Kehamilan

Apakah Pola Makan Ibu Hamil Mempengaruhi Berat Bayi? Ini Jawabannya!

Apakah Pola Makan Ibu Hamil Mempengaruhi Berat Bayi? Ini Jawabannya!

Saat hamil pasti banyak sekali teman dan bahkan orang yang tidak Anda kenal yang menyarankan Anda untuk makan lebih banyak. Hmm, sebenarnya apakah pola makan Anda saat hamil mempengaruhi ukuran bayi nantinya? Apakah makan lebih banyak bisa menambah berat badan bayi di dalam rahim? Dan apakah  diet saat hamil bisa membuat bayi berukuran kecil dan lebih mudah dilahirkan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan kita coba jawab satu persatu ya Bun.

Rata-rata bayi lahir dengan berat sekitar 2,5-5 kg. Bayi dengan berat lebih dari 5 kg masuk dalam kategori besar. Tapi bayi besar bukan berarti tidak sehat ya, bukan juga berarti bayi tersebut mengalami komplikasi kelahiran. Dan ternyata pola makan selama hamil bisa mempengaruhi kesehatan dan ukuran bayi.

Kualitas maupun kuantitas yang Anda makan bisa berdampak sama pada ukuran bayi, juga mempengaruhi metabolisme dan kesehatannya bahkan hingga dewasa. Mengingat pentingnya hal tersebut, simak yuk pola makan yang sering dilakukan ibu hamil dan efeknya pada ukuran bayi!

Faktor Yang Mempengaruhi Ukuran Bayi

Pola makan ibu pastinya berpotensi mempengaruhi ukuran bayi. Tapi ada banyak faktor lain yang juga berpengaruh, seperti:

  • Gen dari ibu maupun ayah bisa menentukan ukuran bayi.

  • Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti anemia, diabetes, dan sebagainya.

  • Usia ibu saat hamil. Ibu dengan usia lebih dari 35 tahun lebih berisiko melahirkan bayi besar, kemungkinan karena kondisi medis yang lebih umum terjadi ketika usia bertambah. Sedangkan ibu di usia remaja lebih berisiko melahirkan bayi berukuran lebih kecil.

  • Berat badan sebelum hamil. Ibu dengan berat badan yang kurang akan berisiko melahirkan bayi kecil, sedang ibu dengan indeks massa tubuh tinggi akan berisiko melahirkan bayi besar.

Penambahan Berat Badan Saat Hamil Bisa Berpengaruh Pada Ukuran Bayi

Penambahan berat badan yang rendah selama hamil itu jarang terjadi di kebanyakan negara berkembang. Bahkan wanita dengan keterbatasan finansial bisa mendapat kalori yang cukup kok selama hamil. Ibu hamil yang mengalami Hyperemesis Gravidarum (kondisi kehamilan dengan mual dan muntah berat yang berakibat pada berkurangnya berat badan) dan berusaha menambah berat badan sering kali melahirkan bayi dengan berat lahir sehat.

Tapi banyak penelitian menunjukkan kalau berat badan saat hamil yang tinggi terkait dengan bayi berukuran besar. Terlepas dari faktor lain, wanita hamil yang menambah berat lebih dari 24 kg memiliki bayi lebih besar dibanding wanita yang beratnya bertambah 8-10 kg selama hamil. Penelitian juga menemukan kalau penambahan berat badan saat hamil yang tinggi tak hanya berhubungan dengan berat lahir bayi tapi juga risiko obesitas dan kesehatan si kecil di masa depan.

Gula Darah dan Berat Badan Bayi

Ibu hamil dengan diabetes tipe 1 berisiko melahirkan bayi besar. Tapi jika Bunda kerja sama dengan dokter, ia akan membantu memastikan kalau Anda dan bayi tetap sehat selama hamil. Diabetes gestasional dan diabetes tipe 2 biasanya bisa diatasi dengan baik dengan pengaturan pola makan dan gaya hidup.

Bila Anda menjaga tingkat glukosa dengan baik, risiko bayi besar bisa dikurangi. Risiko bayi besar dari diabetes gestasional atau tipe 2 biasanya terkait dengan tingkat gula darah yang tinggi. Bila Anda memulai kehamilan dengan indeks massa tubuh yang sehat, tetap aktif, dan makan makanan yang sehat, risiko diabetes gestasional akan menurun.

Satu penelitian menunjukkan pola kalau makan sehat dan olahraga akan menurunkan risiko berkembangnya diabetes gestasional hingga 83 persen. Bila Anda menjaga kesehatan selama hamil, tanpa atau dengan diagnosa diabetes gestasional, risiko bayi besar sebagai akibat dari gula yang tidak terkontrol, akan bisa diturunkan. Pola pikir makan untuk dua orang selama hamil dan menganggap kehamilan sebagai kesempatan untuk makan apapun yang diinginkan akan secara negatif mempengaruhi kesehatan dan ukuran bayi.

Bukan Makan Untuk Dua Orang

Meski ada janin yang sedang tumbuh dalam tubuh, Bunda tak perlu makan untuk porsi dua orang dewasa. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan sekitar 1400-2200 kalori per hari. Anda membutuhkan rata-rata hanya 300 kalori tambahan per hari selama hamil, yang setara dengan satu alpukat berukuran sedang.

Tapi kebutuhan Anda bisa bervariasi berdasarkan tahapan kehamilan yang berbeda. Selama trimester pertama Anda tidak terlalu perlu meningkatkan asupan kalori. Ini jadi waktu yang tepat untuk menentukan pilihan nutrisi yang baik. Selama trimester kedua Anda membutuhkan sekitar 300-350 kalori tambahan per hari. Selama trimester ketiga Anda perlu sekitar 450-500 kalori tambahan per hari.

Meski terlihat banyak, konsumsi 300-500 kalori tambahan bisa diperoleh dengan cara mudah. Pastikan pilihan makanan yang sehat. Jangan lupa, makan cukup protein untuk sarapan membuat Anda merasa lebih kenyang lebih lama. Makanan yang Anda makan untuk memulai aktivitas setiap harinya akan mengatur tingkat gula darah untuk hari itu.

Pola Makan Ibu Dan Kesehatan Bayi

Ingat nih Bun, berat lahir bayi, tinggi atau rendah, tidak selalu mengindikasikan kesehatannya sekarang atau di masa depan. Beberapa bayi yang berukuran lebih besar karena genetik tetap sehat dan  begitu pula yang berukuran kecil. Meski begitu, bayi yang lahir dengan berat lahir rata-rata juga tidak secara otomatis berarti sehat. Memiliki bayi lebih besar biasanya menjadi masalah ketika berhubungan dengan gula darah yang tak terkontrol dan bayi tumbuh lebih besar dibanding biasanya.

Bayi dengan berat yang sehat masih bisa mengalami efek pola makan ibu selama perkembangannya. Satu penelitian menemukan kalau pola makan ibu bisa mempengaruhi metabolisme tidak hanya pada bayinya, tapi tiga generasi berikutnya. Pola makan ibu yang buruk sebenarnya bisa menyebabkan perubahan DNA, yang mempengaruhi bagaimana fungsi metabolisme. Bila Anda dan bayi berada di ukuran yang sehat, tapi pola makan Anda berupa karbohidrat yang diproses seperti roti, sereal, gula, atau pasta, ini bisa mempengaruhi metabolisme. Penelitian juga menunjukkan pola makan selama hamil mempengaruhi sistem kekebalan bayi yang menentukan fungsi kekebalan keseluruhan sepanjang hidupnya.

Agar Berat Bayi Seperti Yang Seharusnya

Dengan bukti yang jelas bagaimana berat badan ibu, gula darah, dan tekanan darah mempengaruhi berat lahir bayi, peneliti berharap dokter bisa lebih baik mengatasi faktor ini pada pasien mereka. Berat lahir lebih tinggi atau rendah memiliki risiko pada bayi, seperti cedera lahir dan masalah gula darah pada bayi besar, serta masalah pernafasan dan perkembangan pada bayi kecil. Selain itu, terlahir dengan ukuran sangat kecil atau sangat besar terkait dengan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Bila Anda kelebihan berat badan dan berusaha hamil atau sudah hamil, bicaralah pada dokter tentang bagaimana mengatur berat badan agar ukuran bayi sesuai target. Hamil bukan waktu untuk menjalankan diet tapi dokter bisa memberitahu Anda strategi untuk makan sehat dan berolahraga yang bisa membantu memastikan berat lahir yang sehat untuk bayi.

Jika bidan atau dokter khawatir tentang penambahan berat badan Anda yang berlebihan, diabetes  gestasional, berat badan rendah, atau malnutrisi, ada baiknya berkonsultasi dengan ahli nutrisi yang berpengalaman dengan pola makan selama kehamilan. Membatasi karbohidrat yang diproses dan tetap aktif bisa meningkatkan kesehatan Anda dan berdampak positif pada berat lahir bayi serta kesehatannya di masa mendatang.

(Ismawati)