Kehamilan

Waspadai Bahaya Listeriosis Pada Ibu Hamil

Waspadai Bahaya Listeriosis Pada Ibu Hamil

Apa itu listeriosis?

Listeriosis adalah suatu infeksi serius yang dapat terjadi tatkala Bunda mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Listeria monocytogenes. Wanita hamil beserta janinnya, bayi yang baru lahir, orang-orang dengan daya tahan tubuh rendah, serta orang lanjut usia adalah tipe orang yang rentan terhadap infeksi ini. Bahaya Listeria mencakup infeksi darah, meningitis, serta komplikasi-komplikasi lainnya yang terbilang serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Bagi wanita hamil, Listeria menjadi ancaman besar terhadap kehamilan serta perkembangan janin. Aduh, seram ya, Bun? Namun untung saja penyakit ini termasuk langka kejadiannya. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan terdapat 2500 orang yang terkena Listeriosis setiap tahunnya di Amerika Serikat dan sepertiga dari kasus tersebut menimpa para Ibu hamil.

Bagaimana listeriosis dapat membahayakan kesehatan Ibu dan si kecil?

Kecuali Bunda memiliki suatu penyakit tertentu terkait kekebalan tubuh, maka kecil kemungkinan listeriosis dapat membawa dampak serius bagi kesehatan Anda. Meski begitu, apabila tidak ditangani dengan benar, maka infeksi yang terjadi dapat mempengaruhi perkembangan janin.

Listeria menginfeksi plasenta, cairan ketuban, serta dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir dalam keadaan sudah meninggal. Meski bayi-bayi yang terinfeksi Listeria dapat bertahan hidup, masih ada kemungkinan mereka akan lahir secara prematur. Ada yang terlahir dalam keadaan sakit parah atau mendadak sakit sesaat setelah dilahirkan. Biasanya mereka mengidap masalah seperti infeksi darah, kesulitan bernafas, demam, luka-luka pada kulit, lesi pada beberapa organ, serta infeksi pada sistem saraf pusat seperti meningitis.

Ada pula kasus di mana bayi yang baru lahir terlihat sehat awalnya dan baru menampakkan gejala infeksi (biasanya meningitis) seminggu atau bahkan beberapa minggu pasca persalinan. Peristiwa yang disebut dengan "late-onset listeriosis" ini kemunginan besar terjadi karena bayi terinfeksi selama persalinan dan kehamilan. Pasalnya, wanita hamil yang terinfeksi Lasteria bisa jadi memiliki banyak sekali bakteri yang berkumpul di mulut rahim, vagina, saluran cerna, atau (meski jarang terjadi) bayi terinfeksi Listeria dari transmisi lain yang bukan bersumber pada sang Bunda. Sayangnya, bayi-bayi yang terinfeksi bakteri ini kebanyakan akan meninggal atau mengalami dampak kesehatan jangka panjang.

Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang terserang listeriosis?

Kabar buruknya, Anda mungkin tidak tahu apakah diri sendiri atau orang lain sedang terinfeksi listeriosis. Pasalnya, tidak ada gejala yang jelas menandakan penyakit ini. Memang benar beberapa orang yang terinfeksi mungkin akan menderita demam, menggigil, rasa nyeri, sakit kepala, sakit punggung, sampai gejala gastrointestinal. Namun, gejala-gejala di atas sering kali dianggap sebagai gejala penyakit biasa yang umumnya tidak ditanggapi dengan serius oleh para Ibu hamil.

Ada pula yang mengalami serangan infeksi pada sistem saraf pusatnya. Kalau ini terjadi, maka Anda akan sedikit banyak merasakan sakit serta muncul gejala seperti sakit kepala berat, leher terasa kaku, merasa bingung/kacau, pusing, serta kepala rasanya seperti mau pecah.

Kalau Anda merasakan gejala-gejala di atas, maka segera periksakan diri ke dokter ya, Bun. Sakit pada bagian perut biasanya muncul setelah 48 jam terinfeksi bakteri Listeria, namun gejalanya bisa juga muncul setelah 2 sampai 6 minggu pasca terinfeksi. Anda perlu melakukan pengecekan darah untuk melihat apakah gejala penyakit yang Anda alami ada hubungannya dengan listeriosis.

Bagaimana cara pengobatan listeriosis?

Pertama-tama, Anda akan diberikan antibiotik IV untuk mengatasi infeksi serta sedikit banyak membantu melindungi janin. Pengecekan dengan ultrasound juga akan dilakukan untuk melihat lebih jauh tingkat keseriusan infeksi serta bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan si kecil dalam kandungan.

Bagaimana cara agar terhindar dari bahaya infeksi?

Berikut adalah beberapa panduan bagi Bunda agar terhindar dari serangan bakteri penyebab listeriosis:

  • Selalu masak semua daging, ikan, dan unggas sampai benar-benar matang menyeluruh. Bila perlu, gunakan termometer makanan untuk mengetes suhu internal daging. Kebanyakan daging harus dimasak denga suhu 160 derajat Fahrenheit (atau 180 derajat Fahrenheit untuk seluruh bagian paha unggas). Kalau Bunda tidak mengukur dengan temperatur, maka pastikan daging tersebut matang sempurna sampai warnanya tidak lagi merah muda di bagian tengah. Begitu pun dengan ikan, Bunda harus memasaknya sampai warna daging di bagian tengahnya berwarna kusam. Selain itu, hindari kebiasaan mencicipi makanan sebelum makanan tersebut selesai dimasak.
  • Panaskan sisa makanan secara menyeluruh. Bakteri listeria ternyata masih dapat mengontaminasi makanan yang sudah dimasak atau selesai diproses. Bahkan, bakteri ini dapat bertahan hidup dan terus berkembang meski berada di dalam lemari es. Oleh karena itu, jangan lupa untuk menghangatkan kembali sisa makanan pada suhu 165 derajat Fahrenheit sampai mengepul panas. Jika Bunda menggunakan microwave, maka tutuplah makanan tersebut (bisa juga menggunakan plastik khusus microwave) untuk menahan kelembaban serta memberikan panas yang lebih merata. Usai dipanaskan, diamkan dulu makanan dalam microwave selama beberapa saat.
  • Hindari mengonsumsi susu mentah yang tidak melalui proses pasteurisasi. Itu berarti termasuk susu sapi, susu kambing, serta makanan yang terbuat darinya. Bunda juga sebaiknya berhenti mengonsumsi keju lunak seperti feta, Brie, Camembert atau keju khas Meksiko seperti queso blanco, queso fresco, dan panela, tentunya kecuali pada kemasan produk keju tersebut ada label yang dengan jelas menyatakan bahwa produknya terbuat dari susu pasteurisasi . Keju cottage, ricotta, krim keju, keju olahan, dan keju keras (seperti cheddar dan Parmesan) umumnya dianggap aman, begitu pula dengan produk susu olahan seperti yoghurt dan buttermilk. Tetapi untuk lebih amannya lagi, sebaiknya Bunda lebih teliti dalam membaca label pada semua produk susu untuk memastikan mereka dibuat dengan susu pasteurisasi.
  • Cuci semua bahan makanan! Cucilah sampai benar-benar bersih semua bahan makanan Anda, termasuk mengupas buah dan sayuran sebelum dimakan.
  • Hindari kecambah! Kalau selama ini Bunda gemar mengonsumsi kecambah mentah, maka berhentilah sejenak dari kegemaran tersebut setidaknya sampai si kecil lahir ke dunia ini.
  • Jangan mengontaminasi makanan yang hendak Anda konsumsi. Maksudnya, Bunda harus lebih cermat dalam memisahkan mana bahan makanan yang belum dicuci, mana daging yang belum dimasak, mana makanan yang sudah siap dikonsumsi. Biasanya sih semua makanan bercampur di dalam lemari es tanpa pengawasan berarti. Jangan lupa juga untuk selalu membersihkan tempat cuci piring, talenan, piring, segala peralatan makan, serta tangan Anda dengan air sabun panas.
  • Cuci spons serta peralatan cuci piring lainnya dengan teratur. Satu hal yang sering para wanita lupakan adalah spons itu bisa menjadi 'pelabuhan' bagi bakteri. Oleh karena itu, biasakanlah mencuci atau merendam spons dalam air panas.
  • Jangan menyimpan makanan terlalu lama. Lebih baik Bunda memasak untuk porsi sekali makan, jadi tidak akan ada banyak sisa makanan. Meski tanggal kadaluwarsanya masih jauh, biasakan menghabiskan makanan secepatnya (terutama makanan kalengan) setelah kemasannya dibuka.
  • Lemari es memang dapat membantu mematikan bakteri, namun ada kalanya suatu bakteri terlampau 'canggih' untuk dimusnahkan. Nah, listeria ini termasuk dalam organisme yang masih dapat bertahan bahkan terus berkembang di temperatur yang dingin. Itulah mengapa Bunda harus selalu menghangatkan sisa makanan sampai mengepul panas sebelum dimakan lagi. Oh iya, jangan lupa rajin-rajin membersihkan isi lemari es juga ya, Bun!

(Yusrina)