Kehamilan

Mood Ibu Hamil Naik Turun

Mood Ibu Hamil Naik Turun

Sebuah pertanyaan untuk para ibu dan calon ibu: ketika hamil, pernahkah Anda tiba-tiba ingin menangis sekencang-kencangnya padahal beberapa detik yang lalu baru saja tertawa bahagia? Atau mungkin Anda merasa ingin selalu marah padahal suasana di dalam rumah adem ayem saja dan Anda sesungguhnya tidak ada alasan untuk marah-marah? Jika ya, welcome to the club!

Selama kehamilan, ibu hamil (bumil) memang banyak mengalami masalah emosi seperti ini. Perubahan suasana hati yang naik turun seperti roller coaster tersebut tentu saja sangat tidak mengasyikkan, dan bahkan dapat membuat orang di sekitar bumil, dan juga bumil sendiri, menjadi panik dan tidak nyaman. Hmm... benar-benar membingungkan, ya? Tetapi begitulah bumil, dengan segala perubahan pada tubuhnya dari minggu ke minggu, termasuk perubahan emosionalnya.


Penyebab Naik Turunnya Mood Ibu Hamil

Mengapa mood bumil bisa berubah-ubah dengan cepat seperti itu? Tidak lain karena perubahan hormonal (yang berakibat pada level neurotransmitter dan perasaan cemas akan menjadi orang tua). Level hormonal Anda bergelombang, sedangkan kadar estrogen dan progesteron dalam darah meningkat. Peningkatan level hormon inilah yang dapat mempengaruhi mood Anda sehingga Anda sering meneteskan air mata atau mudah terpancing dan emosi, meski hanya karena masalah sepele.

Kebanyakan mood bumil naik turun karena kekhawatiran akan terjadinya perubahan besar dalam hidupnya. Anda bisa sangat bahagia berpikir sebentar lagi akan ada buah hati mungil menemani hari-hari Anda, namun di sisi lain Anda khawatir tidak bisa menjadi sosok sempurna bagi si kecil.

Kekhawatiran umum bumil selama mengandung di antaranya perasaan cemas dapat menjadi orang tua yang baik atau tidak, bagaimana hubungan dengan suami kelak ketika bayi sudah lahir, apakah bayi akan lahir sehat, dan bagaimana finansial keluarga ke depan setelah anak makin dewasa.

Ada juga perasaan takut akan perubahan tubuh pasca-melahirkan, apakah pasangan tetap menyayangi dan menganggap diri Anda menarik, khawatir lelah dan kurang istirahat selama mengandung atau pasca-persalinan.

Nah, setiap orang memiliki respon berbeda terhadap perubahan hormonal ini. Beberapa bumil meresponnya dengan biasa-biasa saja, namun tak sedikit yang merasa sangat depresi dan cemas sehingga mudah marah.

Suasana hati yang tidak stabil ini biasanya terjadi pada usia kehamilan 6-10 minggu atau pada trimester pertama kehamilan. Pada saat itu bumil merasa sangat sulit mengendalikan emosinya sehingga kerap meledak-ledak. Bumil juga jadi mudah menangis hanya untuk hal-hal sepele seperti menonton film sedih.

Akan tetapi mood naik turun ini biasanya berangsur-angsur menghilang pada trimester kedua, sebelum akhirnya muncul kembali di trimester akhir kehamilan atau beberapa saat menjelang persalinan. Jika setelah persalinan Anda masih saja dilanda mood tak menentu, itu berarti Anda mengalami baby blues dan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter Anda.


Cara mengendalikan Mood ibu Hamil

Meski wajar, tetapi tak ada salahnya, kan bumil mencoba mengendalikan mood yang membandel ini? Dengan menaklukkan mood, Anda akan merasa lebih santai dalam menghadapi kehamilan dan persalinan, dan orang-orang di sekitar Anda juga ikut tenang karena tak lagi mendapat omelan dari Anda. Ingin mencoba? Berikut kiatnya:


1. Minta bantuan

Wajar jika bumil ingin segala sesuatunya beres dan sempurna ketika sang buah hati lahir. Tapi ingat, Anda juga harus menjaga kesehatan. Jangan sampai kelelahan karena sibuk belanja perlengkapan bayi sendiri sekaligus mencuci, membersihkan, merapikan, dan merancang kamar bayi sendirian. Mintalah bantuan suami, keluarga, atau teman agar beban Anda berkurang.


2. Istirahat yang cukup

Banyak-banyaklah beristirahat. Sebisa mungkin, cobalah tidur siang meski hanya sebentar. Jika Anda merasa sangat lelah dan bosan, ajak pasangan Anda berlibur. Jika Anda bekerja, Anda bisa mengambil cuti lebih cepat dari rencana semula sehingga Anda bisa me-recharge “batere” Anda sebelum si kecil lahir.


3. Santai sejenak

Sesekali bersantai boleh kok. Nonton bioskop, jalan-jalan ke mall, ngopi, duduk-duduk di taman, atau apa saja yang bisa membuat Anda merasa santai dan rileks. Kalau malas keluar, Anda bisa memanjakan diri di rumah dengan menonton televisi atau membaca.


4. Cari teman berbagi

Salah satu obat penawar terbaik untuk yang sedang dirundung kecemasan adalah teman berbagi. So bumil, jika Anda merasa benar-benar cemas atau bingung mengendalikan emosi, ada baiknya Anda berbagi cerita dengan teman atau keluarga. Pastikan teman berbagi Anda adalah orang yang pengertian dan pendengar yang baik. Bisa juga dengan berbagi cerita di forum-forum internet dengan bumil lain yang senasib.


5. Berolahragalah

Olahraga dikenal sebagai pengangkat mood yang jitu. Jadi jika Anda sedang marah atau cemas, cobalah berolahraga ringan seperti berenang, jalan-jalan pagi, atau yoga khusus bumil.


6. Bicarakan dengan pasangan

Pasangan Anda mungkin adalah sasaran empuk kemarahan Anda. Bisa jadi dia mencoba memahami kondisi Anda yang sedang labil, namun ada pula yang merasa terganggu atas sikap emosional Anda selama hamil. Agar tenang, coba bicarakan dengan pasangan Anda bahwa Anda masih mencintainya.

Duduklah berdua dan ceritakan pada pasangan apa yang Anda rasakan ketika mood sedang naik turun. Selanjutnya, giliran pasangan mengungkapkan apa yang dirasakannya saat Anda marah-marah tidak jelas. Resolusi memang bukan tujuan diskusi ini –karena bagaimana pun juga Anda kerap tidak kuasa mengontrol emosi saat sedang hamil- namun setidaknya Anda dan suami dapat saling memahami.

Saat Anda sedang tenang, habiskan waktu bermanja-manja dengan pasangan atau menghabiskan quality time hanya berdua dengan dia. Ini dapat membantu memperkuat ikatan cinta Anda dan pasangan sebelum si kecil lahir.


7. Berjanji untuk bersabar.

Anda sudah paham bahwa mood naik turun saat hamil adalah normal. Oke, itu berarti Anda harus berjuang untuk bisa mengurangi intensitasnya. Cobalah berjanji pada diri sendiri untuk sabar setiap kali mood akan berubah layaknya roller coaster. Selalu ingatkan diri dan orang di sekitar Anda bahwa perjuangan ini akan berakhir dengan indah: lahirnya bayi mungil nan lucu.


8. Stop berpikir negatif

Kehamilan adalah momen perubahan hidup yang cukup besar. Tak heran jika di masa ini Anda akan merasakan suka cita dan kebahagiaan bercampur aduk dengan ketakutan dan  kecemasan. Berhentilah berpikir negatif tentang apapun, termasuk tentang ketakutan Anda akan menjadi ibu yang tidak baik bagi buah hati Anda kelak.

Bagaimana jika semua cara sudah dicoba namun Anda tetap tidak dapat menaklukkan bad mood membandel? Coba konsultasikan dengan dokter atau bidan karena sekitar 10% dari bumil mengalami depresi selama hamil.

Jika Anda merasa terlalu sering atau selalu sedih, cemas, atau marah sepanjang kehamilan, bisa jadi Anda masuk dalam kategori ini. Mood swing yang sangat intens, akut, atau sering ini bisa menjadi penanda bipolar disorder (dulu lebih dikenal sebagai manic depression).

(Dini)