Ibupedia

Hiperemesis Gravidarum, Mual-Muntah Kronis Saat Hamil

Hiperemesis Gravidarum, Mual-Muntah Kronis Saat Hamil
Hiperemesis Gravidarum, Mual-Muntah Kronis Saat Hamil

Mual, muntah, atau pusing ketika mencium bau-bauan tertentu adalah hal yang biasa dialami ibu hamil (bumil), terutama pada trimester pertama kehamilan. Namun bagaimana jika mual dan muntah itu terus-menerus terjadi selama 9 bulan kehamilan sehingga bumil menjadi lemas tak berdaya? Hati-hati, Bunda, ini adalah tanda bahaya!

Mual dan muntah kronis sepanjang waktu, apalagi jika dialami hingga akhir kehamilan, bukanlah kondisi yang normal, Bunda.  Kondisi  ini terkadang membutuhkan penanganan medis yang cermat.  Berbeda dari morning sickness pada umumnya, mual-muntah kronis akan sangat mengganggu kehamilan. Anda harus berjuang ekstra keras untuk mengatasinya, dan tidak mustahil Anda harus dirawat di rumah sakit agar mual-muntah Anda dapat berkurang.

Hiperemesis gravidarum. Begitulah istilah medis untuk mual dan muntah ekstrim serta terus-menerus selama kehamilan tersebut. Seperti disebut di atas, kondisi ini dapat mengakibatkan Anda dirawat di rumah sakit karena efek dehidrasi yang ditimbulkan.

Dengan kata lain, hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah kronis saat hamil. Begitu parahnya, bumil yang mengalami kondisi ini sangat sering memuntahkan kembali apa yang dikonsumsi sehingga mereka tak memiliki cukup asupan makanan atau cairan agar tetap sehat, nyaman, dan menjalani kehamilan dengan ceria. Akibat hiperemesis gravidarum, bumil dapat mengalami dehidrasi, berat badan menurun, dan berisiko komplikasi baik untuk diri mereka sendiri maupun sang buah hati.

Bunda, sekitar 3% calon ibu mengalami hiperemesis gravidarum. Bumil biasanya dapat dikatakan mengalami hiperemesis gravidarum jika mengalami muntah beberapa kali dalam sehari, atau selalu muntah setiap kali makan atau minum, atau jika berat badan turun. Biasanya, kondisi ini terjadi pada sekitar minggu keempat dan ketujuh, dan berangsur membaik pada minggu ke-14 dan 16 kehamilan. Kebanyakan bumil mengalami hiperemesis gravidarum hingga usia kandungan 20 minggu, namun tak sedikit pula yang menderita mual dan muntah kronis hingga menjelang persalinan.

Hiperemesis gravidarum memang cukup sulit diatasi, namun semakin cepat Anda terdiagnosa, semakin cepat pula treatment dapat dilakukan. Berbeda dari morning sickness biasa, kondisi ini tidak dapat Anda atasi sendiri (self-help treatment) karena Anda akan kesulitan berjuang melawannya dari hari ke hari.

Anda kemungkinan akan memproduksi terlalu banyak ludah atau berusaha menelan ludah sendiri tanpa muntah. Karena itu dibutuhkan bantuan dokter untuk mengatasinya. Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan, termasuk memeriksa berat badan Anda, apakah turun lebih dari 5% atau tidak. Dokter juga akan mengecek apakah Anda sudah mengalami dehidrasi atau masih sanggup bertahan.

Tanda Bahaya

Anda sebaiknya segera menghubungi dokter jika tidak dapat makan atau minum sama sekali selama kurun waktu 12 jam. Selain itu, Anda juga patut waspada jika warna urin berubah gelap dan berbau, atau jika Anda tidak dapat buang air kecil sama sekali dalam waktu 4-6 jam terakhir, sebab itu adalah tanda-tanda dehidrasi  yang membutuhkan bantuan medis. Begitu pula jika Anda mengalami muntah darah, demam, nyeri perut, pusing, sangat lemas, atau bahkan pingsan, Anda sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit.

Jika mual-muntah terjadi ketika usia kandungan lewat delapan minggu, atau jika mual-muntah tersebut diiringi demam dan rasa nyeri, bisa jadi ada penyebab lain yang memicunya, seperti  tukak lambung, infeksi saluran kemih, penyakit tiroid atau diabetes.

Berbahayakah bagi Kandungan? 

Bunda, jika Anda mendapat perawatan medis dengan tepat, bayi Anda tidak akan terkena dampak dari kondisi mual-muntah kronis Anda. Untuk mengatasi hiperemesis gravidarum, dokter biasanya akan memberikan obat anti mual-muntah yang aman untuk kandungan dan tidak membahayakan sang buah hati. Namun bila Anda mengalami penurunan berat badan akibat kondisi ini, ada kemungkinan bayi Anda berisiko terlahir lebih kecil daripada bayi pada umumnya.

Meski hiperemesis gravidarum tidak membayakan bayi Anda, namun kondisi ini sangat mempengaruhi  kesehatan dan daya tubuh Anda. Selain itu, Anda juga akan merasa tidak nyaman secara psikologis. Anda akan merasa sangat kelelahan, depresi, dan tidak nyaman selama kehamilan. Anda juga akan sulit berinteraksi dengan orang lain, merasa terisolasi dan bahkan mencoba menarik diri dari lingkungan, serta membuat pasangan Anda pusing tujuh keliling.

Hiperemesis gravidarum juga membuat Anda sulit merawat diri maupun mengurus keluarga. Bahkan hal-hal sederhana seperti mandi, mengemudi, atau jalan-jalan ke mal menjadi hal yang mustahil Anda lakukan. Anda mungkin akan merasa kesal karena Anda merasa tak seorang pun memahami Anda. Untunglah Bunda, ada kabar baik untuk Anda yang mengalami hiperemesis gravidarum, bahwa kondisi ini akan hilang setelah si buah hati lahir.

Apa Penyebabnya?

Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui. Seperti morning sickness biasa, beberapa faktor dapat mempengaruhi, termasuk perubahan hormon. Meningkatnya hormon hCG (human chorionic gonadotropin) saat hamil diyakini berperan dalam memicu terjadinya hiperemesis gravidarum.

Berikut penyebab Anda berisiko lebih besar mengalami mual-muntah kronis ketika hamil: 

  • Hamil anak kembar dua atau tiga.
  • Anda pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya. 
  • Kakak, adik, atau ibu Anda pernah mengalami kondisi ini.
  • Anda kerap mengalami mabuk perjalanan atau memiliki riwayat migrain.
  • Anda memiliki gejala penyakit liver.

Bagaimana Mengatasinya? 

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk setidaknya meringankan mual-muntah Anda. Yang paling utama tentu saja meminta bantuan dokter atau bidan. Berikut detailnya:

  1. Konsultasikan masalah ini kepada dokter atau bidan dan ceritakan betapa sangat tidak nyamannya Anda, bahwa Anda sangat membutuhkan perawatan medis.
  2. Minta bantuan suami, keluarga, dan teman-teman terdekat untuk lebih sabar dalam menghadapi sikap Anda. Jangan ragu pula meminta bantuan mereka untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang terbengkalai, seperti memasak, belanja, merawat anak, maupun beberes rumah.
  3. Ketika sedang ngidam makanan tertentu, segera makan sebelum Anda kembali didera rasa eneg. Hindari makanan yang baunya dapat membuat Anda mual.  Jika bau masak-masakan membuat Anda ingin muntah, cobalah makan makanan dingin.
  4. Makan apapun yang sekiranya Anda tidak akan mual dibuatnya. Jangan khawatir akan muntah setelahnya. Tanamkan pikiran positif bahwa bayi dalam kandungan membutuhkan nutrisi yang cukup dari Anda.
  5. Cobalah makan sedikit tapi sering. Perut kosong biasanya memicu terjadinya mual dan muntah. Hindari makanan berlemak dan minum sebisa mungkin agar tidak dehidrasi. Jika tetap tidak bisa, dokter akan meresepkan vitamin B6 atau bahkan obat anti-mual tertentu.
  6. Sekali lagi, hindari dehidrasi meski hanya dengan menyeruput sedikit air atau menghisap es batu.
  7. Beristirahatlah sebanyak mungkin. Kelelahan dapat memperparah mual dan muntah Anda.
  8. Cobalah resep alami seperti jahe atau akupresur menggunakan sea bands, di samping obat-obatan medis tentunya.
  9. Tak perlu merasa bersalah tentang kondisi Anda. Anda sedang sakit dan tentu saja ini bukan kesalahan Anda. Iya, kan, Bunda?

(Dini)