil baru lahir. Ia mungkin merasa tetap bisa lembur dengan leluasa dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Padahal Ibu mungkin berpikir sebaliknya, yaitu mengharapkan kehadiran Ayah segera setelah ia pulang kerja agar Ibu bisa istirahat sejenak.

    Bicarakan juga tentang pembagian tugas dalam mengurus rumah dan bayi. Ajak suami belajar tentang proses menyusui. Ibu juga bisa mulai mendiskusikan nama untuk si kecil, keputusan mengenai pemilihan waktu untuk menyunat si kecil, dan lain sebagainya.

    Hal-hal sensitif yang didiskusikan sedari dini bisa meredam konflik di kemudian hari.

  3. Mencari Dokter Anak untuk Si Kecil

    Ini dia persiapan ibu hamil sebelum melahirkan yang sering terlewat, yaitu lupa mencari dokter anak. Mungkin kesannya terlalu dini jika kita mencari dokter anak saat masih hamil, tapi percayalah, Ibu akan menghabiskan banyak waktu untuk menemukan dokter anak yang cocok dengan keluarga Anda. Mintalah referensi dokter anak yang terpercaya ke teman dan saudara yang sudah berpengalaman.

  4. Sharing dengan Teman Sesama Ibu

    Sebaik apapun persiapan ibu hamil sebelum melahirkan yang Anda lakukan, pasti ada saja hal-hal tidak terduga yang akan terjadi saat bayi sudah lahir. Untuk menghindari kondisi yang buruk, nggak ada salahnya lho untuk mencari teman sesama Ibu dan ajak mereka untuk sharing bareng.

    dengan mendengar berbagai cerita dari teman sesama Ibu, Anda bisa mengurangi faktor shock jika banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan saat si kecil lahir. Ada banyak kok ibu-ibu yang mau membagi pengalamannya.

    Saat mendengarkan berbagai cerita dari banyak Ibu, tetaplah untuk bersikap bijaksana ya. Misalnya, kalau ada seorang teman yang mulai bercerita tentang saudaranya yang mengalami komplikasi persalinan, Ibu bisa memilih untuk berhentilah mendengarkan dan alihkan pembicaraan dengan meminta saran tentang merek popok misalnya.

  5. Menyiapkan si Kakak

    Kalau ini adalah kehamilan kedua Ibu, artinya Anda juga harus menyiapkan si Kakak untuk menyambut kelahiran adik barunya. Kehadiran newborn di tengah kehidupan si Kakak bisa sangat membuatnya terguncang lho. Itulah kenapa, Ibu harus memaksimalkan waktu 40 minggu ini untuk membuat Kakak terbiasa menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan bayi baru lahir.

    Banyak orangtua yang memanfaatkan boneka untuk membantu Kakak memahami kalau mereka akan punya adik baru. Kalau si Kakak sudah masuk pre-school, Ibu bisa membantunya mengerti tentang kehadiran newborn lewat pretend play, atau bacakan buku cerita yang berisi tentang kisah kakak dan adik barunya.

    Saat mendekati hari perkiraan lahir, pastikan ada seseorang yang Ibu percaya untuk merawat si Kakak selama Ibu sedang di rumah sakit. Saat Kakak mengunjungi Ibu di rumah sakit, letakkan adik bayi di tempat tidurnya dan peluklah si kakak dengan hangat. Ini akan membuat ia mengerti kalau ia juga penting untuk hidup Anda.

  6. Ketahui Apa yang Harus Dilakukan Selama Proses Persalinan

    Jauh sebelum kontraksi pertama datang, Ibu harus sudah punya rencana siapa yang akan dihubungi, ke mana akan pergi, dan kapan ke rumah sakit. Ini menjadi salah satu persiapan ibu hamil sebelum melahirkan yang sangat penting untuk diperhatikan.

    Dokter atau bidan bisa memberi Ibu panduan tentang apa yang harus dilakukan ketika tahapan persalinan terjadi, seperti kapan harus menghubungi dokter atau kapan harus menuju rumah sakit. Putuskan juga siapa yang akan membawa Anda ke rumah sakit, dan siapkan beberapa anggota keluarga yang bisa membantu Anda nantinya.

    Uji coba rute yang akan Anda lalui ke rumah sakit, termasuk cari tahu di mana Ibu akan parkir dan pintu masuk mana yang akan digunakan saat tiba di rumah sakit.

    Semua hal rinci ini bisa menjadi lebih mudah jika sebelumnya Anda mengetahui seluk-beluk rumah sakit yang Anda pilih. Saat survey rumah sakit, Ibu juga bisa melihat ruang persalinan dan ruang perawatan bayi. Bila memungkinkan, Ibu bisa mendaftarkan diri sebagai pasien di rumah sakit tersebut sebelum hari perkiraan lahir tiba. Dengan begitu, ketika waktu persalinan tiba, Anda bisa melewati proses birokrasi rumah sakit yang mungkin cukup rumit dan memakan waktu.

  7. Siapkan Orang yang Akan Membantu Anda Setelah Melahirkan

    Di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, Ibu akan sangat membutuhkan bantuan. Jangan tolak setiap bantuan yang datang ya Bu, Ibu yang menerima bantuan biasanya bisa lebih baik lagi dalam merawat bayinya.

    Ingat, Ibu tidak mungkin menjadi seorang superhero yang bisa melakukan semuanya seorang diri. Jika ada saudara yang akan membantu, coba berdiskusi dengannya untuk membahas apa saja yang bisa ia lakukan setelah ibu melahirkan.

    Ibu juga bisa menyewa tenaga seorang doula, pengasuh, atau asisten rumah tangga. Dengan begitu, Anda bisa mendapat waktu yang cukup untuk beristirahat.

  8. Putuskan Siapa yang Akan Menemani Saat Persalinan

    Persiapan ibu hamil sebelum melahirkan yang satu ini bisa bisa menjadi keputusan yang sangat personal. Beberapa ibu ingin berada di ruang melahirkan dengan ditemani oleh suaminya, doula, sahabat, orangtua, atau mertuanya. Tanyakanlah ke pihak rumah sakit tentang jumlah orang yang diperbolehkan untuk menamani Anda.

    Ada baiknya juga menunjuk seorang juru bicara, yakni seseorang yang bisa mengirim message untuk mengabarkan tentang kelahiran si kecil ke seluruh keluarga dan teman-teman.

    Ibu juga perlu ingat, persalinan adalah proses yang melelahkan, tapi tamu bisa terus berdatangan tiada henti. Jadi, ada baiknya untuk membatasi orang yang datang berkunjung. Mintalah perawat untuk memberitahu para tamu ketika Ibu membutuhkan waktu  istirahat jika ibu merasa sungkan memberitahukannya sendiri. 


Itulah beberapa persiapan ibu hamil sebelum melahirkan yang harus Ibu perhatikan. Jadi, Ibu sudah menyiapkan yang mana saja nih?

(Ismawati)